NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anime / Reinkarnasi
Popularitas:377
Nilai: 5
Nama Author: Lidelse

Reni adalah pemuda pekerja keras yang merantau ke kota, dia mengalami insiden pencopetan, saat dia mengejar pencopetan, dia tertabrak truk. Saat dia membuka mata ia melihat dua orang asing dan dia menyadari, dia Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidelse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anomali Perbatasan

Pagi itu, suasana di halaman belakang Kastil Astrea terasa energik. Lyra (Reni), mengenakan pakaian latihan yang dibuat khusus dari linen ringan, bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan.

Racel Astrea mengamati putrinya dengan tatapan bangga. Lyra, yang kini hampir berusia lima tahun, telah menguasai Silent Step dan Gerakan Kucing dengan sangat baik. Dia tidak hanya cepat; dia tidak bersuara. Setiap pijakannya di rumput yang basah tidak meninggalkan bekas.

"Bagus, Lyra! Sekarang tambahkan Mana Angin ke lutut dan tumitmu! Jangan fokus pada pedang, fokus pada kecepatan kaki!"

perintah Racel.

Lyra mengayunkan pedang kayunya dan meluncur melintasi halaman, tubuh kecilnya terasa seringan bulu. Ia tahu bahwa fisiknya yang kecil adalah kelemahan, tetapi dengan Mana Angin yang stabil, dia menjadi target yang sulit disentuh.

"Hampir lima tahun, dan dia sudah memiliki kecepatan seorang Assassin berpengalaman," gumam Racel, matanya bersinar.

Lyra kembali ke posisi di depan Racel, terengah-engah, tetapi senyum bangga terpancar di wajahnya yang berambut pink. Ia sangat menikmati latihan yang kini jauh lebih intensif.

Tiba-tiba, suara roda kereta yang ditarik oleh kuda lapis baja memecah keheningan. Suara itu bukan milik kereta keluarga Astrea.

Sebuah kereta kuda mewah, dihiasi dengan perak dan berlambangkan Bulan Sabit yang diapit dua bintang, berhenti di halaman Kastil. Pintu kereta terbuka, dan seorang pria berpostur sedang turun. Pria itu mengenakan jubah sutra yang anggun dengan warna abu-abu kebiruan. Wajahnya tampan, tetapi matanya memancarkan ketenangan yang dingin.

Racel Astrea seketika menegakkan badannya. Aura Dewa Pedangnya yang sebelumnya melunak untuk Lyra, kini kembali memancar dengan kewaspadaan penuh.

Pria itu tersenyum tipis dan melangkah maju.

"Lama tak berjumpa, Marquess Racel,"

sapa pria itu, suaranya halus dan tenang, tetapi membawa bobot kekuasaan yang tak terbantahkan.

Racel menjawab dengan anggukan formal.

"Selamat datang, Count Valerius. Aku tidak menyangka mendapat kehormatan kunjungan mendadak darimu."

Lyra, yang masih memegang pedang kayunya, seketika berhenti. Count Valerius? Lambang Bulan? Marquess? Ini adalah politik. Ini adalah gangguan.

Lyra, yang baru saja menguasai Mana Map, secara refleks mengarahkan seluruh indra Mana-nya pada pendatang baru itu.

Aliran Mana di tubuhnya...

Lyra memproses informasi itu dalam sepersekian detik.

Sangat stabil. Dingin. Mirip dengan Mana Ibu, tapi terasa lebih... tersembunyi. Dia adalah seorang penyihir yang sangat mahir, kemungkinan Archmage seperti Mama Erin, dan Mana-nya didominasi Elemen Air dan Es.

Lyra menyadari bahwa pria di depannya ini, Count Valerius, adalah seseorang yang setara dengan Erin, dan mungkin merupakan ancaman politik atau persaingan bagi kedua orang tuanya. Kehadirannya jelas lebih dari sekadar kunjungan sosial.

"Aku datang untuk urusan yang mendesak dari Ibu Kota, Marquess,"

kata Count Valerius, mengabaikan Lyra yang berdiri di samping Racel.

"Urusan yang memerlukan perhatian langsung dari seorang pendekar pedang sepertimu, terkait dengan pergerakan di wilayah perbatasan."

Racel menoleh ke Lyra.

"Lyra sayang, pergilah ke dalam. Latihan kita selesai untuk hari ini."

Lyra mengangguk patuh. Sempurna, pikir Reni. Gangguan. Papa akan sibuk sekarang. Inilah waktunya aku beraksi!

Saat Lyra berjalan menuju kastil, ia menoleh sedikit ke arah Mia, yang baru saja muncul dari dalam kastil. Lyra memberikan tatapan mata yang jelas dan rahasia kepada Mia:

"Aku akan melaksanakan misi penukaran kristal sekarang."

Mia, yang mengerti kode non-verbal Lyra dan melihat ketegangan politik antara Racel dan Count Valerius, hanya bisa memejamkan mata dan mengangguk pasrah.

Lyra tahu bahwa Racel, yang kini sibuk dengan Count Valerius, pasti akan meninggalkan senjata utamanya—termasuk cincin yang baru dibeli—di Kamar Ganti Pria.

Lyra bergegas menuju Kamar Ganti Pribadi Racel.

Di sana, di atas meja marmer, tergeletak berbagai benda yang Racel kenakan: jubahnya, sarung tangan kulit, dan sebuah kotak kecil dari kayu cedar. Lyra tahu itu isinya.

Lyra membuka kotak itu. Di dalamnya terbaring sebuah cincin perak yang diukir dengan pedang bersilangan di samping buku terbuka—persis seperti yang ia minta. Di tengah ukiran itu, terdapat kristal Mana kecil yang berkilauan. Itu adalah cincin penyimpanan objek sederhana, seperti yang Mia miliki, tetapi dengan Mana yang lebih kuat.

Lyra harus bergerak cepat. Ia mengaktifkan Silent Step dan Mana Map-nya.

Lyra menyentuh kristal di cincin itu. Kristal Mana Tipe Beta. Kekuatannya bagus, tetapi tidak cukup untuk menahan Mana yang ia butuhkan untuk bertarung dalam waktu lama.

Lyra mengeluarkan Kantong Kristal Alpha dari balik pakaiannya.

Lyra menggunakan kontrol Mana Angin yang baru ia latih untuk meniru gerakan halus Artifiser. Ia mengalirkan Mana ke sendi cincin itu, sedikit melonggarkan sambungan yang menahan kristal lama.

Lyra mengeluarkan Kristal Tipe Beta, dan menggantinya dengan Kristal Tipe Alpha-nya yang berwarna ungu samar. Ia kemudian menggunakan Mana untuk mengencangkan kembali sambungan itu.

KLIK! Penukaran selesai.

Lyra menatap cincin itu. Kristal Alpha kini bersemayam di dalamnya, memancarkan aura Mana yang jauh lebih bersih dan kuat. Cincin itu kini adalah Artefak Penyimpanan Mana Sempurna yang ia butuhkan.

Lyra segera menutup kotak itu, kembali ke kamarnya, dan melanjutkan sesi 'belajar'nya di meja, berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

Lyra telah mendapatkan senjata tempurnya. Sekarang ia punya satu target: Menggunakan cincin itu untuk menguasai sihir dan pedang, dan mencari tahu siapa sebenarnya Count Valerius ini.

Racel Astrea, yang menyadari bahwa urusan ini terlalu serius untuk didiskusikan di tengah halaman, menawarkan keramahan.

"Baiklah, Count Valerius. Kita bicara di ruang tamu. Para pelayan akan segera menyiapkan teh. Kau pasti haus setelah perjalanan jauh dari Ibu Kota."

Valerius, dengan keanggunan khasnya, menolak dengan sopan. Ia melihat ke arah kereta berlambang Bulan Sabit di belakangnya.

"Terima kasih atas tawaran Anda, Marquess Racel. Namun, aku harus segera kembali. Urusanku di sini hanya untuk menyampaikan pesan mendesak dan mengumpulkan laporan Anda."

Valerius mendekat, menurunkan suaranya sedikit.

"Konflik yang kualami di perbatasan wilayah Elemendorf bukanlah masalah politik atau militer biasa. Ada anomali di sana."

Racel mengerutkan dahinya. Sebagai Dewa Pedang, ia terbiasa menghadapi pemberontakan, monster, atau perang dagang, bukan anomali.

"Anomali apa?"

tanya Racel.

"Apakah itu terkait dengan sihir liar?"

"Lebih aneh dari itu,"

jawab Valerius, matanya yang dingin memandang ke arah bukit-bukit yang mengelilingi Kastil Astrea.

"Ada penghalang tak terlihat di beberapa jalur perdagangan penting. Penghalang itu tidak dapat ditembus oleh serangan fisik, tetapi juga tidak memberikan reaksi terhadap Mantra Dispersi sihir tingkat tinggi."

Valerius menjelaskan dampak masalah ini:

"Sudah tiga hari, pedagang dari luar tidak bisa memasuki kerajaan Elemendorf melalui jalur-jalur itu. Perdagangan rempah-rempah dan logam esensial terhenti. Jika ini terus berlangsung, Kota Silvania dan terutama Ibu Kota bisa mengalami penurunan ekonomi yang parah dalam waktu satu bulan."

"Ini aneh,"

kata Racel.

"Jika itu sihir, Erin pasti bisa merasakannya. Jika itu sihir terlarang, pasti ada jejak energi."

"Justru itu masalahnya, Marquess,"

Valerius menekankan.

"Aku, dan beberapa Archmage lainnya, tidak bisa mendeteksi Mana yang bekerja. Penghalang itu hanya... ada. Aku menduga ini adalah sihir Ruang-Waktu yang sangat kuno, atau bahkan sesuatu yang kita tidak kenal."

Valerius menatap tajam ke Racel.

"Kami membutuhkan keahlian Anda, Marquess. Bukan sebagai pendekar pedang, tetapi sebagai orang yang memiliki kontak paling kuat dengan energi fundamental. Tolong selidiki daerah perbatasan itu. Bisakah pedang Anda, yang membelah energi, mengatasi penghalang yang tidak bereaksi terhadap sihir?"

Di kamarnya, Lyra (Reni) telah selesai menukar kristal cincin. Ia kini duduk di lantai, mengaktifkan Mana Map-nya. Cincin yang kini terpasang di jari kelingkingnya terasa dingin, tetapi stabil. Kristal Tipe Alpha di dalamnya terasa seperti baterai Mana yang terisi penuh dan siap digunakan.

Meskipun Lyra tidak mendengar percakapan Valerius dan Racel, ia merasakan pergeseran Aura di kastil. Mana Valerius, yang dingin dan tenang, kini bergetar sedikit karena frustrasi.

Anomali? Penghalang tak terlihat?

Lyra tiba-tiba teringat diagram yang baru ia salin dari buku Erin tentang Sihir Ruang-Waktu

(Space-Time Magic).

Itu adalah sihir yang paling langka, dan sering dikaitkan dengan anomali dimensi atau celah temporal.

Lyra meraih buku Erin yang tersembunyi. Jika anomali itu adalah sihir Ruang-Waktu, maka kunci untuk memecahkannya mungkin ada di dalam buku ibunya, yang kini Lyra punya akses penuh.

Tugas Racel yang mendadak ini adalah anugerah baginya. Racel akan pergi ke perbatasan dan sibuk, dan Erin akan sibuk dengan teori sihir Valerius. Lyra kini bebas untuk mempelajari buku-buku sihirnya, didukung oleh cincin penyimpanannya yang baru.

Lyra tersenyum kecil. Ia kini memiliki senjata tempur rahasia dan petunjuk mengenai jenis sihir yang paling langka.

Beberapa jam berlalu dengan cepat. Matahari kini mulai bergerak ke barat, dan Kastil Astrea dipenuhi persiapan mendadak untuk kepergian kepala keluarga.

Racel Astrea berdiri di ruang ganti, dikelilingi oleh para pelayan yang membantunya mengenakan jubah perjalanan berbahan kulit tebal—pelindung dari hawa dingin perbatasan dan bilah pedang liar. Ia menyampirkan pedang utamanya, Pedang Astrea, yang merupakan pusaka keluarga sekaligus lambang Dewa Pedang.

Saat semua perlengkapan terpasang sempurna, Racel mengangkat tangan kanannya. Di jari manisnya, berkilauanlah cincin perak yang baru dibeli: cincin yang kini menampung Kristal Tipe Alpha yang dicuri Lyra. Racel menyentuh ukiran pedang dan buku itu, tersenyum bangga pada pikiran putrinya, tanpa menyadari peningkatan kekuatan Artefak yang kini ia kenakan.

Saat ia berbalik menuju pintu, Erin muncul.

Ia tidak mengenakan gaun mewah seperti kemarin, tetapi jubah berlapis sederhana dari Archmage, memancarkan aura serius dan keahlian. Wajahnya tidak menunjukkan amarah, tetapi kekhawatiran yang mendalam.

"Racel,"

panggil Erin, suaranya tenang.

Racel menghela napas, berjalan ke arah istrinya dan memeluknya erat-erat.

"Jangan khawatir, Ratu Es. Aku hanya akan pergi tiga hari. Setelah anomali ini hilang, aku akan kembali."

Erin membalas pelukannya, meletakkan kepalanya di dada suaminya.

"Aku tidak mengkhawatirkan kemampuanmu. Aku mengkhawatirkan apa yang akan kau temui."

Erin mendongak, matanya yang hijau menatap serius ke Racel.

"Penghalang yang dideskripsikan Valerius... itu bukan sihir biasa. Itu konsisten dengan Sihir Distorsi Spasial tingkat tinggi. Energi yang digunakan untuk menciptakan penghalang tanpa jejak Mana yang tertinggal adalah keahlian yang sangat kuno. Berhati-hatilah, Sayang. Pedangmu mungkin bisa membelah Mana, tetapi Ruang-Waktu adalah materi yang berbeda."

Racel tersenyum meyakinkan.

"Justru itu mengapa aku pergi. Jika itu materi yang berbeda, aku akan membelahnya dengan tenaga yang berbeda pula. Aku akan kembali."

Erin mengangguk. Ia tahu ia tidak bisa menghentikannya. Sebagai Archmage dan Duchess, ia hanya bisa memperingatkan.

Kemudian, Erin beralih ke topik yang paling penting bagi mereka berdua.

"Dan tentang Lyra,"

ujar Erin, nadanya berubah instruktif.

"Aku sudah melihat 'coretan' di mejanya. Dia lebih maju dari yang kita duga. Mulai sekarang, dia akan memiliki kurikulum ganda yang resmi."

"Selama kau pergi, aku akan mengajaknya ke perpustakaan. Aku akan mulai mengujinya secara formal mengenai pemahaman Mana dan teori sihir. Aku harus memastikan dia tidak merusak Mana-nya dengan mencoba hal-hal yang terlalu maju sendirian."

Erin menatap suaminya dengan tatapan yang penuh makna.

"Saat kau kembali, aku ingin kau fokus mengajarinya keseimbangan antara kekuatan fisik dan sihir. Dia tidak boleh mengabaikan satu pun bakatnya. Kau fokus pada Pedang, aku fokus pada Mana."

"Jadi, kita sepakat?"

tanya Racel.

"Kita sepakat,"

jawab Erin.

"Dia adalah perpaduan sempurna kita, Racel. Kita harus memastikan dia seimbang, kuat, dan cerdas."

Racel mengangguk puas. Dia mencium istrinya sekali lagi, lalu berbalik.

"Aku pergi. Aku akan segera kembali. Jaga Lady kecil kita."

Racel melangkah keluar dari Kastil. Tak lama kemudian, kereta lapis baja Astrea bergerak menjauh, menuju perbatasan Elemendorf.

Lyra, yang bersembunyi di balik pintu yang sedikit terbuka di koridor, menyerap semua informasi itu.

Lyra tersenyum. Ujian dari Erin justru adalah cara tercepat untuk mendapatkan pengetahuan yang ia butuhkan. Jika Lyra lolos ujian, Erin akan membuka akses ke buku-buku sihir yang lebih mendalam, termasuk yang berisi detail tentang Sihir Distorsi Spasial—kunci untuk memahami anomali yang kini dihadapi Racel.

Lyra kembali ke kamarnya, mengenakan cincin barunya. Ia merasakan Mana yang bersih dan berlimpah mengalir di dalamnya.

"Baiklah, Mama Erin. Mari kita lihat seberapa cepat aku bisa membuat Archmage terkesan,"

bisik Lyra, sambil membuka halaman Kompendium ke bab tentang Sihir Ruang-Waktu.

Beberapa jam berlalu. Lyra (Reni) telah menghabiskan waktunya dengan tekun di kamar. Cincin dengan Kristal Tipe Alpha terasa nyaman di jari kelingkingnya, memberikan dorongan energi yang halus.

Ia telah selesai membaca bagian yang ia butuhkan dari Kompendium Erin. Kekhawatirannya terbukti: buku itu hanya menyediakan garis besar tentang Sihir Ruang-Waktu, menganggapnya terlalu berbahaya dan rumit untuk dipraktikkan.

Racel akan menghadapi sihir yang tidak sepenuhnya dipahami oleh Mama. Jika aku ingin membantu Ayah, atau setidaknya memajukan kekuatanku sendiri, aku butuh buku yang lebih mendalam. Dan buku itu pasti ada di Perpustakaan Utama.

Lyra menaiki tangga spiral menuju lantai dua, di mana Ruang Makan dan Ruang Baca utama berada. Ia menemukan Erin duduk sendirian di meja bundar kecil dekat jendela Ruang Makan, menikmati teh herbal aromatik sambil membaca gulungan perkamen yang tampaknya merupakan laporan dari Valerius.

Lyra memastikan pakaiannya rapi dan rambut pink-nya tertata sempurna. Ia mengambil napas dalam-dalam dan beralih ke mode

"Putri Kecil yang Menggemaskan, Lyra Elara Astrea."

Lyra berjalan perlahan ke meja Erin, tanpa suara (Silent Step yang baru dilatihnya, bahkan tanpa sadar).

"Mama?"

panggil Lyra dengan suara paling manis dan lembut, sambil memiringkan kepala kecilnya.

Erin mendongak dari perkamennya. Wajahnya yang tegang karena urusan politik seketika melunak melihat putrinya.

"Oh, Lyra. Kenapa, Sayang? Mau teh?"

Lyra menggeleng. Ia naik ke bangku di samping Erin, lalu menyandarkan kepalanya ke lengan ibunya. Aroma teh dan parfum Erin yang menenangkan membuat Lyra sedikit rileks.

"Mama, Lyra bosan,"

kata Lyra, mengerucutkan bibir bawahnya.

"Lyra sudah selesai mewarnai semua gambar yang Mama kasih."

Erin tersenyum lembut.

"Putri kecil Mama memang pintar. Besok, Mama akan mengajarimu lebih banyak. Mama akan ajari Lyra tentang Mana dan Kristal, seperti yang Lyra gambar di meja tadi."

"Tapi Mama..."

Lyra mengangkat pandangannya, matanya yang hijau memancarkan kejujuran yang mendalam (dan sedikit manipulasi).

"Gambar yang Lyra gambar tadi... itu terlalu penting."

Lyra mengambil napas dan melanjutkan, meniru kerumitan akademis yang ia dengar dari Erin:

"Lyra membaca sedikit dari buku Mama. Tapi Lyra menemukan ketiadaan penjelasan mendalam tentang cara Mana bergerak dalam dimensi. Buku Mama hanya menjelaskan struktur internal saja, bukan struktur eksternal."

Erin terdiam. Wajahnya yang tadinya santai kini dipenuhi kekaguman yang nyaris tak percaya. Itu adalah kesimpulan yang sangat maju, bahkan untuk seorang pelajar sihir.

Lyra tahu ia telah mencengkeram perhatian ibunya. Ia melanjutkan serangannya dengan ekspresi paling memohon yang ia miliki.

"Mama, Lyra harus tahu. Lyra tidak mau bodoh. Mama bilang, Papa pergi karena ada anomali yang aneh. Lyra... Lyra ingin membantu Papa!"

Lyra meraih tangan Erin dan menautkan jari-jari kecilnya.

"Tolong, Mama. Lyra janji tidak akan menyentuh buku yang dilarang. Tapi Lyra butuh buku yang penuh tentang Ruang dan Waktu. Lyra tahu ada buku itu. Itu ada di... Perpustakaan Besar yang terkunci."

Erin menatap mata Lyra. Ia melihat kehausan yang sama terhadap pengetahuan yang pernah ia milai di dirinya sendiri saat muda. Kekhawatiran Lyra terhadap Racel membuat hatinya luluh.

"Lyra..."

Erin menghela napas, lalu tersenyum bangga.

"Aku tidak menyangka putriku akan meminta kunci perpustakaan di usia empat tahun. Kau benar. Ada buku-buku di sana yang menjelaskan tentang Ruang-Waktu. Sangat rumit, tetapi jika kau sudah memahami dasar-dasarnya..."

Erin bangkit dari tempat duduknya, mengambil kunci perak dari laci tersembunyi.

"Baiklah, Lyra Elara Von Astrea,"

kata Erin, penuh kebanggaan dan sedikit peringatan.

"Mama akan membukakan akses ke Perpustakaan Utama untukmu. Tapi ingat, ini bukan tempat bermain. Ini adalah tempat yang akan menjadi ujian pertamamu."

"Mulai sekarang, Mama akan mengajarimu apa yang harus kau ketahui. Kita akan mulai dengan pengujian teori dan pemahaman Mana-mu. Mama ingin tahu sejauh mana batas bakatmu, sebelum kau mencoba 'membantu Papa' dengan sihir berbahaya itu."

Lyra bersorak di dalam hati. Ia tidak hanya mendapatkan akses, ia mendapatkan guru pribadinya, Archmage Erin.

Lyra mengangguk dengan antusiasme yang terkendali.

"Terima kasih, Mama! Lyra janji akan jadi yang terbaik!"

Erin memegang tangan Lyra, dan untuk pertama kalinya, Lyra melangkah menuju Perpustakaan Utama Kastil Astrea yang selama ini terlarang, dengan restu penuh dari sang Archmage. Tempat di mana pengetahuan tentang Sihir Ruang-Waktu menantinya.

1
Anonymous
ceritanya wahhh, sih. cuma kayaknya penulisan nya bisa lebih emosional lagi
Anonymous
gila plot twist nya
Moge
episode 4 udah mulai seru jir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!