NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penolakan Sebelum Pernikahan

Khansa beranjak, berjalan dan berhenti di depan jendela. Yang dimana ia bisa melihat semua orang yang sedang membicarakannya, karena sudah sangat lantang menolak perjodohan itu, tanpa mendengar penjelasannya lebih dulu.

“Apa aku salah melakukan itu? Aku tau, dengan sikapku ini tanpa sengaja aku sudah mempermalukan papa. Tapi aku juga tidak bisa diam! Mana mungkin aku menikah dengan orang yang sudah mempunyai kekasih! Semua itu diluar prinsipku selama ini!”

Beberapa jam yang lalu…

Zidan Amar, teman Khansa sewaktu Zidan masih tinggal di desanya. Datang bersama dengan ibunya, Ais. Baru saja tiba dari jakarta. Mereka berdua sengaja datang karena nenek Fatimah, yang tidak lain nenek dari Zidan.

Kedatangan ibu dan anak itu datang untuk menjenguk nenek Fatimah yang sedang dirawat di rumah sakit sejak satu minggu yang lalu.

“Ma, jadi nenek sakit apa?” tanya Zidan yang melihat nenek Fatimah terbaring dengan alat-alat medis di seluruh tubuhnya.

Terdengar samar-samar pertanyaan Zidan mengenai neneknya.

Hahh…

Khansa menghela nafasnya, kenapa disaat seperti ini ia dihadapkan dengan situasi yang membuatnya rumit.

Situasi yang tidak pernah ada di dalam pikiran Khansa saat ini. Karena saat ini yang menjadi tujuannya bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

“Pak Tama, sepertinya Khansa tidak akan setuju dengan ini. Kami minta maaf karena harus melibatkan keluarga pak Tama dan bu Fara.”

Zidan hanya diam, tidak ada yang bisa ia lakukan. Sebelumnya ia juga sudah menolak dengan keras, tapi neneknya memaksa.

Nenek Fatimah menginginkan Zidan menikah dengan Khansa agar hubungan kedua keluarga terus terjalin setelah beliau pergi dari dunia ini.

Itulah kenapa Zidan hanya bisa diam dan pasrah. Ia berpikir, apakah tidak ada cara lain? Menjalin sebuah hubungan tidak harus dengan pernikahan.

Zidan masih ingat benar apa yang dikatakan neneknya “pak Tama dan keluarganya sudah sangat baik. Mereka menjaga nenek yang selama ini hidup sendiri, nenek hanya ingin kamu menjaga putri mereka. Bukankah kalian berdua berteman dulunya?”

“Ma, apa tidak ada cara lain? Khansa sudah menolaknya, jadi kita tidak perlu memaksakan pernikahan yang sama sekali tidak kami inginkan,” bisik Zidan.

“Kamu diamlah! Kita akan coba katakan alasannya pada Khansa, mama yakin dia pasti akan mengerti.” Zidan memutar matanya jengah.

“Mas, bagaimana sekarang? Khansa sudah menolaknya. Lagipula kita tidak bisa memaksanya, dia punya pilihannya sendiri,” ucap Fara pada Tama, suaminya.

Tama menatap istrinya, lalu melirik sekilas ke arah Zidan yang hanya duduk diam. “Kita akan coba bujuk lagi, ini permintaan dari bude Fatimah. Aku sudah menganggap beliau sudah seperti ibuku sendiri.”

Farah mengangguk paham, memang benar jika selama ini keluarganya sudah menganggap nenek Fatimah sebagai bagian keluarga mereka.

Apalagi saat keluarga anaknya memilih untuk merantau ke jakarta. Nenek Fatimah tinggal seorang diri, terkadang Khansa yang menemani selepas pulang sekolah.

“Ais, tunggu sebentar. Aku akan coba bicarakan lagi dengan Khansa. Siapa tau kali ini dia akan setuju.”

Ais tersenyum, lalu mengangguk. Sedangkan Zidan masih tetap diam. Tidak ada sepatah kata apapun yang ia keluarkan.

Farah beranjak meninggalkan mereka semua, menyusul Khansa yang berada di dalam kamar.

Tok

Tok

Tok

Fara mengetuk pintu kamar Khansa, “sayang! Mama perlu bicara sama kamu. Bisa buka pintunya?”

“Nggak ma! Khansa nggak akan buka kalo mama cuma mau bahas pernikahan!” balas Khansa dari dalam kamar.

“Sayang, ayolah! Mama akan kasih penjelasan. Setelah itu, terserah apa keputusan kamu nantinya. Sayang, please! Buka ya?” Farah terus memohon agar putrinya membuka pintu kamarnya.

“Khansa bilang nggak, itu artinya Khansa nggak mau!”

“Kamu yakin?”

“Sangat yakin ma!”

“Baiklah, mama cuma mau bilang karena ini ada kaitannya dengan nenek Fatimah.”

Cklek…

Khansa langsung membuka pintunya saat mendengar nama nenek Fatimah.

“Nenek Imah?” tanya Khansa yang kini berdiri diambang pintu.

“Iya, tapi kamu tidak ingin mendengar. Jadi, mama akan sampaikan ke papa kamu.” Farah berbalik ingin meninggalkan Khansa.

Namun, dengan cepat Khansa menahan tangan mamanya. “Tidak!”

Farah berbalik, menatap sang putri. Terlihat dengan jelas rasa ketakutan yang saat ini Khansa rasakan.

“Nenek Imah, baik-baik ajakan ma?” tanya Khansa yang saat ini sudah terisak.

“Nenek baik-baik aja kok, apa mama boleh masuk?” Khansa mengangguk.

Khansa membuka pintu kamarnya lebar-lebar, mempersilahkan ibunya untuk masuk ke dalam kamarnya.

“Jadi? Apa yang ingin mama bicarakan mengenai nenek Imah?” tanya Khansa to the point.

Saat ini Khansa dan Farah duduk di tepi kasur. Dengan Farah yang menghadap ke arah putrinya.

“Dengarkan baik-baik, mama tidak akan mengulanginya lagi.” Khansa mengangguk setuju, bersiap untuk mendengarkan penjelasan.

“Yang papa kamu minta untuk menikah dengan Zidan, bukanlah tanpa alasan. Itulah kenapa papa ataupun mama tidak punya pilihan. Yang menentukan perjodohan akan terus berlanjut atau tidak, semua keputusannya ada pada kamu.” Farah menatap putrinya yang masih setia mendengarkannya.

“Nenek Imah meminta hubungan keluarga kita dan keluarganya tetap terjalin. Dan caranya hanya dengan kamu menikah dengan Zidan. Anggap saja ini permintaan terakhir nenek Imah. Karena sekarang, kondisinya sangat kritis. Dan sangat tidak mungkin tante Ais membawanya ke jakarta,” jelas Farah panjang lebar.

Air mata Khansa mengalir begitu saja tanpa permisi. Dua kata yang membuat Khansa begitu sedih “permintaan terakhir”. Sebuah kata yang memiliki makna yang mendalam.

Tidak pernah terpikirkan Khansa akan mendengarnya. Khansa meremas kuat ujung baju yang dikenakan.

Ada perasaan sakit dan takut yang sulit Khansa jelaskan saat ini. Seketika, hati dan pikiran Khansa tidak bisa sejalan. Kacau, sudah pasti! Khansa benar-benar kacau saat ini.

Selama ini, Khansa selalu menamani nenek Fatimah. Terkadang, jika ia ada tugas kelompok. Khansa mengajak teman-temannya untuk mengerjakannya di rumah nenek Fatimah.

“A-apa? Jadi, nenek Imah kritis sekarang?” Farah mengangguk saat putrinya menanyakan pertanyaan itu.

“Ma, tapi Khansa tidak bisa menerimanya. Bukan tanpa alasan Khansa menolaknya. Selain Khansa ingin kuliah, sangat tidak mungkin Khansa menikah dengan Zidan yang notabennya mempunyai pacar.

“Sayang, dengarkan mama. Tidak ada yang tau dengan takdir. Dan ini sudah menjadi takdir kalian berdua. Dan untuk kekasih Zidan, mama yakin dia akan mengerti jika kamu sudah menjadi istrinya.”

Seberapa keyakinan itu ma? Bahkan aku sendiri tidak yakin. Aku tau benar jika Zidan sangat mencintai kekasihnya.

“Khansa tidak yakin.”

Farah memegang tangan putrinya, meyakinkan untuk menerima jika semua akan baik-baik aja.

“Khansa tidak bisa memutuskan sekarang. Khansa perlu bicara dengan Zidan, apa bisa?”

“Ya! Tentu saja. Mama akan panggilkan Zidan. Kalian berdua memang harus bicara berdua.” “Tunggu disini, mama akan minta Zidan datang ke kamar kamu.”

Khansa mengangguk, menatap ibunya yang mulai menghilang dari balik pintu kamarnya.

1
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!