NovelToon NovelToon
Marcelline Hart

Marcelline Hart

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Keluarga / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Putri asli/palsu
Popularitas:601
Nilai: 5
Nama Author: S.Lintang

Dia.. anak, Kakak, saudara dan kekasih yang keras, tegas dengan tatapannya yang menusuk. Perubahan ekspresi dapat ia mainkan dengan lihai. Marcelline.. pengendali segalanya!

Dan.. terlalu banyak benang merah yang saling menyatu di sini.
Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S.Lintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

09. -

Indonesia

Keluarga Hart sudah tiba di mansion mewah Jefferson. Mansion yang di dekor dengan segala keindahan, warna hitam lebih dominan yang menyatu dengan warna silver.

"Selamat datang di kediaman Jefferson, Afan," ucap Arviz menyambut keluarga Hart.

Arviz Jefferson dan istrinya, Nara Rosalie Jefferson.

Afandi terkekeh dan berpelukan ala pria bersama Arviz. Nara dan Anggi juga berpelukan singkat.

"Si tampan Azri," papar Nara mencubit gemas pipi Azri yang hanya bisa pasrah. Setiap bertemu Nara memang selalu mencubit pipinya.

"Apa putrimu tidak berkenan untuk hadir, Fan?" tanya Arviz yang mencari keberadaan Marcelline.

"Dia...."

"Maaf aku terlambat."

"Ah ini dia bintang tamu utama keluarga Jefferson." Arviz menyambut Marcelline dengan senyum tipis.

Marcelline tidak membalas senyuman itu, ia mengambil segelas minuman yang di suguhkan oleh para maid.

"Kean sendiri yang minta keluarga Hart untuk datang, terutama kamu, Cell," kata Nara tersenyum.

"Hm," dehem Marcelline dingin.

"Nona memiliki hadiah untuk Tuan muda Jefferson." Delano memberi sebuah bingkisan pada Nara.

"Langsung dari Irlandia," kata Delano tersenyum melanjutkan.

"Terimakasih, Kean pasti seneng dapat hadiah ini dari kamu langsung," ucap Nara pada Marcelline yang masih tetap dengan wajah datarnya.

"Apakah putramu masih dalam perjalanannya?" tanya Anggi pula mengalihkan topik pembicaraan.

"Sebentar lagi," sahut Arviz menjawab setelah melirik jam tangannya.

"Ayah, aku hanya sebentar di sini," papar Marcelline menatap Afandi.

"Anda terlalu terburu-buru, Nona!"

Marcelline menatap pada seorang pemuda yang baru saja tiba dengan pakaian casualnya. Pemuda yang malam ini menjadi sorotan para tamu.

Keanu Jefferson. Pemuda tampan yang nyaris sempurna. Sedari dulu ingin mendapatkan hati seorang Marcelline tapi tidak bisa karena gadis itu membangun tembok yang bahkan belum bisa ia tembus sampai sekarang.

Keanu juga sudah mengklaim Marcelline menjadi miliknya, dan Marcelline tidak masalah dengan itu asal tidak merugikan dirinya.

"Apa kamu tidak merindukan ku?" tanya Keanu tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya.

"Merindukan pemuda yang selalu tebar pesona ke sana kemari? Not my style," sahut Marcelline datar dan tidak bernada.

"Sejak kapan aku tebar pesona hm? Selain dengan dirimu, dengan siapa lagi?" Keanu merangkul pinggang Marcelline secara posesif.

Marcelline jelas langsung mendorong Keanu dan memberi tatapan mematikan. "Jangan berani lagi atau kau akan kehilangan segalanya!"

Ancaman Keanu terima, namun pemuda itu justru tersenyum tanpa merasa takut. "Asal tetap bersamamu, aku rela kehilangan segalanya," sahutnya hendak kembali merangkul, namun Azri lebih dulu merangkul sang Kakak.

Tatapan tajam Azri juga keluar. Azri yang tidak pernah suka ada orang lain yang menyentuh Kakaknya. Termasuk anak dari sahabat Ayahnya sekali pun.

"Baiklah, mari kita mulai makan malam," ucap Arviz melerai sebelum terjadi keributan.

"Ayah, aku pulang," kata Marcelline dingin. Secara tidak langsung ia menolak jamuan makan malam yang sudah di persiapkan.

"Ayolah Nona Hart, jangan marah begitu, aku minta maaf. Tapi tolong jangan meninggalkan tempat sebelum kau mengisi perut kecilmu itu," kata Keanu menahan supaya Marcelline tidak pergi.

"Jaga sikap mu itu, Tuan!" tegas Azri memberi tatapan maut.

"Bukankah seharusnya kau yang menjaga sikap? Aku jauh lebih tua darimu," kata Keanu tak kalah tajam pula.

"Jadi kau gila hormat? Itu sebabnya mendekati Kakak ku yang kehormatannya ada di mana-mana!?" Azri berkata dengan nada yang terdengar mengejek dengan alis terangkat sebelah pula.

Keanu mengepalkan tangannya dan maju selangkah. "Andai bukan demi Kakakmu, sudah lama kau mati di tanganku," desisnya.

"Aku tidak takut mati," papar Azri dengan berani, senyum miring ia berikan pada Keanu.

1
Carlos Vazquez Hernandez
Cocok di hati nih.
Anrai Dela Cruz
Keren deh ceritanya, thor mesti terus bikin cerita seru kayak gini!
Asher_Sanou3u
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!