Duda Tampan , Tetangga Baru Ku

" Anggia kamu mau kemana ?". Mama Sinta meraih tangan putri satu - satunya itu Terlihat dari bajunya, Anggia juga membawa tas dan di tangannya ada kunci mobil , menandakan Anggia akan bepergian keluar jauh dari Villa

" Aku bosan Ma , Mama dan Papa sudah mengurungku terlalu lama di sini ". Jikapun keluar dari Villa pasti akan di dampingi oleh Mama Sinta , dan itu pun hanya di sekitaran tak jauh dari Villa

" Itu juga demi kebaikan kamu Nggi , kami sedang menutupi aib kamu seharusnya kamu introspeksi diri, semuanya kan karena perbuatan kamu sendiri Nggi , kamu juga harus berjaga - jaga , sebentar lagi kamu akan lahiran ".

" Mama ikhlas menemani kamu di sini sampai Mama tidak bisa melayani suami Mama , jangan jadi pembangkang , setidaknya sampai kamu lahiran Nggi, Mama mohon jangan bikin ulah lagi , kasihan sama Papa kamu ".

Mama Sinta memang menjaga Anggia agar tidak berbuat hal di luar nalar , putrinya itu sudah melakukan dosa besar , kedua orang tua Anggia tentu saja tidak mau wanita itu kembali berbuat dosa dengan menggugurkan kandungannya.....janin itu tidak bersalah, ia berhak untuk melihat dunia.

Anggia terdiam....ia tau ia salah , ia memang tidak sadar saat melakukan semua itu , karena ulah Bagas , tapi yang dia inginkan menjadi suaminya adalah tetap Arshaka....tapi dia juga tak mau melepaskan Bagas .

Bagas adalah kekasihnya juga sebelum bertemu kembali dengan Arshaka, mereka sudah menjalin hubungan cukup lama . Jadi dalam arti kata , Anggia punya dua laki - laki dalam hidupnya. Hanya karena statusnya yang dari golongan bawah , Bagas tidak mendapat tempat di hati Pak Hendrawan.

Berbeda dengan Arshaka , laki - laki itu langsung di terima dengan tangan terbuka oleh Pak Hendrawan , dia begitu sangat bangga saat memperkenalkan Arshaka sebagai calon menantunya pada lingkup teman - temannya yang kebanyakan dari kalangan atas.

Bagi Bagas tidak masalah selama Anggia masih mau bersamanya. Tadinya Bagas itu orang baik namun karena sakit hati yang begitu dalam , akhirnya ia pun jadi jahat.

Karena penolakan Pak Hendrawan, Bagas pun berniat menjerat Anggia agar tidak bisa lepas darinya. Sejak kejadian malam itu....saat mereka pertama kali melakukannya ,Anggia jadi makin menempel pada Bagas, awalnya memang ia marah .tapi semua sudah terjadi , ia sudah memberikan keperawanannya pada Bagas...yang seharusnya adalah milik calon suaminya kelak.

Dan itu yang Bagas mau , raga Anggia jadi miliknya. Sebenarnya ia juga mau bertanggung jawab atas kehamilan Anggia , tapi ia di tolak mentah - mentah oleh Pak Hendrawan.

" Papa sendiri yang nolak Bagas , dia kan mau nikahin aku untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, yang dalam kandungan aku ini benar anak Bagas Ma ".

" Mama tau Nggi , tapi kamu tau sendiri bagaimana keras kepalanya Papa kamu ".

Anggia melangkah masuk , ia duduk petlahan di atas sofa. Barusan ia merasakan mulas di perutnya ..Tapi ia masih diam , belum mau mengatakannya pada Mama Sinta.

" Papa mau berharap apa sih Ma , mau Arshaka yang menikahi ku, gitu , dia bukan laki - laki bo'doh Ma , buktinya dia langsung ninggalin aku begitu tau aku hamil ".

Tapi tunggu saja Shak...aku akan kembali mendapatkan kamu setelah anak ini lahir....aku tidak akan pernah rela ada wanita lain yang akan mendapakan kamu, karena dari awal kamu tercipta hanya untuk Anggia.....

" Setelah melahirkan, kamu cari laki - laki lain saja Nggi , yang Papa kamu setujui ".

" Nanti saja Ma , aku belum memikirkannya....ssshhhh ".

" Kamu kenapa Nggi ?? apa perut kamu sudah mulai mulas ?? Kamu mau melahirkan??".

" Mungkin Ma....Mama banyak sekali nanyanya....".

" Mama siapkan perkengkaoan kamu , kita berangkat ke rumah sakit sekarang, Mama akan hubungi Papa kamu ".

" Ma.......jangan !". cegah Anggia.

" Kenapa Anggia ?".

" Bukan Papa Ma , tapi yang aku inginkan sekarang adalah Bagas , please Ma , aku benar- benar butuh dia Ma ". Anggia ingin di dampingi oleh Ayah dari calon anaknya.

" Ayo Anggia , mobilnya sudah siap ". Mama Sinta bingung mau jawab apa....ia juga tidak tega menolak permintaan putrinya yang akan berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan anaknya.

" Maaaa... ". Muka Anggia terlihat sangat memohon.

Mobil sudah mulai berjalan , mereka bertiga dengan seorang sopir .

Mama Sinta mengambil nafas , " Baiklah ".

Anggia menyerahkan Hp nya , " Mama saja yang telponin dia ". Mama Sinta mengalah , ia pun mulai menelpon Bagas.

Dering pertama tidak di angkat...

Dering kedua ...baru di angkat oleh Bagas...laki - laki itu begitu antusias, wanita yang di rindukannya menelponnya sekarang

" Iya sayang , akhirnya kamu menelponku juga , aku sangat merindukanmu Anggia " ucap Bagas dengan senyum merekah.

Mama Sinta sampai gugup , " Ini Mamanya Anggia ".

Bagas langsung menutup mulutnya, dia memastikan kembali di layar HP nya benar tertera nama Anggia di sana ....terus kenapa jadi suara Mama Sinta yang terdengar.

" Tante.....".

" Kamu bisa datang kemari , Anggia mau melahirkan, di rumah sakit Bunda...... ". Mama Sinta memberikan alamat lengkap pada Bagas .

Begitu telpon di tutup , tanpa pikir panjang Bagas langsung beranjak . Ia memakai motor sport nya , motor hasil jerih payahnya , di tambah campur tangan dari Anggia yang tidak sedikit. Bisa di katakan Anggilah yang membelikannya.

Sampai di tempat yang di katakan Mama Sinta, Bagas sampai setengah berlari untuk mencari ruang di mana Anggia akan melahirkan

Perasaannya campur aduk sekarang, antara bahagia dan takut. Ia bisa bernafas lega ketika tidak melihat Pak Hendrawan di sana.

" Anggia mana Tante ?".

" Ada di dalam....kamu masuklah ".

" Nggi....aku datang ". ucap Bagas, ia meraih tangan Anggia untuk di genggam , menyalurkan kekuatan agar Anggia kuat .

" Bagas....".

" Iya sayang , berjuanglah demi anak kita....aku akan di sini menemani kamu ".

Kedatangan orang yang di cintai membuat semangat tersendiri bagi Anggia , ia seperti mendapat tenaga tambahan untuk melahirkan.

Setelah menunggu beberapa jam lamanya....terdengarlah lengkingan suara tangis bayi.

Bersambung......