Lin Yi Yue hanya punya satu keinginan, terbang bebas. Dia tidak ingin lagi terikat atau pun terkurung dalam sangkar lagi.
Bertemu Bai Ruyi membuat perasaannya campur aduk, harusnya ada rasa benci tapi mengapa juga ada harapan. Pria itu memberikannya janji yang indah, berkata akan mengubah sangkar menjadi rumahnya dan akan menemaninya terbang kemana pun.
Lin Yi Yue menginginkannya, tapi apakah itu mungkin? Beban yang dia tanggung sangat besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velika Sastra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benang Takdir
Lin Yi Yue menahan kaki monster itu, ia menoleh pada Bai Ruyi. ''Kita bertemu lagi!'' melambaikan tangan.
Dahi Lin Yi Yue mengkerut, ''Kita bicarakan nanti.''
Lin Yi Yue melompat, membuat gerakan menampar. Sebuah tangan besar muncul di udara, bayangan tangan itu diselimuti kobaran api. Bai Ruyi yang berada di dekatnya hampir kehabisan nafas saking panasnya.
Tangan raksasa menampar monster, membuatnya terlempar jauh, meninggalkan jejak panjang di tanah. Seperkian detik kemudian Lin Yi Yue muncul di hadapan monster itu.
Tangannya terangkat menyentuh keningnya. Kabut hitam yang menyelimuti monster itu menyebar. Tubuh monster itu mengeluarkan cahaya, lalu tubuhnya mulai menyusut seukuran kucing dengan dua tanduk di kepalanya.
Lin Yi Yue menggendong kucing bertanduk itu, menghilang dan muncul kembali di samping Zhao Hua.
''Maaf atas kejadian barusan, aku tanpa sengaja membuat sambutan yang mengejutkan.''
''Zhu Ying!'' para Tetua memberi salam, para murid yang terkejut ikut memberi salam.
''ZHU YING! Bagaimana bisa dia, aku bahkan ingin memberinya pelajaran waktu itu. Dia pasti sudah lupakan, ya pasti lupa. Tapi bagaimana jika dia menyimpan... Dendam aku akan... Mati!''
Chen Lai menatap dua wanita di depan dengan tatapan tidak percaya. Siapa yang mengira wanita yang kemarin dia temui adalah Zhu Ying sendiri. Diam-diam Chen Lai bersyukur kemarin dia tidak melakukan hal yang diluar batas.
Chen Lai memucat, kakinya melemas. ''Ruyi tolong aku!''
''Tenang saja mungkin Hanya beberapa bagian yang terpotong!'' Ucap Bai Ruyi yang sama kagetnya dengan Chen Lai.
''Kau jangan menakutiku! Eh Ruyi sejak kapan kau menggunakan gelang?''
''Gelang?'' Bai Ruyi menatap benang merah yang bersinar terangkat di tangan nya.
''Ya, bahkan bisa bersinar. Dimana kau membelinya?''
''Ini.. Kita bicarakan nanti.''
''Para Tetua juga telah melihatnya, aku kehilangan kendali. Jadi aku ingin memilih beberapa murid untuk Membantuku mengurus Paviliun.''
''Zhu Ying jika begitu, cukup katakan dari awal kami akan membantu mu.''
''Ya, para murid ini juga belum berpengalaman. Mungkinkah kau tidak percaya pada kami?''
''Ya aku memang tidak percaya pada kalian!'' perkataan Lin Yi Yue membuat tawa Tetua itu membeku.
''Aku bercanda, lihat wajahmu yang pucat membuatku merasa bersalah.''
Tetua Sakte Awan tertawa kaku, ''Aku tahu kau hanya bercanda.''
''Baiklah terima kasih para Tetua telah mengantar para murid. Zhao Hua akan menyelesaikan sisanya, aku pamit dulu.''
''Aku hampir melupakannya,'' Lin Yi Yue berbalik.
''Karena kau sudah pulang, bukankah pertama harus memberi penghormatan pada leluhur... Bai Ruyi.''
''Bai Ruyi, Klan Bai!''
''Tidak mungkin, Klan Bai sudah musnah seratus tahun yang lalu!''
Perkataan Lin Yi Yue menyebabkan kegemparan, Tetua dan para murid tidak percaya. Puluhan pasang mata langsung tertuju pada Bai Ruyi.
''Zhu Ying mungkinkah ada... Kesalahpahaman?''
''Kesalahpahaman apanya?'' Lin Yi Yue muncul di samping Bai Ruyi.
''Lihat! Dia bahkan memiliki liontin giok sebagai tanda pengenal Klan Bai. Dan giok ini sudah diaktifkan.''
Lin Yi Yue mengambil liontin giok yang menggantung di pinggang Bai Ruyi. ''Giok ini hanya bisa diaktifkan oleh keturunan Klan Bai. Ruyi pegang baik-baik,'' meletakkan liontin giok itu di tangan Bai Ruyi.
''Tidak mungkin, Klan Bai sudah musnah!''
''Jadi bocah ini benar-benar keturunan Klan Bai, tidak bisa dibiarkan bocah ini harus mati!''
''Jika pemuda ini membantu Zhu Ying maka rencana pemimpin akan berantakan!''
Bai Ruyi mengangkat matanya, tangannya dengan erat menggenggam tangan Lin Yi Yue.
Kedua tangan terjalin, benang merah bersinar tanpa disadari siapa pun.
''Ayo pergi!''
''Hah, kenapa reaksinya sedikit berbeda dari yang kubayangkan?''
''Pergi memberi penghormatan!''
''Oh benar, kami pergi dulu!''
Keduanya menghilang, menyisakan diskusi tak berujung. Membahas kebenaran Bai Ruyi yang merupakan satu-satunya keturunan Klan Bai yang tersisa.
Lin Yi Yue memuntahkan seteguk darah, mengeratkan pegangannya pada lengan Bai Ruyi.
''Apa yang terjadi, kenapa kau...''
''Aku tidak apa-apa.''
''Kau.. Terluka.''
Lin Yi Yue diam lalu memeluk erat Bai Ruyi. ''Peluk.. Sebentar.''
Mata Bai Ruyi berkedip, mengingat kembali perkataan leluhurnya. {Bai Ruyi satu hal yang harus kau ingat tugas Klan Bai menjaga dan melindungi Zhu Ying. Kau harus selalu bersamanya, cari dalang dibalik musnahnya Klan dan...}
"Ruyi, kenapa kau diam saja. Sepertinya kau tidak keberatan aku memelukmu atau... Kau sering berpelukan dengan wanita lain yah?'' Lin Yi Yue memicing curiga.
''Tidak, Yi Yue.''
''Bagaimana kau tahu,'' Lin Yi Yue mengangkat wajahnya.
''Ruyi katakan bagaimana kau tahu, kurasa aku sudah menutupi dengan baik. Ruyi katakan saja!''
Bai Ruyi terus berjalan, ''Aku harus memberi penghormatan.''
''Aku tahu tapi... Ruyi kau salah jalan!''
****************
Saat ini Bai Ruyi berlutut, memberi penghormatan pada puluhan papan nama di hadapan nya. Sementara Lin Yi Yue duduk santai di samping.
''Papan nama di tengah adalah milik Kakek mu, Kepala Klan Bai. Lalu kedua di samping kanan adalah Ayah mu, papan nama di sampingnya saudaramu dan ibumu.''
''Bai Ruyi apa kau menangis?'' wajah Lin Yi Yue muncul di hadapannya.
''Tidak.'' Bai Ruyi mengalihkan pandangannya.
''Jelas-jelas air matamu menggenang. Sudahlah tidak ada gunanya menangis, kau harus meningkatkan kultivasi mu baru bisa membalas kematian mereka.''
''Apa kau sudah tahu siapa yang menyebabkan kematian mereka?''
''Bukankah sudah jelas... Itu aku.''
''Bukan kau! Itu orang lain.''
''Meski memang ada dalang lain di balik musnahnya Klan Bai, tapi aku adalah penyebab utamanya.''
Lin Yi Yue menarik tangan Bai Ruyi, mengarahkan pada lehernya sendiri. ''Jadi kenapa kau tidak membunuhku, dengan begitu akan lebih mudah mencari dalang sebenarnya.''
''Ku gila!'' Bai Ruyi mencoba melepaskan genggaman Lin Yi Yue.
''Yi Yue lepaskan, aku tidak mungkin menyakitimu!''
''Kenapa tidak mungkin? Kalian orang-orang dari Klan Bai selalu melindungi dan menjagaku, tapi kenapa tidak pernah... Melepaskanku?
Lin Yi Yue menggerakkan telapak tangannya, puluhan pedang memasuki ruangan, mengelilingi tubuh Lin Yi Yue dari segala arah.
''Bai Ruyi ambil pedangnya, ambil!''
''Ada apa denganmu, hen-hentikan... Ini.''
''Ambil pedangnya dan bunuh aku, AMBIL!''
''Yi-Yue jika kau melakukan ini dalang sebenarnya akan menang. Lepaskan tangan ku.''
''Bai Ruyi jika kau membunuhku, dalang dibalik kejadian seratus tahun lalu akan datang sendiri. Kau bisa memanfaatkan hal itu lalu membunuhnya, bukankah itu bagus.''
Puluhan pedang disekelilingnya bersinar, ujung mata pedang semakin dekat.
''Ruyi ambil pedangnya dan tusukkan ke dalam tubuhku!''
Mata Lin Yi Yue memerah dan bibirnya bergetar. Tangannya bergerak mengambil pedang didepannya, darah menetes di telapak tangan nya. Ia meletakkan gagang pedang itu di tangan Bai Ruyi.
''Tusuk aku! BUNUH AKU!''
Tubuh Lin Yi Yue mengeluarkan kabut hitam, energi jahat menguar mengelilingi tubuhnya. Bola matanya menjadi merah, tanda hitam di dahinya bersinar terang.
''Kau kehilangan kendali!''
Tangan Bai Ruyi dengan kaku mengangkat pedang, ''Yi Yue tenangkan dirimu, seratus tahun yang lalu bukanlah perbuatanmu. Sadarlah!''
Bai Ruyi mencoba melepaskan genggaman nya, melangkah mundur menjauhi Lin Yi Yue.
''Kenapa kau menjauh? DATANG DAN BUNUH AKU!''
Bagai ada tali yang menariknya, tubuh Bai Ruyi tidak bisa ia kendalikan sendiri. Tangan Bai Ruyi bergerak mengangkat pedang.
Tepat ketika ujung pedang satu inci di depan Lin Yi Yue sulur tanaman menghantam pedang itu, menghancurkannya. Lalu Zhao Hua muncul di belakang Lin Yi Yue, dengan cepat memukul tengkuknya membuat nya pingsan.
Puluhan pedang yang melayang jatuh bersamaan, Bai Ruyi melepaskan pedang di tangan nya. Bai Ruyi bergegas memangku Lin Yi Yue. Benang merah terjalin di antara keduanya, bersinar dalam diam.