NovelToon NovelToon
Diamnya Melati

Diamnya Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pelakor jahat / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:27.3k
Nilai: 5
Nama Author: Raina Syifa

Melati berubah pendiam saat dia menemukan struk pembelian susu ibu hamil dari saku jas Revan, suaminya.
Saat itu juga dunia Melati seolah berhenti berputar, hatinya hancur tak berbentuk. Akankah Melati sanggup bertahan? Atau mahligai rumah tangganya bersama Revan akan berakhir. Dan fakta apa yang di sembunyikan Revan?
Bagi teman-teman pembaca baru, kalau belum tahu awal kisah cinta Revan Melati bisa ke aplikasi sebelah seru, bikin candu dan bikin gagal move on..🙏🏻🙏🏻

IG : raina.syifa32

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raina Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

Wajah Melati memancarkan senyum lebar saat pintu terbuka. Ayah dan ibunya berdiri di ambang, mata mereka berbinar penuh kehangatan. “Ya Allah, kamu pulang, nak!” suara bunda  Dyah bergetar sedikit saat memeluk putrinyaerat-erat.

 “Kemarin bunda sama ayah baru rasan-rasan rencana ke Jakarta minggu depan. Tak taunya kamu malah datang. Bunda sempat khawatir, sudah seminggu ini kamu nggak kasih kabar. Biasanya tiap dua hari kamu pasti telepon.”

"Harusnya bunda inisiatif telepon, kalau Melati nggak telpon." 

"Kamu ini."

 Bunda Dyah mencubit punggung putrinya melepaskan pelukannya, lalu pandangannya beralih ke Revan, menantunya.

 “Gimana kabarmu, nak?” Revan tersenyum ringan sambil mengulurkan tangan, pelan mencium punggung tangan kedua mertuanya bergantian.

 “Baik, Bun, yah” jawabnya dengan suara hangat, sedikit canggung namun tulus.

Dyah menatap cucunya yang mungil, Ayana, tertawa di pelukan suaminya. Matanya lalu menyapu ke halaman rumah, mencari wajah cucunya yang lain, yang tak tampak. "Kok cuma nduk kecil yang diajak? Yang lain pada kemana?" tanyanya penasaran.

Melati segera menjawab sambil menundukkan kepala, “Sekolah, Bun.” 

 Kening Dyah berkerut tipis, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Tak biasanya anak dan menantunya  tak membawa semua anak-anaknya.

 Perempuan paruh baya itu menatap Melati lebih lama, suara lembut tapi penuh perhatian keluar dari bibirnya, “Kalian berdua nggak lagi ada masalah, kan?” 

 Melati terdiam sejenak, seperti menelan sesuatu yang berat, sebelum akhirnya menggeleng pelan. “Nggak kok, Bun. Melati cuma kangen rumah sama masakan bunda.”

Raut wajah Melati yang sedikit sendu membuat ibunya tak bisa langsung mengusir rasa gelisah itu.

Melati berganti menatap ayahnya yang menggendong Ayana, pria itu terlihat sangat merindukan cucunya. Melati tersenyum, “gimana kabar ayah? Sakit pinggang ayah nggak kambuh lagi kan”

Rama menggeleng. “Enggak nak, setelah ayah rajin terapi seperti saran suami kamu, Alhamdulillah sakit pinggang ayah sudah agak mendingan, nggak kayak dulu. Ayo masuk, kebetulan bunda kamu masak kesukaan kamu, mungkin bundamu tau kamu bakal pulang hari ini.”

Melati tiba-tiba menyela dengan suara pelan tapi menusuk tepat di jantung Revan, "Firasat seorang ibu itu peka bun, apalagi kalau putrinya sedang tidak baik-baik saja." Ucapnya tanpa di sengaja.

Revan mendadak terhenti, matanya menatap sendu ke arah istrinya. "Sayang?" tanyanya serak. 

Melati terkejut dengan ucapannya sendiri, dadanya berdebar. "Maksudku, Mas... Bunda tahu kalau anaknya ini sedang sangat merindukannya."

 Bunda Dyah mengarahkan tatapan lembut tapi waspada pada putrinya, mencoba membaca rahasia di balik kata-katanya. " Benat  kamu nggak apa-apa, to nduk?" suaranya hangat tapi penuh harap. 

Melati menahan diri, mengangguk cepat, "Enggak apa-apa, kok, Bun." Bunda Dyah tersenyum tipis, tapi matanya tak bisa menyembunyikan kerut kecil tanda keraguannya.

"Ayo masuk, dari tadi malah asyik ngobrol diteras."  Ajak ayah Rama pada anak dan menantunya.

Revan menyeret kopernya masuk ke kamar, kamarnya dan istrinya  tiap kali berlibur ke Jogja.

 Setelah meletakkan koper, ia kembali menyusul yang lain. Rama, ayah Melati, menyela, “Kalian berdua lama di sini, kan?”

 Melati menoleh santai sambil menyunggingkan senyum tipis, “Kalau aku sih lama, tapi Mas Revan... Nggak tau yah, kayaknya nunggu telepon dadakan baru bisa pulang.” Ucapan itu seperti jarum yang menusuk. 

Revan yang baru saja keluar dari dalam tiba-tiba diam, wajahnya membeku tanpa balas sepatah kata pun. 

Bunda Dyah, penasaran melihat perubahan suasana, ikut bertanya, “Telepon dadakan dari siapa?”

 Melati hanya melirik sekilas ke arah suaminya yang sedang menatapnya tanpa berkedip. “Biasa, Bun. Dari kantornya di Bandung,” jawabnya datar, seolah itu hal biasa. Keheningan itu menggantung, penuh arti yang tak terucap.

"Ooo...dari kantor to kirain dari simpanannya," ucap Bunda Dyah berkelakar.

"Ya nggak mungkin Bun, mantu bunda yang ganteng ini punya simpanan, bisa dipastiin aku akan kehilangan dia selamamya," ujar Revan, duduk di dekat istrinya, dan mengecup keningnya.

"Ck...iya iya bunda percaya dan gimana bucinnya kamu sama anak bunda, bunda masih inget tuh, dulu kamu bela-belain tidur di teras demi dapetin maaf dari anak bunda."

Tiba-tiba seorang anak kecil berhijab berusia 7 tahun  masuk membawa rantang dua susun sambil mengucap salam. "assalamu'alaikum Mbah, ini ada sayur gudek dari eyang ti."

"Waalaikumsalam, Icha. Makasih  nduk Cang ayu. Bilang sama eyangmu, Mbah terima kasih ya. Rantangnya besok ya, besok Mbah isi."

Gadis kecil itu mengangguk dan menoleh pada Revan dan Melati yang begitu asing baginya.

"Oh iya ini Tante Melati dan Om Revan."

"Alyssa om, Tante," ucap Gadis kecil itu sopan lalu mencium punggung tangan sepasang suami istri itu.

Melati menatap gadis kecil itu saat berpamitan pulang, ada sesuatu yang membuat wajahnya terasa familiar akan tetapi ia lupa mengingatnya. "Dia siapa, Bun?" tanyanya dengan nada ragu. 

 Bunda Dyah tersenyum pelan, matanya menerawang sejenak. "Oh, itu anak pertama Evan. Kamu masih ingat Evan, kan? Anaknya Bude Suci. Sekarang mereka tinggal lagi di sebelah rumah kita." 

 Melati mengernyit, mencoba mengingat lebih jauh. "Mas Evan yang tinggal di Solo itu, ya Bun?" 

 "Iya, yang dulu pernah bikin suamimu cemburu itu lho sampe bela-belain pulang dari luar negri," jawab Bunda Dyah, kerlingan matanya mengarah ke wajah menantunya yang memerah, karena malu atau rasa cemburu itu datang kembali.

 

"Oh jadi mereka tinggal disini lagi." Tanya Melati, tak peduli dengan suaminya yang dibakar api cemburu.

Bunda Dyah mengangguk pelan, wajahnya tampak berat. "Iya, sekarang kedua anak Evan tinggal sama bude Suci. Evan sibuk  ngurus perceraian dengan istrinya."

Mata Melati melebar, membekap mulutnya, "Astaghfirullah, kok bisa, Bun?" suaranya bergetar antara prihatin dan tak percaya.

Bunda Dyah menghela napas, matanya menjauh. "Biasalah, masalah orang ketiga."

Melati menatap tak percaya, seolah ingin menangkap kata-kata itu lebih jelas. "Perselingkuhan, Bun? Mas Evan yang selingkuh?"

Bunda Dyah menggeleng cepat, bibirnya mengecil. "Bukan dia, Nak. Itu istrinya. Evan mana mungkin selingkuh, tampangnya alim gitu," jawabnya sambil melirik ke arah menantunya yang duduk di samping putrinya.

Revan buru-buru menyahut, nada suaranya sedikit tegas, "Bunda kok ngeliat ke Revan,  Revan nggak selingkuh."

Melati tersenyum pahit, matanya berkilat tajam, “Mungkin  wajah mas yang tampang peselingkuh," sindirnya pelan.

Revan menatap Melati dengan pandangan lembut, tangannya merangkul bahunya, "Nggak mungkin, sayang. Cinta aku cuma buat kamu seorang."

"Baguslah," sahut Melati dingin, hal itu membuat bunda Dyah menatap curiga pada anak dan menantunya.

Tiba-tiba Rama, ayahnya Melati menyela

"Sudah-sudah malah ngomongi urusan rumah tangga orang, kamu ini kebiasaan Bun, nanya A, jawabannya A sampai Z."

***

Revan merangkul pinggang Melati dengan erat, matanya tak lepas dari putri kecil mereka yang tengah terlelap di buaian. "Sayang, besok Mas balik ke Jakarta. Kamu ikut Mas lagi ya, Mas nggak bisa jauh dari kamu," ucapnya dengan suara lembut, penuh harap. 

 Melati yang membelakangi Revan, masih sibuk menyusui Ayana. Ia terdiam sesaat, lalu menarik napas panjang seolah menenangkan hatinya yang bergemuruh . 

"Aku masih ingin di sini, Mas , sampai rinduku pada ayah bunda terobati. Lagipula, kamu pasti sibuk dengan urusanmu di Bandung kan?" jawabnya pelan, tapi cukup mengusik Revan.

"Mas nggak ke Bandung lagi kok, perusahaan cabang disana mulai stabil."

"Yakin sudah selesai mas?"

"Iya."

'sampai kapan kamu menyembunyikan simpananmu itu?'

1
amelia lia
cerita nya koq makin bertele-tele si masak si jasmani udah mati bisa hidup lagi. buruan donk thor selesai kn episode nya. krn aku udah baca di frizo klau jasmine itu licik.
NH..8537
klo dasar..nya Revan cinta mati sm melati gak bakal goyah unt ke dua kali.. apalagi sdh ada 4 anak..klo km goyah lg wassalam dah Van🤭sabar mel..ada satu ani" yg perlu di basmi🥹 good job kak 👍 semangat dan sehat slalu ya kak💪🙏😘
Mamahnya Rayhan
what Jasmin bukannya??
Ashilla Khanza Azzahra
dari dulu jasmine terobsesi bgt sama revan haduhhh kasian melati gk s dewi gila skrng malah ada jasmine bagaimana ini
siti maesaroh
si reino jg aneh nawarin sekertaris kok prempuan udah jelas revan g mau sketaris prempuan , revan ya jg ditanya jawabnya mlh terserah waktu itu. yaallah kk kasihan melati loo, semoga melati bisa melepaskan diri ya kk raina tolong deh berpihak sm melati knpa selalu tersakiti 😢😢
siti maesaroh
jasmine menyamar sbgai hilda dasar jalang amit" deh kegatelan g habis".
NH..8537
hanya di novel orang mati bisa hidup lg🤭 kok uler Keket...nya nambah lg..dan pas gitu si Jasmin lg🤭sabar" ya mel🥹🙏
siti maesaroh: bikin gerhet aja klo sijas hujan dtg lgi,, dn knp dr dulu melati sllu yg tersakiti 😢😢
total 3 replies
siti maesaroh
kak ini gimana sih buknya jasmine dah mati dan knpa skrg harus dihidupkan lg ,knpa alurnya mlah kek penjgat" gini sih kk, g like lah kk klo kek gini😢😢😢
dari dulu kok melati trus yg nerima siksaan dan kjhtan,
siti maesaroh
km ttp sj bodoh van sblum melati hilang yg ke dua kli yg prtma itu dewi yg menyekap istrimu,jgn kau anggap remeh dewi itu krna obsesinya dia bisa mlkukn apapun
Raina Syifa
Bagi yang belum mengenal Bu Jasmin, yang terobsesi dengan muridnya bisa di kepoin di aplikasi sebelah❤️❤️
Mamahnya Rayhan
telat van
amelia lia
kelamaan revan keburu metong melati. lelet kali si revan ini knp gak dr td teringat cincin nya. ayyooo thor buat melati ada yang nyelamatin. jgn bertele tele donk cerita nya. buruan ketemukan dengan revan.
Agunk Setyawan
🤮
siti maesaroh
kenapa sih kk harus dibuat kek gini alurnya, knapa harus dibuat lambat untuknemukn melati, dan knpa melati sllu menderita kk thor ada dendam.apa sih kk thor ini sm melati😢😢,plis kk lepasin melati
Arin
Ya...... telat deh Revan nolong Melati. Biasa orang panik, gak banyak lupanya......
Ini perempuan siapa lagi yang ganti nyulik Melati.
Kalau punya suami ganteng, mapan dan kaya banyak pelakor bersliweran pingin gantiin istri sah. Semoga Revan bisa nolong Melati dan anaknya. Kasihan......
NH..8537
waduh siapa..pun itu km sdh jd penolong unt melati.. lanjuttt kak👍trus semangat dan sehat slalu kak 💪 abai..kan sj kata" yg tidak penting 🤭🙏😘
Agunk Setyawan
novel aneh
Mamahnya Rayhan
Revan kah? atau si Abah?
kaylla salsabella
di sebelah mana thor lapak mana
siti maesaroh
semoga melati cpt terlepas dari kurungan sikunti iblis itu, mksih kk raina updatenya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!