Ketika membuka mata, Dani menemukan dirinya berada di sebuah kamar. Ia tak mengingat apapun tentang dirinya. Di sana dia bertemu dengan pria yang mengaku sebagai bosnya. Pria itu mengatakan kalau Dani merupakan personal trainer di gymnya yang diketahui juga melakukan pekerjaan p|us-p|us.
Namun semua itu tak berlangsung lama, karena ingatan Dani perlahan pulih setelah bertemu wanita yang mengetahui masa lalunya. Saat itulah Dani menggunakan keahlian hipnotisnya dan mengambil alih bisnis gym. Siapa yang menduga? Bisnis itu menjadi sukses besar saat dikelola oleh Dani.
"Layanan trainer-trainer di gym 24 luar biasa. Pokoknya bikin lemas dan banjir lendir. Eh, maksudnya lendir keringat. Hehe..." ucap salah satu tante langganan gym 24.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22 - Memulai Aksi
Deva dan Lexy baru menyelesaikan kegiatan mereka di atas ranjang. Kini keduanya dalam posisi telentang di atas ranjang.
Suasana hening dalam sesaat. Sampai suara tawa Lexy memecahkan kesunyian yang ada.
"Kenapa ketawa?" tanya Deva.
"Enggak. Aku cuman merasa lucu. Karena punyamu pendek, beberapa kali tadi lepas terus dari lubang," jawab Lexy.
"Nggak lucu! Ayo! Sebaiknya kita pulang." Deva segera beranjak dari ranjang. Lexy lantas menyusul untuk bersiap pulang.
Ketika keluar dari hotel, Deva melihat Dani menunggu di lobi. Lelaki itu tak sendiri, ada Arin yang tampak duduk bersamanya.
Pupil matanya membesar. Dia segera menghampiri Arin dan melepas genggaman tangannya dari Lexy.
Lexy sontak cemberut. Namun dia ingin melihat siapa wanita yang dihampiri oleh Deva.
"Kau..." lirih Deva sambil menatap Arin.
Arin mengangguk. Dia dan Deva seolah bisa memahami dari hati. Meskipun begitu mereka menahan diri karena ada Lexy di sana.
Kala itu Deva mengatakan kalau Arin merupakan temannya Dani yang juga dekat dengan dirinya.
Sebelum beranjak pergi, Deva menyempatkan diri untuk mengajak Arin dan Dani bertemu besok. Arin dan Dani lantas setuju. Mereka akan mendiskusikan semuanya besok.
Untungnya Lexy tidak mencurigai apa-apa. Di mobil dia memilih tidur karena kelelahan.
Satu hari berlalu. Tibalah hari pertemuan Dani, Arin, dan Deva terjadi. Ketiganya saling bercerita satu sama lain.
Deva tak lupa memberitahu tentang Lexy. Tentang rencana yang dibuatnya sebelum Dani menghilang.
"Sekarang apa selanjutnya?" imbuh Deva.
"Aku akan mendekati Kalina. Tapi aku butuh kau untuk mencari tahu tempat-tempat yang sering didatanginya," sahut Dani.
Deva mengangguk. Dia berusaha mengikuti jejak Kalina diam-diam selama beberapa hari. Ketika semuanya siap, maka Dani pun beraksi.
Saat itu Kalina sedang makan di restoran. Ia menikmati sepiring salad yang dirinya makan seperti mengunyah batu.
"Boleh aku duduk di sini?" Dani datang dan menyapa Kalina.
"Iya... Silahkan," tanggap Kalina yang setengah terpaksa.
"Apa Kakak lagi diet? Kayaknya susah sekali ngunyah makanan itu," komentar Dani.
"Ka-kakak? Kau memanggilku kakak?" Kalina memastikan apakah dirinya salah dengar atau tidak.
"Kenapa memangnya? Apa itu salah?" balas Dani, berlagak polos. Padahal dia sengaja melakukannya untuk membuat Kalina tertarik.
"Mungkin... Karena aku tidak semuda itu untuk dipanggil kakak," ungkap Kalina seraya mengaitkan rambut ke daun telinga.
"Bagiku Kakak terlihat muda kok. Kehadiranku di sini tidak mengganggu kan, Kak?" tanya Dani.
"Tentu saja tidak. Aku cukup senang punya teman bicara," kata Kalina.
"Baguslah. Kebetulan aku sedang capek karena belum mendapatkan pelanggan beberapa hari ini," keluh Dani sambil mendengus.
"Pelanggan? Kau kerja apa, Dek?" Kalina penasaran.
"Jadi personal trainer, Kak. Tapi akhir-akhir ini jobku sepi. Karena mungkin sekarang kebanyakan orang kayaknya lebih suka olahraga sendiri kali ya," pungkas Dani panjang lebar.
"Kau personal trainer? Kebetulan sekali aku sedang mencari trainer!" ucap Kalina.
"Benarkah, Kak? Kalau begitu kau bisa pakai jasaku. Aku akan lakukan apapun! Karena aku perlu sekali uang sekarang," ujar Dani antusias.
Kalina tersenyum tipis. "Oke, aku akan mencoba. Kau bisa datang ke rumah kan? Aku tidak terbiasa berolahraga di gym," ujarnya.
"Tentu saja aku bisa, Kak! Kita tukar nomor ya. Nanti kasih tahu aku alamat rumahnya," kata Dani.
Kalina mengangguk setuju. Dia dan Dani pun saling bertukar nomor.
walaupun dia anak dari musuh besarnya tapi Laluna sudah punya anak dari Dani.
semoga nanti bisa bersatu dengan Dani .
bahagia bersama anak mereka
jangan-jangan nanti Lexy juga hamil...