CH 14

Seminggu telah berlalu, Kekaisaran Běi kini terlihat sangat ramai.

Berbagai pengunjung dari luar memenuhi semua penginapan yang ada di Pusat Kota Kekaisaran.

Tentu mereka penasaran seperti apa Pil Kelas 7 itu, apalagi pemberitahuan disurat waktu itu tidak menjelaskan bahwa Pil Kelas 7 adalah Pil jenis apa.

Anggota Kerajaan dari tiap Kekaisaran sendiri menginap di Kerajaan Běi.

Beruntungnya Dong Fang karna tidak ada Putri Xī yang akan mengganggunya saat ini, tapi walaupun Putri Xī ada juga dia tidak akan peduli pada Putri manja itu.

Namun, setidaknya dia semakin leluasa mendekati Putri Feng Mei, yah walaupun dia terus diabaikan.

Seperti saat ini, mereka berdua tengah duduk di Gazebo belakang Kerajaan.

Sebenarnya Putri Feng Mei tidak ingin menemaninya, tetapi karna itu permintaan sang ayah membuatnya terpaksa melakukannya.

"Kau berencana untuk masuk di perguruan mana?" Tanya Dong Fang memecahkan keheningan

"Bukan urusanmu".

"Aku akan ada di Perguruan Langit Cerah".

"Aku tidak peduli".

"Kau tau..."

"Sama sekali tidak".

Dong Fang hanya tersenyum, setiap mendengar jawaban acuh dari gadis dihadapannya ini.

"Semakin kau bersikap seperti ini, semakin pula aku menyukai mu". Ucap Dong Fang jujur dengan senyum yang terus terpatri pada bibirnya.

Feng Mei memutar bola matanya dan dengan malas dia menjawab, "tetapi aku tidak".

"Bisakah aku kembali ke Paviliun?" Tanya Feng Mei yang sudah mulai merasa bosan.

"Kau berbicara dengan ku?" Tanya Dong Fang kembali yang membuat Feng Mei kesal.

Dong Fang terus menatap wajah kesal Feng Mei dengan lekat, sepertinya dia suka melihat wajah Feng Mei yang sedang kesal.

"Melihat wajah ku sedari tadi, apakah kau tidak bosan?" Tanya Feng Mei yang semakin kesal.

Dong Fang dengan cepat berkata, "Tidak..". Dia benar-benar menikmati pemandangan itu rupanya.

Ingin sekali rasanya untuk memukul pria di hadapannya itu, tetapi tiba-tiba sebuah ide menghapiri kepalanya, "Benarkah?". Tanyanya dan hanya di tanggapi dengan senyuman Dong Fang.

Feng Mei hanya mengangguk kepalanya mengerti, kemudian dia berdiri dengan tangan menahan meja sebagai penyanggah, dia mendekatkan wajahnya tepat dihadapan wajah Dong Fang.

Bisa dirasakan deru napas mereka masing-masing, netra mata yang begitu tenang, kini saling beradu.

"Begini lebih baik bukan?" Ucap Feng Mei dengan senyum manis terpatri dibibirnya.

Oh tidak, Dong Fang benar-benar kalang kabut sekarang, senyuman gadis itu membuat jantungnya tiba-tiba berpacu dengan cepat, dia sama tidak mengerti dengan jalan pikiran gadis dihadapannya itu.

Tatapannya kini berubah menjadi tatapan yang cukup rumit, dan Feng Mei bisa melihat itu dengan jelas.

Pikiran Dong Fang melayang-layang, dengan segera dia memalingkan wajahnya, Ah.. dia takut tidak bisa mengontrol dirinya lebih jauh lagi.

"Pffffff,, ha ha ha ha." Tawa Feng Mei pecah saat melihat wajah khawatir Dong Fang.

Dia cukup mengerti melihat wajah milik Dong Fang, dia adalah gadis yang cukup peka.

Dong Fang kembali mengubah raut wajahnya menjadi datar, dia menatap Feng Mei yang tengah tertawa dihadapannya itu, dia sedikit tertegun melihat gadis yang sangat sulit ditaklukannya itu tertawa.

Feng Mei segera berhenti tertawa saat mengetahui dirinya kini ditatap dengan tatapan yang emm....

Sulit dijelaskan membuatnya merasa bersalah pada pria dihadapannya itu.

"Jangan melihatku seperti itu, aku akan memasak makanan untukmu sebagai ucapan maaf ku". Ucapnya tulus.

Dong Fang mengangguk dengan antusias mendengar ucapan Feng Mei, sungguh dia sangat senang.

***

Zora telah memasuki Gua yang ada di balik air terjun, dengan bantuan Hongling.

Satu minggu ini Zora benar-benar mengahabiskan waktunya bersama dengan Binatang-binatang Buas yang ada di hutan itu.

Keadaan Mo Xiû sendiri telah membaik dengan sempurna setelah meminum pil yang kedua kalinya.

Zora kini tengah duduk bersila disebuah batu yang cukup besar.

Di sebelah Zora terdapat sebuah pedang berwarna Putih seputih salju.

Awalnya Zora cukup terkejut melihat Pedang itu, hanya sesaat kemudian dia tidak lagi memperdulikannya.

'Itu bukan miliknya, jadi untuk apa dia peduli', pikirnya.

Zora mengingat kembali setiap penjelasan yang diberikan oleh Hongling.

Dia juga mengikuti setiap prosedur yang dia ingat.

...

Betapa terkejutnya Zora saat dia membuka matanya.

Dapat dia lihat berbagai bangunan seperti mansion-mansion yang berjejer rapi dengan nuansa kuno yang sangat indah, itu adalah bangunan terindah yang pernah dilihatnya.

Tidak hanya itu saja, ada tiga kolam beberbeda warna dengan air terjun dan berbagai tanaman herbal yang usia nya kira-kira sudah mencapai 10.000 tahun.

Ada juga beberapa tanaman buah-buahan, seperti Anggur, Apel, Mangga, Cerry, Pir, Strobery dan Jeruk

Sungguh, ini adalah definisi surga sesungguhnya.

Zora mulai menjelajahi Mansionnya dari ujung Kanan kekiri.

Mansionnya yang pertama memikili beberapa lagi ruangan yang kelihatannya lumayan besar.

Disetiap plakat ruangan itu menuliskan nama yang berbeda-beda, seperti:

Ruangan Koin

Ruangan Inti Spirit

Ruangan Batu Spirit Kristal

Ruangan Senjata

Ruangan Pil

Zora mengecek masing-masing ruangan tersebut, dari semua ruangan itu hanya ada satu ruangan yang terisi penuh yaitu, Ruang Senjata.

Setelah melihat semuanya Zora kembali ke Ruangan awal, yang adalah Ruangan Koin.

Dia mengeluarkan koin emas yang ada pada Cincin Ruangnya itu, membiarkan koin emasnya itu ada pada tempatnya dan menyisakan 1jt koin emas di Cincinnya untuk berjaga-jaga.

Kini menjadi 2 Ruangan yang sudah terisi, tinggal lainnya saja yang perlu dia kerja keras untuk mengisinya.

Dia pun pergi ke Mansion berikutnya.

Mansion ini merupakan perpustakaan yang memiliki 3 lantai, Lantai Pertama berisikan buku-buku pengetahuan dasar hingga tinggi, Lantai kedua berisikan Buku-buku tentang pelatihan Formasi, Sihir dan Jurus tingkat rendah - tingkat tinggi, sedangkan Lantai ketiga sama seperti dilantai dua tetapi juga terdapat Artefak, hanya saja tingkatannya sudah sangat jauh/tingkat selanjutnya.

Mansion berikutnya terlihat seperti lapangan lantai sangat luas, dan tidak ada ruangan satupun didalam Mansion itu, 'mungkin itu tempat untuk latihan', pikir Zora kemudian beralih ke Mansion yang terakhir.

Zora sedikit terkejut dan kagum saat memasuki Mansion itu.

Segala sesuatu yang berada didalam ruangan itu ditata dengan sangat rapi dan baik. Mansion itu memiliki 2 lantai.

Lantai pertama ada Ruang tamu yang diisi dengan kursi dan meja kayu dengan ukiran naga dan phoenix yang berdampingan.

Ada juga dapur yang sepertinya dibuat khusus dan juga ruang makan.

Sama seperti tata letak ruangan dikehidupan sebelumnya, hanya saja yang membedakannya adalah tidak adanya teknologi dan hanya ada nuansa kuno yang sangat kental.

Dia segera menuju ke lantai dua untuk melihat lebih lanjut, ada empat ruang kamar dengan ukuran yang sama, tetapi memiliki warna dan nuansa yang berbeda-beda. Dan dia memilih salah satu Ruangan yang bernuansa gold untuk dijadikan ruang pribadinya saat ini dan seterusnya.

Selesai dengan Room Tournya, Zora pergi ke kolam bisa dilihatnya air yang sangat jernih dan bersih, dia memutuskan untuk berendam di ruangan itu.

30 menit dia berendam, akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke kamarnya,  semua kotoran yang ada pada tubuhnya dipaksa keluar begitu saja, membuat kulitnya bertambah putih dan halus.

Dia memutuskan untuk beristirahat hari ini, dan akan melakukan pelatihan nerakanya mulai besok.

Terpopuler

Comments

Septi Verawati

Septi Verawati

👍👍👍💪💪

2022-08-10

1

Risma Farna

Risma Farna

Mestinya pake kata paviliun atau kediaman kn ini latar belakang zaman kuno blom mengenal apa itu mansion... Tpi yah terserah authorlh... Z ma baca aja... Hanya memberi saran ya.... 🙏🙏🙏🙏

2022-06-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!