kisah menceritakan kriminal dan persaingan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqbal nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode X : Duka dari Sang Sahabat
"Terima Kasih Inspektur Johan."Berkat anda, kasus pengedaran narkoba yang meresahkan ini berhasil terungkap. "Saya mewakili dari kesatuan kepolisian yang ada di kabupaten Simalungun, dan juga seluruh masyarakat kabupaten Simalungun, mengucapakan selamat dan terima kasih, atas keberhasilan dan kesuksesan anda dan tim anda, selama bertugas di sini."Kata seorang perwira polisi yang berpangkat Kombes ( Komisaris Besar ) kepada inspektur Johan.
"Pak Liston terlalu berlebihan memuji saya semua yang saya lakukan adalah tugas seorang detektif polisi, komandan, jadi sudah kewajiban kami untuk melakukannya."Jawab Inspektur Johan dengan rendah hati.
"Ternyata apa yang saya dengarkan tentang dirimu, diluar dari perkiraanku inspektur Johan."Selama ini, saya mendengar cerita tentang dirimu, kehebatanmu, kepintaranmu, keberanianmu."Tapi setelah mengenal anda inspektur, semua berita itu ternyata tidak seperti yang ku sangka selama ini."Ternyata anda lebih hebat dari yang ku sangka, inspektur."Anda bukan hanya pemberani, hebat, dan pintar, tapi anda punya sifat kerendahan hati yang sulit untuk ditemukan kepada siapapun."Puji dari kombes Liston, atas prestasi yang telah di capai inspektur Johan.
"Terima kasih banyak komandan, atas support yang diberikan selama saya dan bripda Lindawati bertugas di kota ini."Saya tidak akan lupa dengan kebaikan komandan dan tim kepolisian yang ada disini."Tanpa ada kerjasama dari seluruh perangkat kepolisian kota ini, dan juga kerjasama dari penduduk, tak mudah bagi saya dan tim untuk menyelesaikan misi tersebut. "Kesuksesan dan keberhasilan ini adalah milik kita semua komandan."Jawab Johan dengan wajah sunguh sungguh.
"Saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada anda inspektur."Selamat jalan."Sebenarnya, saya ingin mengundang anda inspektur, untuk tetap disini satu hari lagi."Saya ingin mengadakan acara selamatan melepas kembalinya kalian berdua."Tapi sepertinya anda buru buru ingin kembali kemedan."Kata kombes Liston.
"Lain kali saja komandan."Hari ini, ada hal penting yang membuat saya harus kembali, dan tiba sebelum jam lima nanti di kantor kepolisian medan."Jika ada rejeki pasti kita akan bertemu lagi komandan."Jawab Johan.
Setelah berbicara dengan Kombes Liston. Inspektur Johan memberi hormat kepada Perwira tersebut, dan minta ijin kepada beliau untuk berangkat ke kota Medan.
"Kau tega meninggalkan kami Linda?." Tanya Bernard.
"Memang kenapa??, kan tugas kami selama disini sudah selesai kawan kawan?."Jawab bripda Lindawati.
"Bukan masalah tugas kau Linda??."Maksud si Bernard."Dia belum siap kehilangan kau!, mengerti kau kan?.
"Kata bripda Lamhot menjelaskan kepada bripda Linda.j
"kan, ngelantur lagi ngomong kalian berdua."Memang tidak ada topik yang lain!."Jawab Linda lagi.
"Ini topik yang paling penting Linda."Kata Lamhot lagi.
"Penting apanya Lamhot?."Jawab Linda.
"Penting sekali Linda, kamu harus tau."Masalahnya, selama kau disini, kau telah membuat hati sahabatku yang bernama bernard ini dag,,dig,,dug,,der."Kata Lamhot dengan logat bataknya yanng masih sangat kental.
"Banyak Polwan disini, cantik cantik lagi, lebih cantik daripadaku malahan."Jawab Linda.
"Kau mengada ngada Linda, yang mana, kau bilang yang cantik, si Hotma,si Marulian, atau si Lisbeth!."Mana bisa mereka dibandingkan denngan kau Linda?"Kata Lamhot kembali sambil menyebutkan tiga nama polwan yang ada disana.
"Kalian terlalu berlebihan, kita baru kenal seminggu kan?, jika sudah lama, kalian pasti juga bosan melihatku terus."Jawab Linda.
"Tak mungkin kami bosan memandang wajahmu Linda, sudahlah Linda, tunda saja keberangkatanmu ke medan hari ini, bilang sama inspektur Johan, kita happy happy dulu di sini, satu hari lagi, besok baru kalian berangkat, bagaimana??."Usul Bernard.
"Kami harus kembali hari ini Bernard, tak mungkin di tunda lagi."Kata inspektur Johan yang tiba tiba muncul di hadapan mereka bertiga,
"Ohh, pak Johan."Silahkan duduk pak."Jawab Bernard yang terkejut melihat kemunculan inspektur johan tiba tiba.
"Oh ya."Masih ada waktu, satu jam lagi."Bagaimana kalau kita berempat ngopi, sekalian makan siang bareng, sebelum kami berangkat."Kata Johan menawarkan kepada ketiga rekannya selama berada di kabupaten Simalungun.
"Usul yang bagus itu Pak, tapi dimana tempatnya."Tanya Lamhot.
"di tempat biasa yang kopinya paling enak."Kamu tidak tau tempatnya, Lamhot."Memang selama ini, kamu dimana Lamhot?."Tanya Johan kepada bripda Lamhot.
"aku baru dua bulan disini pak, sebelumya aku tugas di kampungku, Tapanuli Utara."Jawab Lamhot.
"saya ingat tempatnya Pak johan."Bapak dan Lamhot ikutin saja saya dan Linda dari belakang."Kata Bernard.
"Kenapa saya dan Pak Johan, kau sama Linda."Maksud kau apa Bernard."Tanya Lamhot.
"Sudah, tidak apa apa."Ide yang bagus Bernard, kamu naik mobil denganku, Lamhot."Biarkan Linda dan Bernard naik motor di depan kita."Kata Johan.
"Bahaya itu Pak!, nanti si Bernard sebentar sebentar ngerem!."Canda Lamhot.
"Sudah teman teman, nanti kita ngobrol lagi, sambil ngopi, bagaimana?."Kata Johan.
"Oke Bos."Jawab mereka bertiga hampir bersamaan.
Setelah selesai ngopi bareng Lamhot dan Bernard. Johan bersama Linda meninggalkan mereka berdua, dan berangkat menuju kota tempat asal mereka bertugas yaitu Medan.
Ditengah perjalanan. Bripda Linda bertanya kepada Johan.
"ada apa Bang, sepertinya ada sesuatu yang bang Johan pikirkan?."Tanya Linda yang memperhatikan wajah tampan sang komandan, tidak seperti biasanya.
"Tidak apa Linda, biasa saja,memang kenapa?."Jawab Johan, dengan senyum yang dipaksakan.
"sudah lebih satu tahun, aku bersamamu bang Johan, aku sudah mengenalmu, jangan tutupin bang?, apa yang ada dalam pikiranmu sekarang?."Tanya Linda yang merasa ada sesuatu yang membuat komandannya itu sedih.
"Setengah jam yang lalu,,aku menerima kabar Linda."Kabar yang bagiku sangar membuatku sedih."Jawab Johan.
"Ada apa bang?."Tanya Linda kembali.
"Kamu tentu kenal dengan briptu Baskoro kan?."Tanya Johan.
"Briptu Baskoro??."Aku ingat bang Johan, setahun yang lalu, kita bertemu dia, ketika berada di kepulauan riau kan??, aku ingat bang, dia kan sahabatmu sejak masih sma kan?, memang kenapa briptu Baskoro Bang?."Tanya Linda dengan penasaran.
"Briptu Baskoro sudah meninggal Linda, tadi pagi, mayatnya ditemukan dipinggir pantai, dalam kondisi membusuk. "Sebutir peluru bersarang di jantungnya."Menurut dugaan, dia dibunuh."Kata Johan menjelaskan kepada Linda.
"Kasihan dengan briptu Baskoro bang, dia begitu baik orangnya."Tapi, bagaimana dengan pembunuhnya?."Apakah sudah ditangkap, apa belum bang?."Tanya Linda lagi.
"Masih dalam tahap penyelidikan Linda."Belum ada kabar lagi masalah itu."Jawab Johan.
"Aku punya usul bang Johan."Bagaimana kalau kasus ini, kita yang selidiki."Aku pingin kesana bang, selama ini kitakan belum pernah gagal."Bahkan kasus yang kita tangani bang, selesai dalam jangka waktu yang diluar perkiraan, seperti yang baru kita selesaikan, hanya enam hari, kita tuntaskan. "Makanya bang Johan."Minta aja kasusnya, biar kita ke jakarta, tantangan baru bagiku bang."Jawab Linda dengan semangat.
"Kita lihat saja nanti Linda, semua menunggu keputusan dari para komandan, bukan aku yang menentukan."Jika ada surat perintah,pasti kita jalankan."Jawab Johan kepada mitra polwannya yang cantik itu.