sejak kejadian kemarin aku bertekat untuk mempelajari ilmu bela diri, aku berjalan menuju ruang latihan candis, kebetulan sekali dia tidak ada disana.
"Kebetulan sekali dia tidak ada,tapi siapa yang akan mengajarkan ku ya,
ah... belajar sendiri sajalah mungkin ini yang aku mulai dengan memanah, ya... aku sudah lama ingin memanah," gumaku.
aku pun mengambil busur dan anak panah tampa berpikir panjang lagi, aku pun mencobanya,
OMG... susah banget , aku pikir semudah yang ada dibayangan ku ternyata sangat sulit setiap bidikan ku ada yang sampai tapi tidak kena sasaran malah keluar, dan ada juga yang terjatuh kelantai beberapa kali.
"em... kok susah ya, menyebalkan sekali." geramku mengambil anak panah.
"apa yang dia lakukan disini, ini kan ruangan pribadiku, kenapa anak panah ini berhamburan dilantai, apa ini ulah dia" guma candis dalam hati melihat ku membanting panah, dan berjalan mendekatiku.
"dia kelihatanya sangat kesal apa karena tidak dapat membidik tepat sasaran" guma candis dalam hati, berjalan mendekatiku.
"loh kok kenapa perasaan ku tidak enak, seperti ada yang datang mendekat, ah...." aku memalingkan muka melihat ke belakang, saat aku melihat kebelakang, sontak aku terkejut melihat candia yang berada dibelakangku.
candis mendekat dan menepel denganku, tangannya juga memegang busur yang ada tangan ku lalu anak panahnya juga, candis seperti mau mengajarkan aku memanah.
"jangan bengong melihat aku terus, lihat lah kedepan" ucap candis dengan muka datar.
"oh... no... kok dekat begini ya" gumaku dalam hati gelisah.
"kau harus menegepkan badanmu, tangan yang memegang anak panah diluruskan, kepalamu tegapkan, lalu bidik" candis mengajarkan aku memanah.
syuttt... tak... tepat sasaran
"wah... hebat, apa aku bisa seperti ini juga" teriaku heboh melihat bidika nya tepat sasaran.
"kalau kau mendengara kata kata ku tadi, dan mengingatnya aku yakin kamu pasti bisa, cobalah" candis menyuruhku mencobanya lagi.
akupun mencoba untuk melakukannya dan membidiknya ternyata bisa walaupun masih belum tepat sasaran.
plok...plok.. suara tepuk tangan
aku hampir lupa kalau dia masih disampingku
perasaanku cangung sekali.
sedangkan ditempat lain
"Ayah, aku mendapat kabar bahwa ada kekuatan mistirius dikerajaan kegelapan" lapor zaka anknya raja iblis.
"em... ternyata kekuatan itu sudah muncul , sepertinya kekuatan ini menariku untuk memilikinya" ucap raja iblis, dengan suara yang garau.
"tapi kelihatanya raja kegelapan melindungi dia, dan bahkan kerajaanya saja susah untuk dimasuki" ucap zaka.
"oh. .. kalau begitu kita pakai rencana ini" raja iblis tersenyum mistis melihat zaka.
"Aku paham maksud ayah" zaka mengetahui pandangan dan senyuman ayahnya itu.
sedangkan ditempat lain
"em... kelihatanya kasturi sangat dekat dengan raja kegelapan itu, apa sebenarnya ada hubungan antara mereka ya!, ah... kenapa aku ini, ingat pada misi" wanis menyamar sebagai pengawal dan mengintip kami disela pintu.
tiba tiba
"yo... ketahuan, kamu lagi ngapa ngintip ngintip begitu, apa yang kamu intip" ucap pengawal yua yang tiba tiba datang dan ikut melihat juga.
"oh... tuan dengan nona ya, perasaan gosip mereka tersebar luas dan masih hangat untuk dibicarakan, para pelayan disini suka mengosipi mereka berdua" ucap pengawal kasi yang ikut melihat juga.
"jadi jangan heran lagi" ucap yue
" ternyata begitu ya aku sudah salah sangka" wanis mengaruk garuk kepalanya.
amoo yang mengintai dari jarak yang sangat jauh.
"ternyata dia mengawasi tuan dan nona, ternyata begitu" guma amoo dalam hati
malam pun tiba
"hah... hari ini begitu melelahkan,
Hem... Dibalik dinding ini ada apa ya," gumaku penasaran.
"coba saja aku bisa melihat dibalik dinding yang begitu besar ini," guam ku mengayunkan tangan dan....
sreiiii.... dindingnya menjadi tersparan,
"hah... amazing..." aku terkejut, dan merasa tidak percaya dengan yang ku lakukan.
"aku mungkin terlalu lelah makanya jadi seperti ini" aku membiarkan dinding itu, dan berjalan menuju tempat tidur lalu baring diatas tempat tidaur
"huh.... lelahnya"
tak lama aku pun tertidur dengan pulas, aku tak tau lagi apa apa saja yang terjadi disekitarku
"em... ayah... jangan... pergi..." igauku
bolak balik badan karena tidak nyaman tidur.
"hah... ngantuknya, hey kau dengar baru baru ini"
ucap pengawal.
"baru baru ini apa?" tanya pengawal disebelahnya penasaran
"katanya tuan lagi dekat sama nona"
"hah... itu mah sudah basi, yang baru baru ini lebih seru lagi"
"apa seru lagi" penasaran
" tuan mengajarkan nona memanah lo ".
Gosip gosup para pengawal mengenai tuanya dan nona.
"benarkah, wah wah sepertinya ini...." perkataan pengawal yang dipotong.
"seperti ini apa?" candis tiba tiba datang.
suasna berubah menjadi dingin.
"eh... tuan tidak ada apa apa tuan!" ucap salah pengawal dengan ketekutan
"benar tuan tidak ada apa apa" sahut teman pengawal disebelahnya
Candis mengankat alis
"kalau begitu buka pintunya" dengan suara yang dingin seperti menusuk ketulang.
"baik tuan" tubuh itu pengawal gematar.
mereka pun membuka kan pintu kamar ku dan candis masuk.
"tuh kan tuan datang lagi, jangan jangan..."
"huss... nanti tuan mendengar lagi kita bisa kena masalah"
Para pengawal itu masih tetap mengosip.
"apakah ia sudah bangun" tanya candis kepada pelayan yang berada diaitu
"belum tuan kami sudah membangunkannya tapi nona tidak bangun" ucap salah satu daru pelayan.
"oh... begitu."
"ternyata dia kelelahan apa, ya sepertinya akan sulit untuk membangunkannya" guma candis dalam hati.
"kalian pergi tingalkan temapt ini, dan siapkan saja air mandinya" perintah candis
"baik tuan" para pelayan pun keluar.
***
hemm... seperti apa ya candis, membangun kan ku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments