NovelToon NovelToon
Dewa Petir Kehancuran 2

Dewa Petir Kehancuran 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Anonim

Seson 2 Dewa Petir Kehancuran......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sosok Kuat

Ketiganya berjalan perlahan menuju rumah kayu di tepi danau, langkah mereka bergema lembut di atas rerumputan basah yang memantulkan sinar matahari pagi. Di sekitar mereka, suara gemerisik dedaunan dan nyanyian burung hutan menciptakan harmoni alam yang menenangkan, seolah-olah seluruh dunia ingin menyambut tamu yang datang. Angin sejuk dari arah danau berhembus perlahan, menyibakkan rambut hitam Lei Nan yang sedikit berantakan, sementara aroma air danau yang segar memenuhi hidungnya.

Pria tua itu berjalan di depan, tongkat kayunya sesekali mengetuk batu-batu kecil di jalan setapak yang dilaluinya. Punggungnya sedikit membungkuk, namun langkahnya tetap mantap, menunjukkan bahwa tubuhnya masih cukup kuat meski usia telah mengukir garis-garis tegas di wajahnya. Di belakangnya, Yu Lian mengikuti dengan langkah ringan, sementara Lei Nan berjalan beberapa langkah di belakangnya, matanya terus mengamati sekeliling dengan waspada.

Rumah kayu itu semakin jelas terlihat, dindingnya yang terbuat dari batang pohon besar tampak kokoh meski sederhana. Pintu depan yang terbuat dari kayu ek tua sedikit berderit saat pria tua itu mendorongnya perlahan, memperlihatkan bagian dalam rumah yang tak kalah sederhana namun terasa hangat.

Begitu mereka masuk, Lei Nan segera menyadari aroma kayu bakar dan rempah-rempah yang samar namun menenangkan. Ruangan utama rumah itu cukup luas, dengan lantai kayu yang dipoles hingga berkilau. Di tengahnya, terdapat meja bundar yang dikelilingi beberapa kursi kayu sederhana. Sebuah perapian kecil terletak di sudut ruangan, dengan api kecil yang berkobar, menghangatkan udara di sekitarnya. Di atasnya, beberapa panci besi hitam menggantung, sementara rak kayu di sampingnya penuh dengan bumbu-bumbu dan ramuan kering yang terbungkus kain kasar.

Pria tua itu berjalan ke arah perapian, meletakkan tongkatnya di samping dinding, lalu menyalakan api sedikit lebih besar dengan beberapa kayu kering yang ia ambil dari keranjang di dekatnya. Api berkobar lebih terang, menciptakan bayangan yang menari di dinding rumah. Ia kemudian menoleh ke arah Lei Nan dan Yu Lian, tersenyum kecil sebelum menunjuk ke arah meja.

“Silakan duduk, Nak,” katanya dengan nada ramah. “Aku akan membuatkan teh untuk kalian. Anggap saja rumah ini seperti rumah sendiri.”

Lei Nan mengangguk singkat, lalu menarik salah satu kursi kayu dan duduk, mengistirahatkan tubuhnya yang sedikit lelah setelah perjalanan panjang. Pandangannya beralih ke jendela kecil di sampingnya, di mana ia bisa melihat permukaan danau yang berkilauan diterpa sinar matahari. Beberapa burung air terbang rendah di atas air, sayap mereka menyentuh permukaan danau sebelum kembali melambung ke udara.

Yu Lian duduk di kursi di seberang Lei Nan, kedua tangannya ia lipat di pangkuannya, wajahnya sedikit menunduk, seolah masih merasa canggung setelah pertemuan mereka yang mendadak. Matanya sesekali melirik ke arah Lei Nan, namun segera berpaling setiap kali pria itu menyadari tatapannya.

Pria tua itu kembali setelah beberapa menit, membawa nampan kayu dengan tiga cangkir tanah liat yang masih mengeluarkan uap tipis. Ia meletakkan nampan itu di atas meja, lalu menuangkan teh dari teko besar yang terbuat dari batu hitam. Aroma teh yang kuat segera memenuhi ruangan, campuran daun teh liar dan rempah-rempah hutan yang terasa hangat dan menenangkan.

“Ini teh racikan sendiri,” katanya sambil menyodorkan cangkir ke Lei Nan. “Daunnya kupetik dari puncak bukit saat musim semi, dicampur dengan beberapa akar dan bunga liar yang hanya tumbuh di sekitar sini.”

Lei Nan menerima cangkir itu, mengangkatnya perlahan ke bibirnya, lalu menyeruputnya pelan. Rasa teh itu pahit namun memiliki sentuhan manis yang samar, diiringi aroma khas tanah basah dan dedaunan segar. Ia mengangguk kecil, menatap pria tua itu dengan tatapan sedikit lebih lunak.

“Enak,” komentarnya singkat, suaranya tetap datar namun cukup jelas untuk menunjukkan rasa hormatnya.

Pria tua itu terkekeh kecil, lalu duduk di kursi di sebelah Yu Lian, mengambil cangkirnya sendiri dan menyesap teh dengan tenang. Beberapa detik berlalu dalam keheningan, hanya diiringi suara api yang berderak di perapian dan angin yang sesekali berdesir dari jendela.

Setelah beberapa teguk, pria tua itu menurunkan cangkirnya, meletakkannya di atas meja dengan bunyi pelan, lalu menatap Lei Nan dengan mata yang kini tampak lebih serius namun tetap bersahabat.

“Jadi, Nak,” katanya dengan nada yang lebih dalam. “Apa yang membawamu ke hutan ini? Tempat ini bukanlah jalan yang sering dilalui manusia biasa, terlebih lagi dengan makhluk-makhluk buas yang berkeliaran di sekitarnya.”

Lei Nan terdiam sejenak, menatap permukaan tehnya yang beriak pelan akibat gerakan tangannya. Kilatan petir di matanya meredup sedikit, berubah menjadi cahaya tenang namun tetap tajam. Ia mengangkat wajahnya, menatap pria tua itu dengan pandangan yang penuh keyakinan.

“Aku sedang mencari sesuatu,” jawabnya singkat namun penuh arti. “Sesuatu yang mungkin hanya bisa kutemukan di tempat seperti ini.”

Pria tua itu mengangguk perlahan, seolah mengerti bahwa setiap orang yang memasuki hutan ini pasti memiliki alasan kuat. Ia menarik napas dalam, lalu menatap putrinya yang duduk di sebelahnya. Yu Lian menunduk sedikit, memainkan ujung ekornya dengan jemarinya yang ramping, wajahnya sedikit memerah lagi.

“Dan, apa pun yang kau cari, semoga kau menemukannya, Nak,” ujar pria tua itu akhirnya, kembali tersenyum hangat. “Dan jika kau butuh tempat untuk beristirahat, rumah ini selalu terbuka untukmu.”

Lei Nan hanya mengangguk, matanya tetap tenang namun penuh kehati-hatian. Ia bisa merasakan bahwa pria tua ini bukanlah manusia biasa, namun untuk saat ini, ia memilih untuk tidak bertanya lebih jauh. Mungkin, di tempat yang tenang ini, ia bisa menemukan lebih dari sekadar ketenangan sementara. Mungkin, ada jawaban yang selama ini ia cari, tersembunyi di balik kabut danau yang berkilauan di luar sana.

Saat selesai meminum teh,"Ayah biar aku yang membereskanya, dirimu mengobrol ah dengan Saudara Lei,"ucap Yu Lian membersihkan meja makan itu.

Saat sosok Yu Lian sudah tidak terlihat,"Nak Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan disini?"ucap pria tua itu mengeluarkan auranya, Lei Nan yang merasakannya segera terkejut segera keringat menetes dari wajahnya.

"Maaf tuan, aku tidak bisa memberitahukan kepa...."ucap Lei Nan segera muntah darah.

Uhuk..

"Nak jika bukan karena kau menyelamatkan putriku, aku memiliki cara yang lebih kejam untuk mencari tahu tujuanmu sebenarnya,"ucap Pria itu menguatkan auranya.

"Uhuk...,mohon maaf tuan aku tidak bisa memberitahukanya,"ucap Lei Nan terbata-bata.

Pria tua itu mengangkat alisnya dan tersenyum kecil,"Hahahahaha, kau sungguh bocah yang menarik,"ucap pria tua itu segera menghilangkan auranya.

Lei Nan segera menyeka darah di bibirnya, sekarang firasatnya benar jika pria tua ini bukan manusia sembarangan, tak berselang lama Yu Lian datang, saat melihat wajah pucat Lei Nan dia kebingungan.

"Ayah apa yang kau lakukan kepada Saudara Lei?"ucap Yu Lian marah kepada pria tua itu.

"Hahahaha, ayah hanya bertanya apa dia menyukaimu,"ucap pria itu tertawa.

"Ayah....."ucap Yu Lian dengan wajah memerah dan segera berlari ke dapur.

"HAHAHAHAHA,"ucap tawa keras pria itu.

1
Nanik S
Gas Pooool
Nanik S
Dimensi Roh Langit... apakah Tetua Du dari alam Dewa
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
Nanik S
apakah gulungan Ilmu atau tentang asal usul Dunia dan Ras yang ada didalamnya
Nanik S
Kenapa Yu Lian ditinggal sendirian
@arven_marvendo: ya kan rahasia negara
total 1 replies
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Tetap semangat
Nanik S
Makasih sdh Up lagi Tor
Nanik S
Pemimpin Mo... 💪💪💪
Kemon Unyu
semangat terus kak
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Makjlebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Kesempatan..
Nanik S
Ceritanya bagus Tor
Nanik S
Semoga mereka berjodoh... 🙏🙏
Nanik S
Lanjutkan 🙏
Nanik S
Pendekatan Yu Lian... 😂😂😂
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Semangat 🍎
Nanik S
Lanjut danbJaga kesehatan Tor 🙏
Nanik S
Jodohkan saja Yu Lian dengan Lei Nan
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Irnu Vaain Katik Marajo
Alur ceritanya enak , peminat nya cukup banyak , coba teratur terbitnya . misal sekali sehari atau sekali 2 hari atau sekali 3 hari untuk setiap episode sehingga di nantioan oleh pembaca. maaf ya thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!