NovelToon NovelToon
My Secret Victoria

My Secret Victoria

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Putu Widia Sari

Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu sesuatu hal gelap mulai terkuak.

Sebuah rahasia kelam, terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Apa yang terjadi sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Vicky hanya berdiam diri , menatap motor sport yang begitu mewah, dengan seorang pria yang sudah siap mengendarai motornya. Ia agak ragu dan canggung, mimik wajahnya tak bisa dipungkiri.

El sudah naik lebih dulu, ia mengarah pada sudut spion motornya. Nampak gadis itu hanya berdiam diri, wajahnya sangat polos dan datar. El tersenyum tipis, ia sepertinya tau jika Vicky merasa canggung.

"Ayok naik," Ucap El.

"Ohhh,,, iya," Sahut Vicky perlahan.

Oke kali ini rasa canggung nya sudah lumayan teratasi, tetapi ada masalah lain.

Vicky sedang memikirkan bagaimana caranya dia bisa menaiki motor tinggi seperti ini, Jok motor yang terlihat sangat jauh dari tanah, ditambah dia menggunakan rok pendek. Vicky bahkan tak pernah membayangkan menaiki motor seperti ini. Ia memperhatikan rok nya , dan jok motor El beberapa kali.

El menoleh kembali, ia mengerti jika gadis ini kesulitan menaiki motornya, apalagi dengan kondisi rok nya saat ini. El tersenyum tipis kemudian ia menjulurkan tangannya , telapak tangannya terbuka lebar, menawarkan bantuan " Ayo, pegang tangan gue," katanya, dengan nada suara lembut.

Kedua mata Vicky membelalak , melihat tangan itu terulur mantap tanpa ragu. Vicky sempat terpaku, namun akhirnya dengan keyakinan 40% nya, ia mulai menerima bantuan El. Ia menyambut uluran tangan itu, kemudian dengan hati hati mulai menaiki motor sport tersebut.

"Thanks ," ucap Vicky tersenyum kecil.

El mengangguk , ia mulai menyalakan mesin motornya sedikit memanaskan motor sebelum melaju di jalanan. Vicky merasa ini sangat ekstrim, ia melihat kebawah dengan perasaan was was.

Satu masalah selesai ia sudah duduk aman diatas motor, tetapi kali ini tangannya mulai bingung mencari tumpuan. Motor setinggi ini jika tidak ada tumpuan pegangan, dengan mudah keseimbangan nya akan jatuh.

Vicky mulai mencoba mencari tumpuan yang kokoh, tetapi ia tak menemukan nya juga.

"Kalo Lo takut, Lo bisa pegangan sama gue. Di bahu gue, atau senyaman Lo aja,"

"Pegangan yang kuat , gue gak mau Lo jatuh," Ucap El lembut.

"emmmm,,, iya ," Wah pria ini seperti malaikat, tanpa ia bersuara. El sudah bisa membaca pikirannya. Nice.

Kedua tangan Vicky bergerak perlahan, menuju kedua bahu El. Ia mulai berpegangan erat , Sentuhan tangan Vicky membuat El sedikit merasakan sesuatu yang aneh.

"Kenapa? Sentuhan nya, justru membuat hati lebih damai. Ini aneh , bahkan semua kegelisahan ikut hilang bersamanya ," Ucap Hati El, bingung dengan perasaannya.

*******

Perjalanan terasa sangat singkat, ketika Vicky mulai sadar bahwa dirinya mulai masuk ke kompleks perumahan. Tetapi ini terlihat berbeda, ia mulai mengamati di sekitarnya. Ini bukan seperti perumahan pada umumnya, yang dimana ada beberapa rumah lainnya.

Ini seperti 1 kompleks yang khusus untuk 1 perumahan, dengan berbagai fasilitas. Ada beberapa ruko , cafe , taman, lapangan basket dan lain lain. Vicky terus mengamati nya dengan seksama, setiap detail yang dilihatnya.

Setelah melewatinya barulah ia memasuki halaman rumah yang cukup luas, terlihat rumah yang kokoh berdiri. Besar dan mewah, disetiap sudut ada cctv yang mengintai.

Ia sedikit tak menyangka, tatapan tajam penuh arti. Rumah dengan interior mewah, dan sistem keamanan yang sangat ketat. El menghentikan motornya. Vicky mulai turun perlahan, yang kemudian disusul oleh El.

"Ayok masuk," Ajaknya, Vicky masih terpaku melihat sekeliling rumah, menyapu di setiap sudut nya.

Vicky mulai berjalan perlahan, memasuki rumah El. Memasuki rumah, matanya tak henti henti mengamati setiap sudut ruangan. Interior, barang barang antik, dan tentu nya ada cctv lagi.

El berdiri agak jauh dari Vicky, ia berteriak memanggil Bibi. "Bi ,, bibi, "

"Iya den,, sebentar,"

Tak lama Bibi datang dengan langkah cepat , menghampiri El. Bayang bayang pandangannya tertuju pada seseorang dibelakang sana, bibi menoleh lebih jelas. Memperhatikan Vicky dari ujung kaki sampai ujung rambut. " Siapa itu den?," bisik nya penasaran.

"Ohhh,,,, dia temen El ," Sahut nya mengarah pada Vicky.

Bibi menyipitkan pandangannya, menatap El jauh lebih dalam. Ia melangkah maju mendekati El, " Yakin cuma temen?, atau jangan jangan dia ,,,, "

"Serius bi, cuma temen ,"

"Hemmm,,, ya sekarang. Siapa tau kedepannya lebih dari temen. Keliatan nya dia gadis yang baik, cantik pula. " Bisik Bibi mulai menggoda El.

"Bi!!!!," Jelas El menajamkan suaranya.

Bibi tersenyum kecil, ia kemudian berpamitan pada El untuk pergi menghampiri Vicky yang tengah sibuk memperhatikan rumah El sejak tadi. " Permisi non ," sapa bibi tersenyum.

Vicky menoleh , "Iyaaa," Sahut Vicky tersenyum.

"Kenalin saya asisten rumah tangga disini, panggil bibi aja."

"Ouhhh, iya Bi saya Vicky, Saya...."

"Temannya den El kan, tadi den El udah bilang sama bibi. Cantik ya," Sela Bibi segera.

"Makasih, tapi bibi bisa aja. Bibi juga cantik," Puji Vicky kembali.

"Nok bisa aja. Non mau minum apa? Nanti bibi buatkan?," Tawar bibi.

"Engga usah bi, gak usah repot repot. "

"Gak papa non, bibi gak repot. Bibi malah seneng,,,"

"Tapi,"

"Udah gak papa, buatin jus buah naga aja Bi. " Ucap El, menyela percakapan keduanya.

Vicky cukup terperangah , tiba tiba pria ini mengatakan hal itu. Dan tentang jus buah naga, bagaimana ia bisa tau bahwa itu minuman favorit Vicky.

"Siap Den, nanti bibi bawain ke taman belakang," Kemudian bibi segera pergi menuju dapur. Kini hanya tinggal El dan Vicky disana.

Vicky menatap El dengan penuh teka teki, selepas tentang jus buah naga tadi. " Ayo, kita mulai belajar,"

Vicky mengangguk, ia mulai melangkah mengikuti El, sesekali matanya masih melihat lihat rumah El , ia menoleh ke belakang dan kemudian kembali fokus.

*********

Adit tengah berbaring di kamarnya, sepatu dan tas nya masih berserakan di lantai. Biasanya jam segini dia selalu berada di rumah El, tetapi kali ini ia harus berdiam diri dirumah. Tepatnya dikamar nya.

Disisi lain ada Devan yang ternyata ada dikamar Adit. Devan tengah memejamkan matanya sebentar, untuk merilekskan saraf saraf nya setelah sekolah seharian.

"Van, gue bosen nih. Biasanya kita dirumah El, ada cemilan, main basket, main gitar , nongkrong bareng. Dan ini, cuma dikamar," Gerutu Adit, mulai bosan dengan suasana ini.

"Hemmmm,,," Sahut Devan singkat.

Adit yang mendengar nya merasa sedikit geram, ia sudah berbicara panjang lebar dan respon nya hanya singkat . Adit beranjak bangun, ia menoleh pada Devan yang tengah berbaring memejamkan kedua matanya.

"Van, gue ngomong sama Lo. Lo malah tidur ," Jelas nya kesal.

"Gue gak tidur, gue cuma butuh ketenangan,"

"hmmmmm,,, ada ide gak. gue udah ditahap pengen robohin ni rumah. Saking bosennya gue ," Ucap nya dengan nada lesu.

"Oke. Gue dukung,"

Kata kata itu seperti petir di siang bolong bagi Adit, wajahnya membeku, mata membesar dan udara disekelilingnya seolah berubah menjadi panas. Dia tak menyangka bagaimana Devan bisa menjawab seperti itu.

"Van, seneng banget kayaknya Lo, kalo rumah gue hancur. heran gue," Gerutu nya meninggikan nada suaranya

"Terus?,"

"Tau Ahhh,,, mending gue keluar cari udara seger. Gue udah butek , tambah Lo kek gitu. Tambah gak keliatan gue," Adit beranjak bangun, ia keluar dari kamar nya dan meninggalkan Devan.

"Bagus, kalo Lo sadar," Sahut nya berbisik.

******

Di taman belakang, El dan Vicky sudah memulai mengerjakan tugas mereka. Tugas yang diberikan Bu Rose nampak , begitu sulit. El menatap lembar kertas kosong , yang begitu menggunung. Ia mengambil nafas dalam, sementara di sebelahnya Vicky sudah mulai start untuk mengerjakannya.

El menoleh, ia melihat gadis itu sepertinya sangat mudah mengerjakan nya. Ia meratapi nasib nya, bahkan sedikit tinta pulpen pun masih belum terukir di kertas putih miliknya.

Sedangkan gadis itu sudah menulis sebanyak 2 lembar. El menggaruk kepalanya yang tidak gatal, " Masak iya gue harus nanya ,"

Vicky sesekali melihat ke arah El, menyadari ada sesuatu yang terlihat mengganjal, Tetapi El hanya diam dan tidak berbicara apapun, sedikit bergeser pada kertas di hadapan El. Ia melihat tak ada satu pun coretan pulpen di kertas itu.

"Lo belum mulai?," Tanya Vicky.

"Emmm,,, ini baru mau mulai," Sahut Nya gelagapan.

"Ouhhhh,,, oke," Ucap Vicky kembali fokus mengerjakan.

El mulai nampak bingung, ia tidak mungkin terus berdiam diri. Kalo begini tugas nya tidak akan selesai, dengan keyakinan 50 % akhirnya dia mengeluarkan suaranya, " Emmmm,, gue kurang paham cara nyusun nya ,"

Lantunan suara itu, membuat Vicky menoleh. Ia kemudian beranjak mendekati El yang duduk dengan penuh kebingungan. Vicky mulai membantu El, ia menjelaskan struktur dalam menyusun tugas kali ini . Suaranya lembut namun penuh keyakinan, membuat suasana belajar menjadi hangat dan nyaman.

Vicky menjelaskan dengan memberikan contoh , berusaha membuat El mengerti langkah demi langkah. Sementara El yang awalnya fokus mendengarkan, kini matanya tak sengaja tertuju pada wajah Vicky yang serius tapi penuh perhatian.

Rambutnya yang tergerai rapi, senyum kecil yang muncul setiap kali ia menjelaskan. Sorot mata yang penuh arti membuat El terdiam sejenak. Dalam keheningan itu, El merasa ada sesuatu yang berbeda, yang menariknya ke dalam mata itu.

Kedua matanya penuh menatap pada wajah Vicky , mata yang tersenyum kemudian menjalar sampai pada bibir nya. Ia mulai memperhatikan Vicky lebih dalam, cara dia berbicara, menjelaskan dan terlihat ketulusan dalam dirinya. Membuat El semakin jauh menatap ke dalam.

Vicky mulai menyadari jika El menatap nya dengan aneh. Ia mengangkat wajahnya, matanya bertemu dengan mata El. Sesaat, keduanya terdiam saling menatap dengan intensitas yang membuat waktu seolah berhenti.

Dalam hanyut keheningan, wajahnya mulai berbeda. Ada sesuatu yang mengusik nya saat ini, "Tatapan itu?," Ucap hati Vicky.

"Mata yang sejuk dan indah, namun seperti ada sesuatu yang tenggelam di dalamnya," Ucap hati El, saat menatap Vicky lebih tajam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!