Buka Bersama 2

"Mas Adi, jaga pandangan!!!" Dita memperingatkan kakaknya. Seketika Adi tersadar lalu mengalihkan pandangan pada adiknya.

"Ini Dek, mas bawakan martabak telur untuk buka puasa." Adi mengangkat tas plastik di tangan kirinya.

Dita bangkit dari duduknya lalu menghampiri Adi. Sebelum mengambil tas plastik berisi martabak itu, dia mencium punggung tangan dan kedua pipi Adi seperti biasa. Adi pun membalas dengan mencium kening Dita. Kebiasaan yang dari kecil mereka lakukan, dan tidak berubah meskipun Dita telah bersuami.

Setelah Dita mengambil martabak telur, Adi beranjak masuk ke kamar untuk membersihkan diri dan berganti baju. Bersiap untuk berbuka puasa dengan yang lainnya. Sedangkan Dita pergi ke dapur untuk mengambil piring sebagai tempat menyajikan martabak telur dan juga wadah saos dan acarnya.

Karena waktu berbuka sudah dekat, masing-masing dari mereka mengambil minuman dan camilan untuk membatalkan puasa.

Adi yang terlihat segar karena baru saja mandi ikut bergabung. Dia duduk di dekat Adelia, berdampingan tapi tetap berjarak.

"Mas Adi mau buka pakai apa?" tanya Adelia.

"Aku teh manis panas, kurma sama martabak saja," jawab Adi sambil tersenyum manis pada Adelia.

"Saya ambilkan dulu, Mas. Tunggu sebentar." Adelia mengambil apa saja yang diinginkan calon suaminya. Hitung-hitung latihan melayani suami kalau besok sudah menjadi istrinya.

Tak lama Adelia meletakkan pesanan Adi di depannya. Setelah itu dia kembali ke tempat duduknya semula.

"Terima kasih," ucap Adi.

"Sama-sama, Mas," balas Adelia dengan tersipu.

"Gimana kabar papa, mama dan Arsen?" tanya Adi.

"Alhamdulillah semua sehat, Mas."

"Alhamdulillah. Kamu juga sehat kan?" Adi menoleh sebentar pada Adelia.

"Iya, alhamdulillah. Mas Adi juga kan?"

"Seperti yang kamu lihat. Alhamdulillah sehat dan baik." Adi kembali tersenyum.

"Oh, Mas Adi udah ambil ya buat yang membatalkan puasa. Aku lupa kalau ada calon istrinya di sini," goda Dita yang duduk di samping kakaknya.

Adi tertawa lalu merengkuh kepala adik semata wayangnya itu.

"Mas Adi, lepasin!!!" Dita memberontak dari rengkuhan kakaknya. Tapi Adi tak mau melepaskan. Dia gemas karena Dita selalu menggodanya.

"Mas Rendra, bantuin aku." Dita minta bantuan suaminya tapi Rendra hanya tersenyum melihatnya. Mana berani dia melawan kakak iparnya.

Dita terselamatkan oleh kumandang azan Magrib yang menandakan waktu berbuka. Mereka kemudian membatalkan puasanya. Setelah itu para pria pergi ke masjid untuk salat Magrib, sedangkan para wanita berjemaah di rumah. Usai salat Magrib, mereka makan besar bersama.

"Mas Adi, nasinya seberapa?" tanya Adelia yang kembali melayani calon suaminya.

"Porsi standar saja, jangan terlalu banyak," jawab Adi.

"Segini?" Adelia memperlihatkan piring yang sudah terisi nasi pada Adi.

"Iya, cukup. Terima kasih."

"Lauknya mau saya ambilkan sekalian, Mas." Adelia kembali menawarkan Adi.

"Boleh," sahut Adi sambil tersenyum manis.

Adelia mengambilkan sup jagung dalam mangkuk kecil, lalu gurami asam manis pedas dan capcai ke atas piring Adi. Kemudian dia meletakkan piring dan mangkuk di depan pria yang sudah melamarnya itu.

"Terima kasih. Kamu juga makan sekalian."

"Iya, Mas. Ini baru mau ambil."

"Aku tunggu," ucap Adi yang dari tadi terus tersenyum.

Adelia lalu mengambil nasi, sup dan juga lauk untuknya sendiri. Setelah itu dia duduk di dekat Adi. Mereka pun mulai makan bersama.

"Skripsi sampai bab berapa?" tanya Adi memulai pembicaraan.

"Insya Allah masuk bab 4, Mas."

"Kalau ada kesulitan bilang saja, siapa tahu aku bisa bantu," tawar Adi.

"Iya, Mas. Sejauh ini alhamdulillah masih aman."

"Jangan sungkan kalau memang butuh bantuan," kata Adi.

"Ih, Mas Adi modus mau bantu skripsi padahal aslinya pengen ketemu," sahut Dita menyindir kakaknya. Sedari tadi dia memang menyimak apa yang kakak dan calon istrinya itu bicarakan.

"Adek, jangan suuzan. Mas tulus mau bantu. Bara juga sering kok minta bantuan mas." Adi menyanggah Dita.

"Iya, Mas Adi sering aku repotin. Hampir tiap hari malah." Bara ikut menimpali, mendukung Adi.

"Iya, iya, aku percaya." Dita tersenyum geli karena berhasil menggoda kakaknya.

"Sayang, jangan suka menggoda Mas Adi. Aku enggak bisa bantu kalau Sayang sampai digoda balik sama Mas Adi kaya tadi," bisik Rendra pada istrinya.

"Iya, Mas," sahut Dita juga sambil berbisik.

"Kalian berdua kenapa berbisik-bisik?" tanya Adi pada Dita dan Rendra dengan tatapan curiga.

"Urusan rumah tangga yang orang lain enggak boleh tahu, Mas," jawab Dita.

Adi beralih menatap Rendra.

"Hehe ... iya, Mas." Rendra tersenyum canggung pada kakak iparnya.

Adi menggelengkan kepala. "Kalian ini memang kebiasaan enggak tahu tempat dan waktu kalau bermesraan."

"Makanya buruan nikah, Mas. Kemarin mau dinikahkan sama ayah enggak mau." Dita kembali meledek kakaknya.

"Capek aku, Dek, ngomong sama kamu." Adi menghela napas lalu melanjutkan makannya yang tadi tertunda. Dia sudah malas menanggapi adiknya yang terus menggodanya.

"Sabar, Mas. Dek Dita pasti hanya bercanda." Adelia coba menenangkan Adi.

"Dia memang suka usil gitu. Aku udah biasa." Adi menyesap kuah sup jagungnya.

"Kamu nanti pulang sama siapa?" tanya Adi kemudian.

"Nanti diantar Bara. Tapi aku bawa motor sendiri kok, Mas."

"Oh, ya udah kalau bareng Bara. Kalau sendiri nanti aku kawal sampai rumah."

"Aku sudah biasa pulang malam sendiri, Mas."

"Jangan suka pergi sendiri kalau malam. Enggak baik. Bagusnya ditemani mahram. Kenapa tadi enggak ajak Arsen?" Adi mengernyit.

"Arsen masih belum pulang tadi, Mas."

"Kalau sekarang apa sudah pulang?"

"Kemungkinan sudah, Mas." Adelia menunduk.

"Sebaiknya Arsen disuruh ke sini saja. Aku lebih tenang kamu bersama Arsen. Bukan aku enggak percaya sama Bara, tapi kalian bukan mahram."

"Iya, Mas."

"Nanti Arsen naik ojol aja ke sini, aku bayari ongkosnya. Suruh bawa helm sama jaket sekalian."

"Enggak usah, Mas. Biar Arsen bayar sendiri."

"No. Aku yang menyuruh, aku yang akan bayar. Aku juga ingin ngobrol sama Arsen."

"Baik, Mas. Nanti setelah makan saya akan hubungi Arsen."

Adi mengangguk. Dia sudah menghabiskan makanannya. "Kamu mau es serutnya?" tawarnya pada Adelia.

"Enggak usah, Mas. Nanti merepotkan," tolak Adelia.

"Siapa yang repot? Ini aku sekalian mau ambil. Tadi kamu sudah ambilkan aku makanan, boleh kan aku gantian ambilkan kamu minuman?"

"Ya sudah, kalau Mas Adi maunya begitu."

Adi beranjak mengambil 2 gelas es melon serut. Setelah itu dia kembali ke tempatnya tadi. Dia mengangsurkan satu gelas ke depan Adelia.

"Terima kasih, Mas."

"Sama-sama. Anggap sebagai latihan kalau kita sudah menikah nanti."

Adelia mengangguk sambil tersenyum malu.

Saat azan Isya berkumandang para pria kembali pergi ke masjid. Sementara para wanita salat Isya berjemaah di rumah. Selesai salat mereka membereskan alat makan, sayur dan lauk yang masih tersisa. Hingga di ruang tamu tinggal camilan dan minuman saja.

Dita senang karena mereka bisa bekerja bersama. Tanpa ada yang merasa saling iri dan hanya duduk manis saja. Dia juga membungkuskan makanan untuk sahur Bella, Baim dan juga Bara agar mereka tidak perlu mencari makanan lagi nanti.

Arsenio akhirnya datang menjemput Adelia. Dia datang dengan ojol yang dibayari Adi. Sebelum pulang, dia juga mengobrol dengan mantan pelatih karatenya itu.

Setelah puas saling bercerita, pukul 09.00 malam, mereka sepakat mengakhiri acara buka bersama hari ini. Bella pulang ke kos dikawal Baim seperti biasanya. Adelia dengan Arsenio, dan Bara tetap saja sendiri.

"Mas, antar Nisa pulang dulu sana. Ini biar aku sama Mas Adi yang beresin." Dita mengumpulkan gelas dan piring bekas camilan yang kotor.

"Mbak, nanti mau tidur di sini?" tanya Nisa pada Dita.

"Iya, aku harus beresin dulu semuanya besok pagi. Kamu pulang aja sekarang," jawab Dita.

"Aku pulang sendiri aja, Mbak. Enggak usah diantar Kak Rendra. Biar Kak Rendra bantu beres-beres sampai selesai."

"Eh, jangan, Nis. Udah malam." Dita tidak setuju.

"Mas, sana antar Nisa sebentar," pinta Dita.

Rendra pun menghentikan kegiatannya, lalu mengantar Nisa pulang sekalian pamit pada mamanya kalau dia dan Dita akan tidur di rumah Adi.

Setelah semua dibereskan, Adi, Dita dan Rendra masuk ke kamar untuk beristirahat. Setelah sama-sama membersihkan diri dan berwudu, Dita dan Rendra berbaring di atas ranjang mereka.

"Aku senang sekali hari ini bisa kumpul dengan semuanya. Makasih sudah bantu aku ya, Mas." Dita mencium pipi suaminya.

Rendra tersenyum. "Iya, kapan-kapan kita bikin acara kumpul-kumpul lagi seperti ini."

"Benar ya, Mas." Dita menatap Rendra dengan mata berbinar.

"Iya," sahut Rendra sambil menyelipkan rambut di telinga Dita.

"Makasih, Mas Rendra Sayang." Dita kembali mencium suaminya, kali ini di bibir. Niatnya hanya sekilas, nyatanya Rendra justru memperdalam ciuman mereka. Dia selalu tak bisa menolak sentuhan lembut dan penuh cinta dari suaminya. Sentuhan yang selalu melenakan dan membuatnya terbang ke awang-awang hingga mencapai nirwana.

...---oOo---...

Jogja, 060421 23.50

Cerita ini mengikuti kontes You Are A Writer Seasons 5, mohon dukungannya 🙏🤗

Kalau ada masukan, kritik dan saran yang membangun, boleh via kolom komentar, PC atau DM di instagram @kokoro.no.tomo.82

Jangan lupa ritual jempol atau like-nya setelah membaca ya, Kak. Karena satu jempol atau like sangat berarti. Terima kasih 🙏🤗

Terpopuler

Comments

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

aku menunggu saat kata sah terucap untuk Adi dan adel

2022-07-17

1

ſᑎ🎐ᵇᵃˢᵉ

ſᑎ🎐ᵇᵃˢᵉ

Hmm...Mas Rendra selalu so sweet yah..bener² suami idaman...😂😂😂
Udah baik,Cakep,tidak malu membantu sang istri di dapur...
dan semuanya hanya ada di dunia novel yah Mak..😝😝😝

2022-07-12

1

𝕽𝖈⃞Butirn𝕵⃟dBUᶜʙᵏⁱᵗᵃ

𝕽𝖈⃞Butirn𝕵⃟dBUᶜʙᵏⁱᵗᵃ

iiiiiiiiii...... iri Q... iriiiiii... Q na... 🤭🤭🤭

2021-08-13

2

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu
2 Bimbang
3 Gelisah
4 Keputusan
5 Happy Family
6 Sebuah Jawaban
7 Kejutan
8 Meminta Restu
9 Taaruf
10 Taaruf 2
11 Pertemuan Keluarga
12 Persiapan Lamaran
13 Lamaran
14 A Brand New Day
15 Best Friends
16 Buka Bersama
17 Buka Bersama 2
18 Curhat
19 Jujur
20 Mengatur Rencana
21 Rentetan Pesan
22 Bertemu Calon Mertua
23 Menikah?
24 Perbincangan Malam
25 Alhamdulillah, Sah
26 Malam Pertama
27 Restu POV
28 Restu POV 2
29 Everything Is Gonna Be Okay
30 Akhir Cerita Cinta
31 Restu POV 3
32 Mulai Romantis?
33 Tertangkap Basah
34 Aishiteiru
35 Berbagi Tugas
36 Selalu Romantis
37 Double Date
38 Double Date 2
39 Merasa Pusing
40 I'm Still A Virgin
41 Masak Bersama
42 Mengidam?
43 Hormon Kehamilan?
44 Dimabuk Cinta
45 Drama
46 Your Wish Is My Command
47 Dinamika Kehamilan
48 Can We Start Now
49 Rutinitas Pagi
50 The Calm Before The Storm
51 You're Mine
52 Cemburu
53 The Storm
54 The Storm 2
55 The Storm 3
56 Siuman
57 Titik Terang
58 Terurai Satu Per Satu
59 Restu POV 4
60 Restu POV 5
61 Makcomblang?
62 Obrolan Santai
63 D-Day
64 D-Day 2
65 D-Day 3
66 Bulan Madu
67 Bulan Madu 2
68 Bulan Madu 3
69 Bubu
70 Ale dan Baba
71 Sang Pemenang
72 Family Time
73 Family Time 2
74 Family Time 3
75 Putusan
76 Lembaran Baru
77 Big Family
78 Kencan Pertama?
79 Ungkapan Cinta
80 Konsultasi
81 Welcome To The World Ale
82 Almair Syabil Daneswara
83 Menanti Sebuah Jawaban
84 Kupinang Kau Dengan Bismillah
85 Bude Lastri
86 Ikhtiar
87 Langkah Baru
88 Rencana ke Depan
89 Malam Pertama Lagi
90 Perempuan Lain
91 Bukan Yang Pertama
92 Bertemu Lisa
93 Siapa Yang Terpantas
94 Pasar Malam
95 Menemani Adelia
96 Test Pack
97 Garis Dua
98 Sensitif
99 Mengintil Kerja
100 Pertemuan Tak Terduga
101 Kejujuran
102 Teror?
103 Adaptasi Kebiasaan Baru
104 Sekar Ayu
105 Bedrest
106 Tamu Tak Diundang
107 Terjadi Lagi
108 Tak Seperti Kemarin
109 Layu Sebelum Berkembang
110 Laparoskopi
111 Pulang
112 Kehangatan Keluarga
113 Berdamai
114 Lebaran
115 Halalbihalal
116 Memulai Hal Baru
117 Merancang Masa Depan
118 Drama Tumbuh Gigi
119 Konfrontasi
120 Rekonsiliasi
121 Hari Terakhir
122 Pingsan
123 Pingsan Lagi
124 Melakukan Pemeriksaan
125 Baby Girl
126 Balas Dendam
127 Proses Penyidikan
128 Penanganan
129 Penangkapan
130 Memberi Keterangan
131 Interogasi
132 Memberi Keterangan 2
133 Ulang Tahun Ale
134 Bertemu Orang Tua Sekar Ayu
135 Bertemu Orang Tua Sekar Ayu 2
136 Ungkapan Hati Adi
137 Menjadi Saksi Sidang
138 Menjadi Saksi Sidang 2
139 Mitoni
140 Mitoni 2
141 Kontrol Kehamilan
142 Pengumuman Cerita Baru
143 Kala Rindu Melanda
144 Keresahan Adelia
145 Selamat Datang, Mbak Alka
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Masa Lalu
2
Bimbang
3
Gelisah
4
Keputusan
5
Happy Family
6
Sebuah Jawaban
7
Kejutan
8
Meminta Restu
9
Taaruf
10
Taaruf 2
11
Pertemuan Keluarga
12
Persiapan Lamaran
13
Lamaran
14
A Brand New Day
15
Best Friends
16
Buka Bersama
17
Buka Bersama 2
18
Curhat
19
Jujur
20
Mengatur Rencana
21
Rentetan Pesan
22
Bertemu Calon Mertua
23
Menikah?
24
Perbincangan Malam
25
Alhamdulillah, Sah
26
Malam Pertama
27
Restu POV
28
Restu POV 2
29
Everything Is Gonna Be Okay
30
Akhir Cerita Cinta
31
Restu POV 3
32
Mulai Romantis?
33
Tertangkap Basah
34
Aishiteiru
35
Berbagi Tugas
36
Selalu Romantis
37
Double Date
38
Double Date 2
39
Merasa Pusing
40
I'm Still A Virgin
41
Masak Bersama
42
Mengidam?
43
Hormon Kehamilan?
44
Dimabuk Cinta
45
Drama
46
Your Wish Is My Command
47
Dinamika Kehamilan
48
Can We Start Now
49
Rutinitas Pagi
50
The Calm Before The Storm
51
You're Mine
52
Cemburu
53
The Storm
54
The Storm 2
55
The Storm 3
56
Siuman
57
Titik Terang
58
Terurai Satu Per Satu
59
Restu POV 4
60
Restu POV 5
61
Makcomblang?
62
Obrolan Santai
63
D-Day
64
D-Day 2
65
D-Day 3
66
Bulan Madu
67
Bulan Madu 2
68
Bulan Madu 3
69
Bubu
70
Ale dan Baba
71
Sang Pemenang
72
Family Time
73
Family Time 2
74
Family Time 3
75
Putusan
76
Lembaran Baru
77
Big Family
78
Kencan Pertama?
79
Ungkapan Cinta
80
Konsultasi
81
Welcome To The World Ale
82
Almair Syabil Daneswara
83
Menanti Sebuah Jawaban
84
Kupinang Kau Dengan Bismillah
85
Bude Lastri
86
Ikhtiar
87
Langkah Baru
88
Rencana ke Depan
89
Malam Pertama Lagi
90
Perempuan Lain
91
Bukan Yang Pertama
92
Bertemu Lisa
93
Siapa Yang Terpantas
94
Pasar Malam
95
Menemani Adelia
96
Test Pack
97
Garis Dua
98
Sensitif
99
Mengintil Kerja
100
Pertemuan Tak Terduga
101
Kejujuran
102
Teror?
103
Adaptasi Kebiasaan Baru
104
Sekar Ayu
105
Bedrest
106
Tamu Tak Diundang
107
Terjadi Lagi
108
Tak Seperti Kemarin
109
Layu Sebelum Berkembang
110
Laparoskopi
111
Pulang
112
Kehangatan Keluarga
113
Berdamai
114
Lebaran
115
Halalbihalal
116
Memulai Hal Baru
117
Merancang Masa Depan
118
Drama Tumbuh Gigi
119
Konfrontasi
120
Rekonsiliasi
121
Hari Terakhir
122
Pingsan
123
Pingsan Lagi
124
Melakukan Pemeriksaan
125
Baby Girl
126
Balas Dendam
127
Proses Penyidikan
128
Penanganan
129
Penangkapan
130
Memberi Keterangan
131
Interogasi
132
Memberi Keterangan 2
133
Ulang Tahun Ale
134
Bertemu Orang Tua Sekar Ayu
135
Bertemu Orang Tua Sekar Ayu 2
136
Ungkapan Hati Adi
137
Menjadi Saksi Sidang
138
Menjadi Saksi Sidang 2
139
Mitoni
140
Mitoni 2
141
Kontrol Kehamilan
142
Pengumuman Cerita Baru
143
Kala Rindu Melanda
144
Keresahan Adelia
145
Selamat Datang, Mbak Alka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!