CH 05

Walaupun pria dihadapannya itu terlihat sangat sempurna, Gadis itu sama sekali tak memperdulikannya. Selama dia hidup didunianya yang sebelumnya dia selalu dikelilingi oleh pria-pria tampan itu sebabnya dia hanya menatap datar pria itu.

"Ada apa? Apakah kau terpana dengan ketampanan ku?" Tanya pria jelmaan Naga itu.

"Yah, kau benar-benar sangat tampan di usia mu yang terbilang tua". Sarkas Gadis itu.

"Berbicara dengan mu hanya membuat ku dengan cepat bertemu dengan Raja Yama, menjengkelkan sekali". Ujar pria itu kesal.

"Sudahlah kemari, dan makanlah nanti ikannya dingin".

"Hm".

Mereka pun memakan ikan-ikan tersebut dalam diam. Ada begitu banyak sekali pertanyaan di kepala pria jelmaan Naga itu.

"Aku sudah selesai, aku pergi membersihkan diri dulu". Ujar Gadis itu pergi tanpa menunggu balasan dari pria tersebut.

...

Selesai membersihkan dirinya, Gadis itu kembali ke sisi pria tersebut sambil menambah beberapa ranting kayu ke api yang sudah mulai redup, sedang pria yang berada disisinya tidak menyadarinya sama sekali sebab masih bergelud dengan pikirannya.

"Apa yang sedang kau pikirkan pria tua". Tanya Gadis itu.

Mendengar nama panggilan baru untuknya membuat pria itu bedecih kesal.

"He he.." Cengiran Gadis itu tanpa wajah yang bersalah. "Lalu apa yang sedang kau pikirkan? Lihatlah ada begitu banyak sekali kerutan dikeningmu, dan oh.. Siapa nama mu?".

Pria itu menatap Gadis disebelahnya dengan tatapan rumit, lama dia menatap manik Gadis tersebut hingga dia menghela nafasnya kasar dan kemudian mengalihkan atensinya memandang kosong api didepannya sambil menggeleng pelan kepalanya kemudian menjawab, "Tidak ada.. Dan kau bertanya nama ku tanpa memperkenalkan dirimu terlebih dahulu, apa kau lebih suka dipanggil sebagai Gadis Kecil".

"Ah.. maaf, nama ku...."

'Bahkan nama dari pemilik tubuh asli ini juga aku tidak tahu? Betapa menyedikan'.? Batinnya

"Namaku Zhou Rong An, panggil saja aku Zora". Ujarnya.

"Zhou Rong An, tapi kenapa dipanggil Zora?". Tanya pria itu binggung.

"Itu karna aku mepersingkat namaku, tapi terserah kau saja mau panggil aku dengan sebutan apa". Jawabnya santai.

"Baiklah An An, namaku Hongling". Ujarnya memperkenalkan dirinya.

Zora mengangkat sebelah alisnya saat mendengar namanya disebut seperti itu membuatnya merasa aneh.

"An An?". Tanya Zora dengan wajah datarnya.

"Iya. Bukankan kau yang memintaku untuk memanggil mu dengan sebutan apa saja, jadi mulai hari ini aku akan memanggilmu An An kecil".

"Terserah dirimu sajalah Ling Tua". Jawab Zora

"Hei.. Bisakah kau menyaring kembali ucapamu itu, lihat lah diriku apa aku terlihat setua itu?" Kesalnya.

"Memang kalau dilihat dari fisikmu tidak terlihat tetapi dari usia tulang mu sendiri mengatakan yang sesungguhnya, seharusnya kau bersyukur karna aku tidak memanggilmu dengan sebutan kakek". Jawab Zora santai sambil menaik turunkan alisnya.

"Cih, bukankah itu sama saja".

"Ha ha ha ha.." Tawa Zora pecah saat melihat wajah tak mengenakan pria dihadapannya itu.

Dia tidak pernah merasa sebaik ini dari kehidupan sebelumnya. Ini adalah pertama kali baginya tertawa dengan begitu bebas.

"Baiklah-Baiklah. Aku penasaran, aku sudah cukup lama berada disini tetapi kenapa aku tidak melihat binatang disekitar sini? Yah, walaupun aku hanya berada disekitar sungai ini tapi setidaknya ada beberapa binatang yang seharusnya datang kemari untuk meminum airkan? Tapi ini tidak sama sekali dan yang lebih anehnya lagi aku tidak merasakan keberadaan mereka". Tanya Zora penasaran.

Tentu saja Zora sangat penasaran dengan hal tersebut, sebab selama dia berjalan masuki kedalaman hutan dia tidak menemukan Binatang yang berkeliaran barang satupun, awalnya dia mengira bahwa semua itu disebabkan oleh Hongling tetapi dia menepis kembali pikirannya itu dikarenakan Hongling baru menunjukan dirinya pagi tadi.

Lalu kemana semua Binatang-Binatang tersebut?

"Mungkin mereka masih bersembunyi akibat dari badai yang terjadi beberapa hari yang lalu". Jawab Hongling

"Badai apa yang dapat membuat semua binatang ketakutan seperti itu?"

"Kau juga tidak mengetahui hal tersebut?" Tanya Hongling kembali.

Zora hanya menggeleng kepalanya sambil berkata, "Mungkin, saat badai itu terjadi aku sedang tidak sadarkan diri jadi aku tidak tahu apapun tentang itu".

Hongling hanya menganggukan kepalanya mengerti kemudian berkata, "Itu merupakan badai petir yang sangat dasyat".

"Badai petir? Apakah ada seseorang yang menerima babtis kenaikan?"

"Tidak! Sebab Badai tersebut tidak terjadi di satu tempat saja melainkan terjadi pada semua Benua".

"Semengerikan itukah Badainya sehingga membuat semua Binatang mengurung diri hingga beberapa hari".

"Ya. Sebab Badai petir itu bukan merupakan Badai Petir biasa".

"Bagaimana kau bisa mengetahui bahwa Badai Petir itu bukan Badai Petir biasa? Bukankah kau berada dikedalaman air?" Tanya Zora penasaran.

"Aku memang berada dikedalaman air, tetapi aura yang dipancarkan oleh Badai Petir tersebut masih bisa kurasakan dan itu sangat mengerikan". Jawab Hongling bergidik ngerih mengingat Aura yang dipancarkan oleh Badai Petir.

"Sepertinya akan ada kejadian besar yang akan menanti dikemudian hari". Ujar Zora menyimpulkan.

"Aku setuju dengan ucapanmu itu". Ucap Hongling setuju

Setelah percakapan itu kesunyian kembali menyapa mereka. Malam semakin larut, Zora terus menerus menambahkan beberapa ranting kayu untuk menahan api agar tidak mati, dia juga mengahangatkan tubuhnya dengan kekuatan api miliknya.

Hingga beberapa saat kemudian Hongling pun memecahkan kesunyian dengan melontarkan pertanyaan pada Zora. "Apakah kau tidak tidur?".

Medengar pertanyaan yang dilontarkan untuknya, dia hanya menjawab dengan gelengan kepalanya.

"Kenapa? Kau juga tidak tidur kemarin. Tidurlah aku akan menjagamu disini". Ujar Hongling.

Zora hanya tersenyum lembut setelah mendengar ucapan tulus dari pria di hadapannya itu, entalah padahal dia selalu membuat pria itu kesal tetapi pria itu tetap baik kepadanya.

"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa".

"Sudah terbiasa yah, hmm.. pantas saja pertumbuhan mu lambat". Ujar Hongling menatap tubuh Zora sambil mengangguk-angukkan kepalanya.

Hal itu sukses membuat Zora kesal, baru saja tadi dia merasa haru dengan sikap baik pria itu. Tetapi sekarang dia menyesal karna merasa terharu.

Dengan segera dia menutup dadanya dengan tangan kecilnya itu sambil menatap dingin pria dihadapannya kemudian berkata dengan kesalnya, "Itu tidak ada hubungannya dengan pertumbuhanku, usia ku baru 9 tahun jadi wajar saja tubuhku kecil".

"Ha ha ha ha.. Baiklah An An kecil terserah dirimu saja".

Zora tidak lagi menjawabnya tetapi terus menerus mengupatnya dalam hati, semua kata-kata yang tidak mengenakan dia keluarkan walaupun hanya dirinya sendiri yang mendengarnya, rasa kesalnya membuatnya ingin sekali membunuh seseorang.

Merasa ada yang aneh dengan sekitaran membuat Zora berhenti mengumpat lalu mengalihkan atensinya kesana kemari.

"Ada apa?" Tanya Hongling melihat tingkah aneh Zora.

"Tidak ada, hanya saja sepertinya Kabut Racun Hutan ini semakin menebal". Ujarnya.

"Oh.." Ucap Hongling menanggapi, tapi sedetik kemudian, "Ehhhhh..." Teriaknya.

"Kenapa kau jadi begini?" Tanya Zora

"Tentu saja karna dirimu". Ketusnya.

"Kenapa saya?" Tanya Zora lagi.

"Tentu saja, Kabut Racun ini sangat berbahaya tetapi kau tidak kenapa-kenapa, bukankah itu aneh? Kau bahkan tau kalau ini merupakan Kabut Racun".

"Orang bodoh manapun juga akan tahu kalau ini merupakan Racun Kabut hanya dengan sekali lihat". Kesal Zora.

"He he he...: cengirnya tanpa dosa. "Lalu, bagaimana An An Kecil tidak terpengaruh dari Racun Kabut ini?".

"Aku tidak tahu". Jawab Zora sambil mengangkat kedua bahunya.

"Kau ini sebenarnya siapa An An Kecil". Tanya Hongling kembali.

Namun jawaban Zora membuat rasa penasarannya bertambah dan sedikit kesal.

"Sudah ku katakan tadi, kalau aku hanya seorang Gadis Kecil yang tersesat".

"Baiklah, tetapi bagaimana dengan Api ini?". Tanya Hongling menunjuk Api yang menyala didepannya itu.

"Bukankah itu salah satu Kekuatan Elemen". Jawab Zora polos.

Mendengar itu Hongling hanya menepuk keningnya pelan. "An An Kecil, bagaimana bisa kau samakan Elemen api biasa dengan Api Surgawi ini?".

"Api Surgawi? Apa itu artinya ini bukan merupakan Kekuatan Elemen?". Ujar Zora bingung.

"Tentu saja bukan An An Kecil, Api milikmu ini merupakan jenis Api Surgawi sedangkan jenis Kekuatan Elemen Api itu menghasilkan Api biasa pada umumnya". Jelasnya dengan sabar.

"Apakah jenis Api Surgawi ini sangat kuat?"

"Tentu saja, dua kali lipat dari pada Kekuatan Elemen Api". Jawab Hongling

Zora hanya mengangguk-angguk tanda mengerti.

'Ternyata kekuatan yang aku miliki sangat luar biasa'. Batinnya.

"Ada berapa banyak rahasia yang ada pada dirimu". Ujar Hongling ketus.

"Rahasia apa?".

"Lihatlah pada pergelangan tangan kananmu itu". Ucapnya

Zora dengan segera mengangkat tangan kanannya, betapa terkejutnya dia saat melihat tatto nya itu, dia memang memiliki beberapa tatto saat dia berada di kehidupan sebelumnya. Tapi, bukankah itu sangat tidak mungkin? Bagaimana bisa tattonya juga mengikutinya kekehidupan ini? Masalahnya ini bukan merupakan tubuhnya..

[Gambar tattonya, anggap aja itu gambarnya berada dipergelangan tanggannya]

Dengan segera dia mengembalikan wajah terkejutnya itu, kemudian mengalihkan tatapannya pada Hongling, lalu berkata dengan kosong, "Bukankah ini hanya gambar biasa". Jawaban itu membuat Hongling menjadi kesal

Takkk...

"Ahhhh, apa yang kau lakukan?". Ringisnya kesakitan sebab keningnya disentil oleh Hongling.

"Kau memang benar-benar, bagaimana kau bisa mengatakan kalau itu gambar biasa sedangkan itu sendiri merupakan Ruang Dimensi milikmu".

"Ruang Dimensi?"

"Jangan bilang kau juga tidak tahu hal seperti ini? Kau sebenarnya dikurung digubuk mana?" Tanya Hongling sambil mengusap kasar wajahnya.

Zora hanya menggeleng kemudian bertanya, "Bukankah Ruang Dimensi seseorang itu biasanya berada di Kalung atau Gelang Giok?"

"Yang kau katakan itu memang benar, tetapi berbeda dengan kasus mu ini, sebab Ruang Dimensi yang kamu miliki ini merupakan Ruang Dimensi yang sangat spesial".

"Spesial bagaimana?"

"Kau masuk saja kedalam Ruang Dimensi mu itu biar kau tahu betapa spesialnya Ruang Dimensi milikmu".

"Bagaimana caranya?"

"Cukup menyentuhnya dengan tangan kirimu itu lalu tutup matamu dan rasakan keberadaannya".

"Baiklah, akan kucoba nanti". Jawab Zora

"Kau tidak mau mencobanya sekarang?" Tanya Hongling.

"Tidak".

"Tapi malam semakin larut, kau masuklah kedalam biar bisa istirahat didalam". Ujar Hongling.

"Aku disini saja, lagi pula ada dirimu disini dan besok pagi juga aku harus menyulingkan beberapa pil untukmu". Ujar Zora sambil mendaratkan kepalanya pada paha Hongling tanpa malu.

Melihat itu, Hongling hanya tersenyum lembut sambil mengelus pelan kepala milik Zora. Jika ada yang melihat kelakuan mereka, mungkin orang-orang tersebut akan mengira bahwa mereka berdua merupakan kakak beradik.

"Bukankah menyuling pil membutuhkan Kekuatan Jiwa yang cukup? Serta basis kultuvasi juga harus lumayan tinggi, sedangkan dirimu bukan hanya tidak memiliki Basis Kultuvasi tetapi juga Kekuatan Jiwa. Bagaimana kamu akan melakukannya?" Tanya Hongling lembut.

Zora tentu juga tahu akan hal tersebut. "Seperti yang kau katakan, kasusnya akan berbeda jika itu adalah aku, selamat malam". Jawab Zora sambil memejamkan matanya.

"Selamat malam". Balas Hongling dengan sedikit linglung.

Dia akan kembali bertanya, tetapi melihat Zora yang telah memejamkan matanya, dia akhirnya menelan kembali kata-katanya.

Terpopuler

Comments

Septi Verawati

Septi Verawati

mantap 😎👍💪

2022-08-10

1

Alea_Zee ♈

Alea_Zee ♈

seru ..

2022-06-23

1

Risma Farna

Risma Farna

Part ini Z ketawa2... Merasa lucu aja... Ntah readers yg lain

2022-06-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!