NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:645
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 10

Mars menyipitkan matanya, menatap tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut Amara.

Baru kemarin mereka berjalan bersama, Amara sendiri yang menuliskan nomor telponnya di ponsel Mars. Namun hari ini?? Suatu kejadian yang tidak pernah ia sangka, Amara berubah bak singa yang buas siap menerkam mangsanya.

Sepanjang hari ini Mars hanya melamun, walaupun raganya sedang berada diantara Clara dan Bara, namun jiwanya melayang masih mempertanyakan apakah penyebab Amara berubah sinis terhadapnya.

Hingga waktu pulang, Mars memutuskan untuk menanyakan langsung pada Amara apa sebenarnya yang menyebabkan dirinya acuh terhadap Mars. Ia mendatangi kelas Amara, namun seperti kemarin ia tidak menemukan Amara. Mars berjalan cepat menuju halaman berharap Amara masih berjalan di sana, dan benar saja ia melihat Amara berjalan terburu buru. Mars berlari lari kecil mendekati Amara, namun begitu ia hendak sampai pada Amara, ia kembali tertegun.

Mars melihat Amara berbincang bincang dengan seorang Pria yang memakai helm. Pada Akhirnya Amara ikut naik keatas motor CBR, dan membawa mereka semakin menjauh dari pandangan Mars.

Amara yang merasa ada jam kosong memilih untuk pulang dari pada harus bercanda dengan teman temannya. Bisa di bilang Amara memang tidak punya teman, sehingga kemana pun ia selalu sendiri. Dengan langkah santai ia pulang, dan ia sedikit terkejut melihat ada Amar di depan gerbang membuat langkah Amara di percepat. Amara takut Amar melihat Mars, karena Amar pasti akan memarahi dirinya yang berteman dengan seorang pria apapun alasannya.

"Amar?? Sedang apa kamu di sini?" tanya Amara dengan intonasi agak ketus karena tadi pagi memang mereka bertengkar.

"Ibu mau aku menjemputmu, lagi pula anggap saja hari ini aku adalah kakak terbaikmu." jawab Amar

"Jangan banyak berpikir cepat naik sebelum aku berubah pikiran." tambah Amar dengan memainkan gas, karena Amara hanya memandang dirinya saja tanpa ada niatan untuk segera naik.

Akhirnya Amara pun ikut naik setelah Amara membantu memakaikan helm untuknya, sebenarnya itu adalah pemandangan yang wajar antara kakak beradik kandung, tapi tidak untuk Mars.

Mars yang terbakar cemburu hanya tertegun dengan mengepalkan kedua tangannya. Ia tidak habis pikir ternyata Amara sama saja dengan wanita wanita sebelumnya. Baru kali ini perasaan Mars di permainkan seorang wanita, disaat semua wanita akan rela meninggalkan pasangannya untuk Mars, tapi Amara justru mencampakkan dirinya untuk Pria breng sek bermotor.

"Jadi ini alasanmu Amara. Baik kita lihat balasan apa yang akan kamu terima karena sudah berani mempermainkan aku Amara." gumam Mars.

"Kenapa Bro?" tanya Bara sambil menepuk pundak Mars, dan Mars pun menoleh, sudah ada Clara dan Bara di sampingnya, karena mobil Bara terparkir tidak jauh dari Mars berdiri.

"Nggak ada." jawab Mars singkat tanpa ingin menjelaskan apa yang terjadi karena ada Clara diantara mereka.

"Nanti malam ikut di acara Steve kan Mars?" tanya Clara memastikan Mars akan hadir di ulang tahun Steve yang akan di rayakan di bar langganan mereka.

"Iya. Sampai jumpa nanti malam." ucap Mars pada Clara dan kemudian menepuk pundak Bara lalu pergi menghampiri mobilnya sendiri untuk pulang.

Malam harinya Mars melamun di kursi sendirian dengan di temani satu gelas wine di tangan kirinya, dan di tangan kanannya ada ponselnya yang memperlihatkan nomor kontak Amara yang terus ia pandangi, sampai akhirnya ia menekan layar berkali kali hingga sampai di beranda awal, dan ia meneguk segelas wine itu hingga habis. Mars berdiri meraih kunci mobilnya dan akhirnya ia keluar rumah menuju salah satu bar langganan mereka untuk menghadiri acara ulang tahun Steve sahabat satu angkatan mereka.

Di sepanjang pesta Mars terus meneguk gelas demi gelas yang berisi alkohol. Semua nampak menikmati alunan musik yang sangat keras, yang sedang di mainkan salah satu DJ. Ada yang sedang berjoget joget mengikuti alunan musik, ada yang bercanda tertawa, dan ada juga yang hanya menikmati sambil duduk. Sama halnya dengan Bara dan Clara, mereka berdua melihat Mars yang sudah lama tidak gabung dengan mereka hampir satu bulan ini, kini berada diantara mereka dengan terus meneguk gelas berisi alkohol.

"Sudah ku duga, Mars pasti merindukan situasi ini." ucap Clara pada Bara. Clara berpikir jika Mars hanya merindukan suasana dan momen minum minuman keras, sehingga ia begitu menikmati gelas demi gelas. Berbeda dengan Bara, ia bisa melihat jika ada sesuatu yang terjadi Mars yang tidak ia ketahui, sehingga Bara hanya mengerutkan dagunya, seakan berpura pura percaya dengan apa yang di ucapkan Clara. Mereka menikmati suasana gemerlap dunia malam hingga menjelang pagi. Mars di bawa pulang oleh Bara dan Clara karena ia sangat mabuk, ia diantar kan sampai depan rumah, sampai pada akhirnya Bara melajukan kembali mobilnya untuk mengantar Clara yang juga mabuk dan kini sudah tertidur.

Matahari siang menyengat di wajah Mars, membuat dirinya mengeryapkan mata, dan sedikit demi sedikit membuka matanya. Di pegang kepalanya yang terasa berat, dan ia mulai membalik tubuhnya karena semula ia tertidur tengkurap.

Kini ia bisa membuka matanya lebar, di lihat tirai kamarnya sudah terang benderang menandakan jika hari sudah benar benar siang. Ia menatap jam di dinding yang benar saja sudah menunjukan pukul setengah dua belas siang.

Dengan tubuh yang berat ia mencoba bangun dari tidurnya, dan dengan langkah yang berat ia berjalan menuju kamar mandi walau masih sedikit sempoyongan.

Cukup dengan waktu setengah jam Mars sudah berdiri di depan cermin rias miliknya menyisir rambutnya yang sedikit berantakan, ia meraih minyak wangi dan menyemprotkan di dadanya saja dengan malas malas, sampai akhirnya ia berangkat ke kampus.

Di saat mahasiswa yang lain sudah menyudahi belajarnya, dengan santainya Mars keluar dari mobilnya untuk berangkat. Dengan langkah tegap ia berjalan santai, ia melihat Amara berjalan kearahnya, karena memang jalan menuju gerbang keluar ada di dekatnya. Amara menatap Mars sesaat namun kemudian ia menunduk seakan tidak melihat Mars ada di sana. Begitu dekat Mars meraih lengan Amara yang begitu kecil, karena memang postur tubuh Amara tidak terlalu tinggi, tubuhnya kecil namun berisi.

"Jadi itu lasan kamu mencampakkan aku Amara." ucap Mars tanpa basa basi lagi. Semula Amara tidak mengerti dengan ucapan Mars, dan hanya menatap Mars dengan tajam karena lengannya di cengkeram oleh Mars dengan kencang.

"Kamu mencampakkan aku karena Pria berandal bermotor itu. Aku tidak menyangka jika kamu sama saja dengan gadis gadis lainnya Amara." ucap Mars, membuat Amara kini tahu arah pembicaraan Mars yang sudah salah paham terhadapnya.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!