NovelToon NovelToon
OBSESI BOS MAFIA

OBSESI BOS MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Dark Romance
Popularitas:33.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Cinta seharusnya menyembuhkan, bukan mengurung. Namun bagi seorang bos mafia ini, cinta berarti memiliki sepenuhnya— tanpa ruang untuk lari, tanpa jeda untuk bernapas.
Dalam genggaman bos mafia yang berkuasa, obsesi berubah menjadi candu, dan cinta menjadi kutukan yang manis.

Ketika dunia gelap bersinggungan dengan rasa yang tak semestinya, batas antara cinta dan penjara pun mengabur.
Ia menginginkan segalanya— termasuk hati yang bukan miliknya. Dan bagi pria sepertinya, kehilangan bukan pilihan. Hanya ada dua kemungkinan dalam prinsip hidupnya yaitu menjadi miliknya atau mati.

_Obsesi Bos Mafia_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 : Penyesalan Sudah Menyakiti

Tanpa basa-basi, dia langsung menghajar pria yang telah mencuranginya dengan membabi buta. Anak dan istrinya berteriak meminta ampun tapi tidak diindahkan oleh Marchel.

Karena pusing mendengar teriakan itu, Marchel menembakkan beberapa peluru ke tubuh pria itu lalu pada anak dan istrinya sehingga peluru yang ada di dalam pistol miliknya habis.

Kemudian Marchel mengisi peluru lagi dan menembakkan kembali hingga habis. Marchel frustasi, darahnya mendidih mengingat Hulya begitu membela dan memuji Aarav.

Marchel terduduk di lantai sambil memegangi kepalanya, hatinya sakit dan emosinya juga belum mereda. Jika dia terus bersama dengan Hulya, mungkin nyawa istrinya bisa melayang.

Mayat-mayat itu diurus oleh anak buahnya, Marchel duduk di sebuah kursi dengan kaki terangkat ke atas meja dan kepala menengadah ke atas.

Membayangkan kembali bagaimana dia menyiksa Hulya sebelum pergi, buliran bening mengalir di sudut matanya lalu meluncur ke telinga. Marchel menangis tanpa suara sampai ponselnya bergetar di dalam saku celana.

Dia menghapus air mata itu dan melirik nama yang tertera di layar. Marchel segera mengangkat panggilan, mendengar suara lemah dan serak dari istrinya di seberang sana.

“Kamu di mana? Maafkan aku, Marchel. Aku tidak bermaksud membuatmu marah begini,” tangis Hulya yang membuat Marchel tertegun, dadanya sesak mendengar wanita yang sangat dia cintai menangis begitu sambil minta maaf.

“A-aku ... Aku di markas, sebentar lagi aku pulang,” jawab Marchel setenang mungkin walau ada rasa sesak dalam nada bicaranya dan sedikit terbata.

“Nanti pulang belikan aku minyak urut dan obat ya, tangan sama kaki aku sakit, kepalaku juga pusing,” keluh Hulya yang membuat Marchel mengusap kasar wajahnya sendiri.

“Aku akan pulang sekarang, sepuluh menit lagi aku sampai. Sabar ya, sayang.”

“Kamu tidak marah lagi, kan? Aku minta maaf ya, aku butuh pijatan, tubuhku sakit, sakit sekali,” keluhnya lagi, air mata Marchel seketika menetes begitu saja mendengar nada manja di suara istrinya.

“Aku pulang, sayang, tunggu ya. Aku jalan sekarang.”

Marchel mematikan sambungan telepon itu dan bergegas pulang, kali ini dia akan membawa Hulya ke rumah sakit, bukan ide yang bagus jika dia hanya memijat Hulya saja.

“Marchel, ada masalah sedikit di organisasi kita, ada yang mencoba berkhianat dengan memberikan bocoran data pada musuh,” lapor Louis ketika Marchel hendak pergi.

“Kau urus saja, aku ada urusan penting kali ini.”

“Ini sangat serius, Bos.” Louis tetap menghentikan Marchel.

Marchel tidak bisa pulang dulu, dia ke ruangan kendali untuk memantau organisasinya dan melihat Justin yang sibuk dengan komputer sambil menunjukkan beberapa data yang telah diamankan.

...***...

Marchel pulang ke rumah sudah larut malam, ia mendapati Hulya tengah tidur dengan kondisi tangan dan kaki yang membengkak. Memar di wajah putih itu juga semakin terlihat, Hulya tidur sambil memeluk guling dengan wajah lelah serta lebam. Marchel ragu untuk membangunkan istrinya, lantaran sangat lelap tertidur.

“Apa besok saja aku bawa ke rumah sakit ya?” pikirnya, namun melihat kondisi tangan dan kaki Hulya membuat dia dilema— jika nanti dibiarkan akan semakin parah.

Marchel duduk di tepi kasur dan meraba wajah itu, suhu tubuh Hulya sangat panas, ia jadi cemas dan istrinya mulai mengigau tak jelas saat tidur.

“Hulya, bangunlah!” Wanita itu membuka mata perlahan ketika pipinya ditepuk pelan oleh Marchel— ia merasa sakit di tangan dan kaki serta kepala yang begitu ngilu karena terbentur lantai yang cukup keras tadi.

“Kamu sudah pulang, mana minyak urut yang aku minta?” tanya Hulya dengan suara lemah.

“Kita ke rumah sakit saja, tangan dan kaki kamu sudah bengkak.”

“Aku tidak mau, aku mau di rumah aja.”

“Tubuhmu panas sekali, Hulya. Kau jangan keras kepala begini.”

“Nanti kalau aku ke rumah sakit, orang-orang akan berpikir aku ini kena KDRT. Kamu mau orang-orang beranggapan jelek sama kamu?” Marchel menghela nafas lalu memeluk Hulya, menyembunyikan rasa sesak di hatinya saat ini, Hulya sedikit meringis karena punggungnya juga sakit akibat di dipecut menggunakan ikat pinggang oleh Marchel.

“Aku memang melakukan kekerasan padamu, peduli apa dengan perkataan orang lain? Aku hanya ingin kau baik-baik saja, melihat kamu begini, aku khawatir, Hulya.”

Hulya tersenyum.

“Lalu? Saat melihat aku berguling di tangga sampai teriak kesakitan tadi? Apa kau tidak khawatir? Kau bahkan meninggalkan aku tanpa melirikku lagi,” tutur Hulya yang membuat Marchel mengalihkan wajahnya, menghapus air mata yang turun lalu kembali menatap sang istri.

“Kita ke rumah sakit, ayo!” Marchel menggenggam dan menarik lembut tangan Hulya tapi istrinya itu justru tidak bergeming.

“Maafkan aku, Marchel. Aku salah, harusnya aku tidak mengatakan sesuatu yang menyakiti hatimu, apa aku dimaafkan?” Marchel tidak bisa lagi membendung rasa sedihnya, ia kembali memeluk Hulya dengan erat sambil terisak pilu.

“Punggungku sakit, jangan peluk sekuat itu,” ringis Hulya dan Marchel melonggarkan pelukannya.

“Maafkan aku Hulya, aku yang salah, tidak seharusnya aku emosi begitu sampai menyakitimu seperti ini.”

“Sudahlah lupakan, tolong pijat aku ya, ini benar-benar sangat sakit.”

“Berbaringlah, aku akan memijatmu.” Hulya berbaring lalu perlahan Marchel mengambil minyak urut yang biasa dipakai istrinya— sudah dia beli saat jalan mau pulang ke rumah tadi. Dia membuka baju Hulya lalu meraba bekas luka serta memar di tubuh tersebut.

Mata Hulya terpejam, tangannya terkulai lemas dan tubuhnya semakin panas. Marchel menepuk pelan pipi Hulya tapi wanita itu tak merespon lagi.

Hulya pingsan dengan suhu tubuh yang begitu panas, Marchel panik dan kembali mengenakan pakaian istrinya, dia menggendong Hulya lalu memasukkannya ke dalam mobil.

Marchel memacu mobil dengan kecepatan tinggi hingga tiba di rumah sakit. Hulya segera ditangani oleh dokter, Marchel merutuki dirinya karena telah membuat Hulya seperti itu.

Setengah jam berlalu, dokter menyatakan Hulya baik-baik saja— tangan dan kakinya terkilir, lalu demam Hulya sudah mulai turun setelah diberi obat.

Marchel memasuki ruang rawat dengan langkah gontai, istrinya tersenyum, dengan satu tangan yang di infus lalu selang oksigen di hidung.

Marchel langsung memeluk Hulya dan meminta maaf, dia menyesali semua perbuatannya itu. Menciumi setiap inci wajah istrinya dan mengusap memar yang tersebab olehnya tadi.

“Maafkan aku Hulya, harusnya aku tidak melakukan ini padamu.” Hulya meletakkan jari telunjuknya di bibir Marchel, mengisyaratkan agar Marchel tidak melanjutkan pembicaraannya.

“Aku yang minta maaf, aku terlalu bodoh karena membela pria lain di depan suamiku sendiri. Aku mengerti dengan amarahmu, Marchel. Daripada sedih, lebih baik peluk aku.” Senyuman Hulya membuat Marchel semakin merasa bersalah, dia tahu, dari kecil memang Hulya perempuan yang baik hati, mudah memaafkan dan meminta maaf.

Marchel tak kuasa menahan tangis, dia menangis dalam diam sambil memeluk Hulya.

Bayangan ketika dia mendorong Hulya dari tangga serta menggauli istrinya secara kasar langsung berputar dalam benaknya.

...🪞Bersambung🪞...

1
Wiwit Widia
Kerasa banger nih mual di atas mobil begini🤭
Wiwit Widia
Nah bakalan kagak ada saingan juga si Hulya, dia nerapin sikap posesif si marchel 🤣
Adira
secara gak langsung, hubungan mereka membaik karena rencana justin juga kan.
Adira
antisipasi sejak dini si hulya💪
Caterine Selyn
Masih ada malu dia, coba kalo gak ada pelayan, bakalan diterkam tuh di meja makan🤣
Caterine Selyn
Emang ya ni org kagak bisa kontrol diri banget🤣
Juwita
Dia kalo lagi mode waras ingat semuanya, coba kalo emosi, lupa diri
Juwita
Elu udh diterima sama hulya lagi, perbaiki sikap lu chel, jgn sampe ini kandungan gugur lagi gara2 elu yaaa
Rissa Squad
Sabar napa baaanggg🤣
Rissa Squad
pintar banget hulya bikin syaratnya💪👍
Alle
emang kadang mual bakalan ilang kalo di bawah kucuran air
Alle
Bakalan diintilin kemana2 si marchel🤣
Alda Fatimah
Jangan emosian lagi lu chel, jgn sampe ini anak kagak lahir gara2 elu yeeee
Alda Fatimah
Emang si marchel kudu diginiin biar insap
ISMI PRADIPTA
sultan mah bebas mau dekor kapan aja
ISMI PRADIPTA
Udh dikasih kesempatan rujuk jangan disia2in lagi marchel
Kakak Echa
Dia ini bikin baper maksimal kalo lagi gak emosi, tpi kalo udh emosi kek setan
Kakak Echa
Jangan sia2in lagi si hulya, kadang lu rada2 ya chel
Helena Hivoshi
Marchel kalo lagi mode baik bikin baper tpi kalo mode emosi pengen gue tendang jauh jauh
Helena Hivoshi
Berat amat tapi keren syaratnya, meminimalisir perselingkuhan🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!