Hari ini adalah hari pernikahanku, ya aku akan menikah dengan pemuda yang baru kukenal sebulan lalu. Seorang pemuda tanpa identitas yang kutemui dijalan saat hendak pulang dari desa sebelah setelah mengantar pesanan ayam kepada pelanggan di desa sebelah. Aku menolongnya karena kasihan melihat kondisinya yang berantakan dengan pakaian yang compang camping dan di penuhi luka di tubuhnya. Aku menikahinya karena terpaksa atas permintaan ibu tiriku agar aku tidak menjadi duri dalam pernikahan saudari tiriku Ayana dan kekasihnya Hendrik, meski berat untukku menikahinya tapi aku terpaksa menyetujuinya agar aku tidak diusir dari rumah ayahku yang kutinggali sejak kecil dan agar aku bisa merawat ayahku yang sakit. Akankah pernikahan ini berakhir bahagia ataukah akan menjadi neraka kedua untukku?! Ayah sanggupkah aku menjalani semua ini!? Semoga keputusan ini bukanlah keputusan yang salah untuk kebahagian semua orang. Semoga suamiku akan menjadi suami yang baik untukku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Yoona mulai melayani suaminya dengan memberikan nasi dan lauk yang ada di meja. Terlihat Ayana juga mendatangi meja makan hendak duduk di kursi sebrang Yoona. Ayana terlihat tidak senang dengan kehadiran mereka berdua. Lalu Hendrik hendak duduk di sebelah Ayana dia terus saja menatap ke arah Yoona dengan tatapan penuh minat, apalagi saat Hendrik melihat Yoona dengan balutan kebaya tadi yang tampak elegan dan anggun.
Yoon Gi yang menyadari hal itu merasa tidak terima dengan tatapan Hendrik pada istrinya. Dia pun menendang kaki Hendrik di bawah meja dengan cukup keras. Hendrik mengerang kesakitan, dia berteriak cukup keras "arghh..." teriaknya meringis. Yoon Gi yang melihat itu merasa puas dengan aksinya dia tersenyum penuh makna.
Shania pun datang ke meja makan, "ingat ya, kamu harus tetap kerja di peternakan meski ini adalah hari pernikahanmu, kerjaan kamu masih itu masih banyak di peternakan awas saja kalau kamu jadiin ini sebagai alasan" ucap Shania dengan ketus.
"Baik ma" jawab Yoona pelan, Yoon Gi pun ikut bicara.
"apa Anda tidak keterlaluan menyuruh istriku untuk bekerja di hari pernikahannya, bahkan belum sehari kami menikah Anda menyuruhnya untuk kembali bekerja" protes Yoon Gi pada Shania.
"Heh... kau ini siapa? Pemilik rumah ini? Jangan sok ya.. kamu itu cuma numpang disini cuma gembel yang di pungut di rumah ini, meskipun kamu dah jadi suaminya bukan berarti kamu itu jadi pemilik rumah ini, di rumah ini aku yang berkuasa jadi kamu harus ikuti aturan di rumah ini jika masih mau tinggal disini, mengerti kamu, hah?!" Ucap Shania dengan kesal.
Setelah selesai makan siang Yoona pun kembali ke peternakan di belakang rumah untuk bekerja. Yoon Gi pun menyusul Yoona di belakangnya. Melihat hal itu para pekerja merasa kasihan terhadap nasib majikannya, tidak seperti dulu saat Martha masih hidup suasana di rumah ini terasa begitu hangat, sekarang semua terasa berbeda rumah itu sudah menjadi seperti neraka untuk mereka.
"Kasihan ya bi, nasib non Yoona mendapatkan ibu tiri yang seperti mak lampir, padahal saat dulu pertama datang mereka bersikap sok baik. Tapi sekarang malah seperti ini, kasihan juga tuan Seok Jin sudah sakit dan dikurung juga di kamarnya bahkan tidak boleh bertemu dengan anaknya juga. Sekarang non Yoona pun di paksa bekerja di peternakan, dan perusahaan di ambil oleh nyonya" kata mbak Riska pada bi Asih.
"Yah begitulah Ris, nasib orang siapa yang tahu, kita tidak bisa menilai orang hanya dari luarnya saja. Karena yang terlihat baik belum tentu dalamnya baik, begitu pula sebaliknya" kata bi Asih.
"Iya semenjak tuan sakit saya juga jadi tidak nyaman untuk bekerja. Tidak seperti dulu saat bekerja untuk Pak Seok Jin saya selalu merasa senang kalau harus menyetir untuk pak Seok Jin kemana pun. Saya selalu punya luang untuk makan dan kadang bahkan saya sering di ajak makan bareng malah" tutur pak Damar
"Iya suasana di rumah ini sudah berubah 180° derajat. Makanan yang saya buat pun sering di buang oleh nyonya, katanya gak enaklah gak ini itu macem-macem alasan pokoknya, sebel jadinya kalo gitu serba salah, padahal mungkin lidah nyonya aja yang bermasalah" ucap salah satu koki.
...****************...
Malam pun akhirnya datang Yoona mengakhiri kegiatannya di peternakan dan kembali kerumah untuk bersih-bersih, Yoona masuk lebih dahulu ke kamarnya dan bersiap untuk mandi. Sedangkan Yoon Gi masih di peternakan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Setelah selesai Yoon Gi pun menyusul Yoona ke kamar. Yoona yang sudah selesai mandi dan sholat, menunggu Yoon Gi datang ke kamarnya. Jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya Yoona pun merasa gelisah dan gugup secara bersamaan, karena malam ini adalah malam pertama mereka sebagai suami dan istri. Yoon Gi perlahan membuka pintu dan masuk ke dalam kamar, dia melihat Yoona yang duduk di meja rias samping ranjang. Melihat Yoona yang begitu cantik dan wangi membuat Yoon Gi menjadi salah tingkah dan gugup di buatnya dia pun menelan ludah dengan susah payah.
"Kamu mahu makan di luar atau di dalam?" Tanya Yoona mengawali pembicaraan.
"Terserah kamu saja senyamannya kamu" jawab Yoon Gi gugup. Yoon Gi pun masuk kamar dan Yoona keluar untuk menyiapkan makanan "aku mandi dulu ya" kata Yoon Gi.
"iya, aku keluar dulu untuk menyiapkan makanan" kata Yoona.
Yoona pun segera keluar menuju dapur untuk menyiapkan makanan untuk nya dan suaminya. Setelah selesai Yoona pun membawa makanan itu ke kamarnya. Saat membuka pintu Yoona di kagetkan dengan tubuh setengah telanjang Yoon Gi. Yoona segera berbalik dan menutup matanya. Melihat tingkah Yoona membuat Yoon Gi menjadi gemas dan ingin menggodanya. Yoon Gi mendekat ke arah Yoona dia mendekatkan tubuhnya lebih dekat dengan tubuh Yoona dan hampir menempel. Yoona tetap memejamkan matanya, dia mulai merasakan panas tubuh dari Yoon Gi. Jantung Yoona semakin berdetak lebih cepat. Yoon Gi berbisik di telinga Yoona.
"Kamu harus mulai terbiasa untuk melihat tubuh suamimu tanpa busana tanpa mulai sekarang" bisik Yoon Gi yang berhasil membuat Yoona tersipu malu karenanya. Yoona tidak tahan dengan situasi ini dia pun mendorong tubuh Yoon Gi untuk sedikit menjauh.
"Bukankah ini terlalu cepat untuk kita?" Tanya Yoona dengan gugup.
Yoon Gi pun mendekat kembali "bukankah lebih cepat lebih baik untuk kita bisa saling mengenal lebih jauh lagi" bisik Yoon Gi di telinga Yoona.
Yoona semakin tersipu malu di buatnya "aku masih perlu waktu untuk itu semua. Aku masih perlu mengenal siapa kamu sebenarnya." Jawab Yoona ragu-ragu.
"kita pelan-pelan saja, untuk saling mengenal satu sama lain" ucap Yoon Gi.
Yoon Gi pun semakin mendekatkan wajah pada wajah Yoona, tapi Yoona masih enggan membuka matanya, perlahan wajah Yoon Gi semakin dekat dengan Yoona dia bergerak naik ke atas kepala Yoona dan "cup" Yoon Gi mencium kening Yoona dengan intens. Yoona merasa kaget karena untuk pertama kalinya ada laki-laki yang menciumnya selain anggota keluarganya. Yoon Gi terlihat puas melihat ekspresi wajah Yoona yang seperti seekor kucing yang ketakutan. Yoon Gi pun mencolek hidung Yoona yang mancung karena gemas. Dan dia merasa berhasil telah menjahili istrinya itu. Yoon Gi pun berbalik dan duduk diatas ranjang.
"Kemari lah dan buka matamu aku sudah memakai baju" ucap Yoon Gi dengan pelan, Yoona perlahan membuka matanya dan melihat sekitar untuk memastikan matanya aman untuk melihat.
Yoon Gi pun tersenyum melihat tingkah istrinya, dimatanya Yoona terlihat menggemaskan.
"Duduklah jangan berdiri terus di belakang pintu, kemari lah bawa makanannya nanti keburu dingin kita makan dulu" ucap Yoon Gi.
Yoona pun perlahan mendekat dan membawa makanannya, mereka pun makan bersama berdua dengan tenang meski Yoona masih tidak mengendalikan detak jantungnya karena kejadian tadi, tapi berbeda dengan Yoon Gi di mata Yoona wajah Yoon Gi terlihat datar tanpa ekspresi.