Arion Smith & Arsen Zionathan dua keturan dari Erlan Smith dan Maureen. Meskipun keduanya kakak beradik tetapi kehidupan mereka tidaklah sama.
Arion yang mewarisi sifat lembut dari ibunya menjadikannya disukai oleh banyak orang, dan otak cerdasnya membuat semua orang kagum. Bahkan di usia muda namanya sudah dikenal oleh kalangan pembisnis. membanggakan keluarga besar Smith.
Sampai mereka lupa jika masih ada Arsen yang juga perlu mereka perhatian, karena kurang mendapatkan perhatian dan merasa tersisihkan, Arsen memilih jalannya sendiri, diam-diam dia menjadi ketua dari salah satu organisasi yang melawan ayahnya sendiri.
Arion selalu lebih unggul dari Arsen, dalam hal percintaan pun Arsen selalu kalah, bahkan gadis yang dia cintai harus menjadi milik sang kakak.
Sakit hati dan kekecewaannya membuat Arsen terus menentang keluarganya, hanya untuk mendapatkan perhatian.
**
Kelanjutan dari Istri Buta Tuan Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Ada beberapa jenis obat yang berada dihadapan Arsen, dari yang mulai disuntikkan, hisap dan diminum secara langsung.
“Gunakan yang ini terlebih dulu, aku ingin melihat bagaimana reaksinya." Titahnya menunjuk kearah bubuk putih.
Anak buah Arsen mengambilnya dan melakukan perintah tuannya. Mengambil serbuk putih itu lalu mendekatkan pada hidung pria itu dan memaksanya untuk menghisap.
Sesuai dengan keinginan Arsen, hanya dalam hitungan detik obat itu menunjukkan reaksinya. Halusinasi yang tinggi, seakan-akan apa yang ada dalam pikiran pria itu ada di hadapannya.
“Wow!! kita akan menghasilkan banyak uang, sesuai dengan keinginan pelanggan kita." Seru Lexi, selain wanita yang ada dipikirkannya adalah uang.
Namun Arsen tidak cukup puas sampai percobaan ketiga di jarum suntik. Efeknya benar-benar diluar dugaan, jika dikonsumsi melebihi dosisnya sang pengguna akan mengalami kejang-kejang dan merengut nyawanya.
Mereka cukup bermain-main Arsen meminta anak buahnya untuk membaringkan pria itu di atas meja khusus.
Arsen berjalan memutari meja itu sampai dia berhenti disisi kanannya. Mengambil sesuatu di atas meja kecil yang sudah disediakan oleh anak buahnya.
Dia menatap pria yang masih dalam pengaruh obat itu dengan tatapan sulit untuk diartikan. kesetiaan pria ini cukup membuatnya kagum, benar-benar bungkam.
Nico dan Lexi keduanya hanya memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh sahabatnya dan detik kemudian Arsen menyiramkan cairan yang membuat pria itu berteriak kesakitan.
Tubuh pria itu mengeluarkan asap dengan teriakan yang membuat Arsen tersenyum. hanya butuh waktu dua menit tubuh itu hancur tidak tersisa.
“Wow!! apakah racun ini juga akan.. "
“Tidak, ini khusus klan kita. akan sangat berbahaya jika di jual belikan, mereka akan menggunakan asal-asalan" Sela Nico.
Lexi berdecak pelan. “Tapi kita akan menghasilkan banyak uang."
“Uangku cukup untuk membiayai mu seumur hidup." Ujar Nico
**
Sudah lebih dari satu bulan Arsen hampir tidak pernah pulang, Erlan hanya mendapatkan laporan jika putra bungsunya setiap malam melakukan balapan liar bersama geng-geng jalanan.
Sementara Arion juga sudah mulai melakukan aktifitasnya seperti biasanya, dia benar-benar harus bekerja keras untuk mengembalikan posisi perusahaannya.
Tok
Tok
“Masuk!" Titahnya tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas yang sedang dia periksa.
Pintu ruangan terbuka dan menampilkan pria tampan berjalan menghampiri mejanya dengan membawa sesuatu yang di inginkan oleh Arion
Pria itu meletakkan di atas meja. “Ar, sebelum kamu membacanya, bolehkah aku tanya sesuatu?" Tanyanya.
“Katakan" Jawab Arion.
Pria tidak langsung bicara sampai beberapa detik membuat Arion menghentikan pergerakan tangannya dan mendongak.
Sebelah alisnya terangkat. “Apa yang ingin kamu tanyakan Lucas?"
Lucas tersenyum kikuk dia merasa tidak enak hati tapi juga penasaran.
“Apakah kamu pernah mengalami gangguan jiwa?.. ah sorry aku cuma tanya dan jangan... "
“Apa maksudmu?" Sela Arion menyela dengan membiarkan tatapan tidak mengerti.
Lucas menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Hmm, di kertas itu tertulis jika kamu pernah berada di rumah sakit jiwa dan kejadian itu setelah adik perempuanmu meninggal." Jawab Lucas. tidak mudah bagi Lucas untuk menemukan informasi itu. Dia membutuhkan waktu berhari-hari, seperti sengaja ada yang menutupinya.
Arion terdiam, dia tidak ingat apapun tapi bukan berarti dia pernah gila. keluarganya juga tidak ada yang membahas tentang hal ini.
“Gak usah ngarang, aku.. "
“Kecelakaan itu hanya... "
“Arion!! Apakah kamu sedang sibuk?"
Lucas menghentikan kalimatnya dan sedikit membungkukkan badannya memberikan hormat pada wanita yang baru saja masuk keruangan Arion.
“Mom, tumben datang kemari ada apa?" Tanya Arion tersenyum dan berdiri dari duduknya, memberikan pelukan singkat.
“Apakah Mommy harus ada perlu dulu untuk datang kemari?" Maureen memasang wajah cemberut.
Arion terkekeh pelan. “Tidak, cuma kaget aja tiba-tiba saja Mommy datang." Jawab Arion membawa Maureen duduk di sofa.
Maureen meletakkan tasnya di atas meja. “Apa Mommy menganggu kalian berdua?" Melihat kearah Lucas yang masih berdiri ditempatnya.
“Ah, tidak Nyonya, saya hanya memberikan laporan tentang proyek baru dan kebetulan sudah selesai, kalau begitu saya permisi Tuan, Nyonya." Lucas kembali mengambil berkas yang belum sempat Arion baca.
Maureen hanya mengangguk. “Bagaimana pekerjaanmu?"
“Lumayan menguras tenaga." Jawab Arion menyandarkan tubuhnya.
Maureen menghela nafas panjang, mengusap lembut lengan putra kesayangannya. “Jangan lupa minum vitamin nya, biar badanmu tetap bugar"
Arion mengangguk sembari tersenyum, Mommy nya sangat memperhatikan kesehatannya, memberikannya vitamin setiap harinya.
Disisi lain Arsen tengah mengikuti pertemuan para ketua klan, baik itu dari yang muda maupun yang tua semua ada didalam gedung itu.
Hal yang mudah dia tebak adalah salah satu dari ketua yang duduk di kursi panas itu adalah Erlan, ayahnya sendiri.
Arsen duduk dengan santai tetapi tidak dengan gaya bad boy nya, dia menggunakan jas mahal. jika wajah aslinya yang di gunakan, mungkin dia akan terlihat sangat tampan.
Sementara Erlan memberikan tatapan yang sulit untuk diartikan, dia kembali mengingat ucapan Edgar, warna bola mata yang langka, suaranya dan postur tubuh itu sangat mirip dengan putranya.
Akan sangat memalukan jika seorang Ayah kandung tidak bisa mengenali darah dagingnya sendiri. sepanjang pertemuan itu Erlan tidak bicara sama sekali, dia hanya menyimak apa yang dibicarakan oleh mereka dan tentunya dari pemuda yang memiliki nama X itu.
X sudah banyak mengambil wilayahnya dan beberapa kali mengacaukan transaksinya dan sialnya Erlan tidak bisa marah dan menyerang balik.
“Tunggu!!" Cegah Erlan menghentikan langkah X yang hendak keluar gedung.
X menoleh dengan menaikan sebelah alisnya.
Erlan menghampirinya, tatapan keduanya beradu. “Kau.. "
“Bersiaplah Tuan, karena aku akan mengambil alih seluruh wilayah mu" Sela X mengedipkan sebelah matanya lalu pergi begitu saja.
“Dia mengancam mu, haruskah aku memberikan tepuk tangan untuk pemuda itu?" ujar Raymon yang sedikit mendengar ucapan Arsen.
Edgar menepuk pelan pundak Erlan. “Dia cukup berani datang tanpa membawa dua sayapnya masuk kedalam ruangan"
“Kalau dia penakut, tidak mungkin jadi pemimpin, Erlan saja bisa dikalahkan dengan mudah." timpal Raymond, dari banyaknya ketua klan yang hadir, hanya Arsen yang tidak membawa kedua sahabatnya masuk kedalam ruangan yang tertutup itu.
Musuh bisa saja memanfaatkan keadaan itu untuk membunuhnya. masuk kedalam ruangan itu tidak diperbolehkan membawa senjata,
Erlan menatap punggung kokoh itu. “Dia putraku"
***
“Tenanglah Arion, Lucas akan baik-baik saja" ucap Grize menenangkan tunangannya.
Setelah mengantarkan Arion pulang, Lucas mengalami kecelakaan tunggal dan membuat pria itu kembali masuk kedalam rumah sakit, tetapi keadaannya untuk kali ini lebih parah.
“Bagaimana aku bisa tenang, dia sahabatku Gri" jawab Arion mengusap wajahnya dengan kasar. matanya kembali melihat kearah pintu ruangan operasi.
bukannya banyak punya anak buah dan bisa dengan mudah cari informasi? yang ada nanti Erlan, Gabriel dan seluruh keluarga akan menyesal, karena sudah negatif thinking sama Arsen.