Keputusan

"Mas, besok batas waktu untuk kasih jawaban beasiswa kan?" Dita bertanya pada suaminya, memastikan kalau Rendra sudah membuat keputusan.

"Iya," Jawab Rendra sambil tetap mendesain di notebook-nya.

"Mas, sudah ada jawaban belum?"

Rendra menghentikan pekerjaannya. Dia menoleh pada istrinya. "Insya Allah sudah, Sayang."

"Terus, keputusannya?" Dita menatap Rendra meminta jawaban.

Rendra menyimpan pekerjaannya lalu meletakkan notebook di atas meja kerja. Dia bangkit dari duduknya, berjalan mendekati Dita yang duduk di atas ranjang sambil bersandar di headboard. Kemudian dia duduk di samping istrinya.

"Sayang, mau mendukung kan apa pun keputusanku?" tanya Rendra sembari menatap mata Dita dan menggenggam kedua tangan istrinya.

"Iya, Mas," jawab Dita dengan senyum manisnya.

"Sayang, kalau kita enggak jadi tinggal di Jepang enggak apa-apa kan?"

Dita sedikit terkejut mendengar ucapan suaminya, tetapi dia langsung bisa menguasai diri kembali. "Iya, enggak apa-apa, Mas. Kalau setelah Mas melakukan Istikharah itu yang paling baik."

"Maaf ya, Sayang. Tapi aku janji akan ajak Sayang liburan ke sana suatu saat nanti."

"Enggak perlu minta maaf, Mas. Aku kan sudah bilang akan mendukung apa pun keputusan, Mas." Dita memberikan senyum termanisnya.

"Terima kasih, Sayang." Rendra mengecup kedua punggung tangan Dita.

"Nanti kalau aku sudah lulus, aku akan cari beasiswa S2 di sini saja. Atau pakai biaya sendiri. Ada banyak tanggung jawabku di sini, Sayang. Dan, aku enggak bisa meninggalkannya begitu saja. Setidaknya dalam jangka satu atau dua tahun ke depan."

"Iya, Mas. Aku ngerti. Kapan Mas mau ngomong sama Mama?"

"Besok pagi pas kita sarapan."

Dita mengangguk. "Mas juga harus jelaskan alasannya. Jangan sampai mama merasa jadi penghalang Mas untuk kuliah."

"Iya, Sayang. Aku pasti akan menjelaskannya. Besok tolong ingatkan kalau aku lupa." Rendra mengelus kepala istrinya.

"Insya Allah, Mas."

"Sayang, udah ngantuk?" Rendra menyelipkan rambut di telinga Dita.

"Belum begitu. Kenapa, Mas?"

"Tunggu sebentar ya. Aku selesaikan desainku, tinggal sedikit lagi."

"Iya, tapi jangan lama-lama, Mas."

"Enggak lama, cuma lima menit, eh sepuluh menit ya."

"Iya. Udah buruan gih dikerjakan. Aku mau ke kamar mandi dulu."

Rendra segera bangkit dari duduknya. Dia kembali meraih notebook lalu segera menyelesaikan desainnya. Sementara itu Dita ke kamar mandi untuk buang air kecil dan mengambil wudu.

Setelah dari kamar mandi, Dita menghampiri suaminya yang masih asyik di depan notebook.

"Sudah selesai belum, Mas?" Dita melongok pekerjaan suaminya.

"Duduk sini, Sayang." Rendra meraih tangan Dita, lalu mendudukkan istrinya di pangkuannya.

"Mas, ih. Nanti aku malah ganggu. Mas, enggak selesai-selesai." Dita memprotes tindakan suaminya.

"Enggak, Sayang. Ini lihat sudah selesai, tinggal disimpan. Aku kirim email sebentar ke yang pesan."

Dita menyandarkan kepala di leher Rendra sambil melihat suaminya bekerja. Tak lama Rendra mematikan notebook lalu menutupnya.

"Udah selesai, Sayang." Rendra membelai kepala istrinya yang menyandar padanya.

"Ya udah, kita tidur sekarang." Dita mengangkat kepalanya dan hendak berdiri, tetapi Rendra menahannya.

"Give me a kiss first." Rendra menangkup wajah Dita. Pelan-pelan dia menyentuhkan bibirnya pada bibir manis dan kenyal milik istrinya. Dia mengulum dan menyesapnya dengan lembut. Dita pun membalas ciuman suaminya.

Mereka saling menjelajahi bibir dan mulut pasangannya, serta memainkan lidah mereka. Tangan Dita sudah mengacak-acak rambut suaminya, begitu pun tangan Rendra sudah menjelajahi punggung dan dada istrinya. Perlahan bibir Rendra berpindah ke telinga lalu ke leher istrinya.

"Mas," desah Dita. Dia begitu menikmati sentuhan suaminya di setiap sisi tubuhnya. Rasa kantuk yang tadi menyerangnya seketika menghilang, berganti dengan sensasi yang menyenangkan sekaligus melenakan. Yang berhasil membuatnya terbang tinggi ke awang-awang.

"I want you right now, My Love," bisik Rendra sambil menggendong Dita ke atas ranjang. Mereka kembali saling menyentuh sebelum penyatuan mereka. Setelah berganti beberapa posisi, akhirnya mereka meraih kenikmatan surga dunia.

"Thank you, My Love. I Love You," ucap Rendra sambil mengecup kening Dita seperti biasa. Ritual yang dilakukan setiap kali mereka selesai menyatukan diri.

"I love you too, Mas." Dita merangsek ke pelukan Rendra. Mereka kemudian tidur saling berpelukan.

...---oOo---...

"Ma, Rendra sudah memutuskan tidak ambil beasiswa S2 ke Jepang," kata Rendra ketika mereka sekeluarga sarapan bersama.

"Kenapa Ren? Mama enggak mau jadi alasan kamu tidak jadi mengambil beasiswanya. Ini kesempatan bagus dan mungkin tidak akan ada kedua kalinya." Ibu Dewi menatap putra kesayangannya itu.

"Bukan karena Mama. Rendra sudah Istikharah, tapi hasilnya Rendra lebih mantap tidak mengambilnya. S2 di sini juga bagus, Ma. Lagian Rendra juga ada tanggung jawab kafe. Meski bisa dipantau secara online, tapi Rendra belum bisa meninggalkan sepenuhnya. Setidaknya sampai semuanya stabil selama 2 tahun sejak pengembangan terakhir."

"Yah, sayang banget loh, Kak. Kalau aku pasti langsung aku terima," sahut Nisa.

"Iya, Ren, sayang sebenarnya. Tapi kalau memang itu keputusanmu, Kakak hanya bisa mendukungmu." Shasha ikut menimpali.

"Benar, bukan karena Mama?" tanya Ibu Dewi memastikan sambil menatap mata Rendra, mencari kejujuran di sana.

Rendra mengangguk. "Mama sama kuliah Dita memang jadi pertimbangan. Tetapi bukan itu alasan utamanya. Yang jelas, Rendra sudah memikirkan semuanya masak-masak. Istikharah pun sudah Rendra lakukan, dan jawabannya tetap di sini."

"Ya sudah kalau itu keputusanmu. Mama juga hanya bisa mendukung dan mendoakan yang terbaik. Dita enggak apa-apa kan?" Ibu Dewi beralih pada menantunya.

"Enggak apa-apa, Ma. Dari awal Dita juga sudah bilang akan mendukung apa pun keputusan Mas Rendra."

"Mama takut kamu kecewa."

"Enggak, Ma. Insya Allah ini memang jalan yang terbaik untuk kami." Dita tersenyum lebar, meyakinkan mertuanya kalau dia baik-baik saja.

"Yah, aku jadi enggak punya alasan pergi ke Jepang buat nengokin Kak Rendra sama Mbak Dita dong," celetuk Nisa yang membuat semua orang tertawa.

"Nanti kalau ada rezeki kita sekeluarga jalan-jalan ke sana," sahut Ibu Dewi.

"Aamiin. Yeay asyik. Benar ya, Ma." Nisa terlihat antusias dan gembira sekali.

"Insya Allah, kamu juga berdoa semoga kita bisa liburan ke sana sekeluarga sekalian umroh bersama," kata Ibu Dewi pada putri bungsunya itu.

"Siap, Ma." Nisa memberi hormat pada mamanya.

"Kamu tuh Nis, giliran berdoa buat liburan senang banget. Tapi dibangunin buat salat Tahajud susah benar," sindir Shasha.

"Itu karena aku habis lembur mengerjakan tugas, Kak. Lihat deh mulai nanti malam aku pasti rutin salat Tahajud." Nisa membela dirinya.

"Ya karena kamu ada maunya, Nis. Kalau enggak juga pasti kaya kerbau tidurnya."

"Ih, Kak Shasha jahat, masa aku disamain kaya kerbau, Ma." Adu Nisa pada mamanya.

"Sudah-sudah, jangan menggoda adikmu lagi, Sha," tegur Ibu Dewi.

Nisa yang merasa dibela mamanya meledek Shasha dengan menjulurkan lidahnya.

"Nisa, kamu juga harus rutin salat Tahajud. Jangan cuma kalau ada maunya saja. Jangan jadikan lembur mengerjakan tugas sebagai alasan," tutur Ibu Dewi dengan lembut tapi tetap tegas.

"Iya, Ma."

"Tuh, dengar nasihat mama, Nis. Dosa kamu kalau enggak menuruti orang tua." Shasha tersenyum mengejek pada Nisa.

"Iya, Kak."

"Ren, nanti kamu antar Dita saja atau ada kuliah?" tanya Ibu Dewi pada Rendra.

"Enggak ada kuliah sih, Ma. Tapi ketemu dosen yang menawarkan beasiswa. Nanti sekalian juga mau bimbingan skripsi. Pulangnya nanti tunggu Dita," jawab Rendra.

"Aku sampai siang loh, Mas. Enggak kelamaan nunggunya?" sela Dita.

"Aku kan bisa ke perpustakaan, Sayang. Sambil cari buku referensi lagi."

"Sudah sampai bab berapa Ren?" tanya Shasha.

"Bab 4, Kak. Mudah-mudahan bulan depan bisa selesai."

"Aamiin," ucap mereka semua.

"Tapi kalau mau sidang harus nunggu nilai ujian akhir semester keluar. Kamu kan masih ambil mata kuliah." Shasha mengernyit.

"Iya, Kak. Tapi kan aku lebih tenang kalau udah selesai, nanti tinggal persiapan sidangnya saja. Aku jadi bisa fokus ke yang lain."

"Mama doakan semua urusan kalian dilancarkan dan diberikan hasil yang terbaik, aamiin."

"Aamiin."

...---oOo---...

Jogja, 250521 11.05

Maaf telat up 🙏 Semalam sudah mengetik sampai ketiduran dengan hp di tangan 🙈.

Cerita ini mengikuti kontes You Are A Writer Seasons 5, mohon dukungannya 🙏🤗

Jangan lupa jempol atau *lik**e*-nya setelah membaca. Terima kasih 🙏🤗

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

Ya semoga ini keputusan yang terbaik buat rendra karena nggak jadi S2 k Jepang

2022-07-16

2

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

hangatnya keluarga Rendra novelmu keren kak suka alurnya dan karakter setiap pemainnya good job Thor👍👍👍👍

2022-07-16

1

🏘⃝Aⁿᵘ3⃣ ⏤͟͟͞R •𝕯• Kᵝ⃟ᴸ

🏘⃝Aⁿᵘ3⃣ ⏤͟͟͞R •𝕯• Kᵝ⃟ᴸ

apapun keputusannya pasti yang terbaik..walauopun tdk jadi S2 di Jepang..pasti ada yg lebih baik menanti untuk Rendra....

2022-07-16

5

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu
2 Bimbang
3 Gelisah
4 Keputusan
5 Happy Family
6 Sebuah Jawaban
7 Kejutan
8 Meminta Restu
9 Taaruf
10 Taaruf 2
11 Pertemuan Keluarga
12 Persiapan Lamaran
13 Lamaran
14 A Brand New Day
15 Best Friends
16 Buka Bersama
17 Buka Bersama 2
18 Curhat
19 Jujur
20 Mengatur Rencana
21 Rentetan Pesan
22 Bertemu Calon Mertua
23 Menikah?
24 Perbincangan Malam
25 Alhamdulillah, Sah
26 Malam Pertama
27 Restu POV
28 Restu POV 2
29 Everything Is Gonna Be Okay
30 Akhir Cerita Cinta
31 Restu POV 3
32 Mulai Romantis?
33 Tertangkap Basah
34 Aishiteiru
35 Berbagi Tugas
36 Selalu Romantis
37 Double Date
38 Double Date 2
39 Merasa Pusing
40 I'm Still A Virgin
41 Masak Bersama
42 Mengidam?
43 Hormon Kehamilan?
44 Dimabuk Cinta
45 Drama
46 Your Wish Is My Command
47 Dinamika Kehamilan
48 Can We Start Now
49 Rutinitas Pagi
50 The Calm Before The Storm
51 You're Mine
52 Cemburu
53 The Storm
54 The Storm 2
55 The Storm 3
56 Siuman
57 Titik Terang
58 Terurai Satu Per Satu
59 Restu POV 4
60 Restu POV 5
61 Makcomblang?
62 Obrolan Santai
63 D-Day
64 D-Day 2
65 D-Day 3
66 Bulan Madu
67 Bulan Madu 2
68 Bulan Madu 3
69 Bubu
70 Ale dan Baba
71 Sang Pemenang
72 Family Time
73 Family Time 2
74 Family Time 3
75 Putusan
76 Lembaran Baru
77 Big Family
78 Kencan Pertama?
79 Ungkapan Cinta
80 Konsultasi
81 Welcome To The World Ale
82 Almair Syabil Daneswara
83 Menanti Sebuah Jawaban
84 Kupinang Kau Dengan Bismillah
85 Bude Lastri
86 Ikhtiar
87 Langkah Baru
88 Rencana ke Depan
89 Malam Pertama Lagi
90 Perempuan Lain
91 Bukan Yang Pertama
92 Bertemu Lisa
93 Siapa Yang Terpantas
94 Pasar Malam
95 Menemani Adelia
96 Test Pack
97 Garis Dua
98 Sensitif
99 Mengintil Kerja
100 Pertemuan Tak Terduga
101 Kejujuran
102 Teror?
103 Adaptasi Kebiasaan Baru
104 Sekar Ayu
105 Bedrest
106 Tamu Tak Diundang
107 Terjadi Lagi
108 Tak Seperti Kemarin
109 Layu Sebelum Berkembang
110 Laparoskopi
111 Pulang
112 Kehangatan Keluarga
113 Berdamai
114 Lebaran
115 Halalbihalal
116 Memulai Hal Baru
117 Merancang Masa Depan
118 Drama Tumbuh Gigi
119 Konfrontasi
120 Rekonsiliasi
121 Hari Terakhir
122 Pingsan
123 Pingsan Lagi
124 Melakukan Pemeriksaan
125 Baby Girl
126 Balas Dendam
127 Proses Penyidikan
128 Penanganan
129 Penangkapan
130 Memberi Keterangan
131 Interogasi
132 Memberi Keterangan 2
133 Ulang Tahun Ale
134 Bertemu Orang Tua Sekar Ayu
135 Bertemu Orang Tua Sekar Ayu 2
136 Ungkapan Hati Adi
137 Menjadi Saksi Sidang
138 Menjadi Saksi Sidang 2
139 Mitoni
140 Mitoni 2
141 Kontrol Kehamilan
142 Pengumuman Cerita Baru
143 Kala Rindu Melanda
144 Keresahan Adelia
145 Selamat Datang, Mbak Alka
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Masa Lalu
2
Bimbang
3
Gelisah
4
Keputusan
5
Happy Family
6
Sebuah Jawaban
7
Kejutan
8
Meminta Restu
9
Taaruf
10
Taaruf 2
11
Pertemuan Keluarga
12
Persiapan Lamaran
13
Lamaran
14
A Brand New Day
15
Best Friends
16
Buka Bersama
17
Buka Bersama 2
18
Curhat
19
Jujur
20
Mengatur Rencana
21
Rentetan Pesan
22
Bertemu Calon Mertua
23
Menikah?
24
Perbincangan Malam
25
Alhamdulillah, Sah
26
Malam Pertama
27
Restu POV
28
Restu POV 2
29
Everything Is Gonna Be Okay
30
Akhir Cerita Cinta
31
Restu POV 3
32
Mulai Romantis?
33
Tertangkap Basah
34
Aishiteiru
35
Berbagi Tugas
36
Selalu Romantis
37
Double Date
38
Double Date 2
39
Merasa Pusing
40
I'm Still A Virgin
41
Masak Bersama
42
Mengidam?
43
Hormon Kehamilan?
44
Dimabuk Cinta
45
Drama
46
Your Wish Is My Command
47
Dinamika Kehamilan
48
Can We Start Now
49
Rutinitas Pagi
50
The Calm Before The Storm
51
You're Mine
52
Cemburu
53
The Storm
54
The Storm 2
55
The Storm 3
56
Siuman
57
Titik Terang
58
Terurai Satu Per Satu
59
Restu POV 4
60
Restu POV 5
61
Makcomblang?
62
Obrolan Santai
63
D-Day
64
D-Day 2
65
D-Day 3
66
Bulan Madu
67
Bulan Madu 2
68
Bulan Madu 3
69
Bubu
70
Ale dan Baba
71
Sang Pemenang
72
Family Time
73
Family Time 2
74
Family Time 3
75
Putusan
76
Lembaran Baru
77
Big Family
78
Kencan Pertama?
79
Ungkapan Cinta
80
Konsultasi
81
Welcome To The World Ale
82
Almair Syabil Daneswara
83
Menanti Sebuah Jawaban
84
Kupinang Kau Dengan Bismillah
85
Bude Lastri
86
Ikhtiar
87
Langkah Baru
88
Rencana ke Depan
89
Malam Pertama Lagi
90
Perempuan Lain
91
Bukan Yang Pertama
92
Bertemu Lisa
93
Siapa Yang Terpantas
94
Pasar Malam
95
Menemani Adelia
96
Test Pack
97
Garis Dua
98
Sensitif
99
Mengintil Kerja
100
Pertemuan Tak Terduga
101
Kejujuran
102
Teror?
103
Adaptasi Kebiasaan Baru
104
Sekar Ayu
105
Bedrest
106
Tamu Tak Diundang
107
Terjadi Lagi
108
Tak Seperti Kemarin
109
Layu Sebelum Berkembang
110
Laparoskopi
111
Pulang
112
Kehangatan Keluarga
113
Berdamai
114
Lebaran
115
Halalbihalal
116
Memulai Hal Baru
117
Merancang Masa Depan
118
Drama Tumbuh Gigi
119
Konfrontasi
120
Rekonsiliasi
121
Hari Terakhir
122
Pingsan
123
Pingsan Lagi
124
Melakukan Pemeriksaan
125
Baby Girl
126
Balas Dendam
127
Proses Penyidikan
128
Penanganan
129
Penangkapan
130
Memberi Keterangan
131
Interogasi
132
Memberi Keterangan 2
133
Ulang Tahun Ale
134
Bertemu Orang Tua Sekar Ayu
135
Bertemu Orang Tua Sekar Ayu 2
136
Ungkapan Hati Adi
137
Menjadi Saksi Sidang
138
Menjadi Saksi Sidang 2
139
Mitoni
140
Mitoni 2
141
Kontrol Kehamilan
142
Pengumuman Cerita Baru
143
Kala Rindu Melanda
144
Keresahan Adelia
145
Selamat Datang, Mbak Alka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!