NovelToon NovelToon
Di Sayang Kakak Ipar

Di Sayang Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: MartiniKeni

Leticia Nathania yang sering di panggil Cia adalah gadis yang sangat cantik dan selalu ceria. Cia selalu di kelilingi oleh orang-orang baik yang sangat menyayanginya. Namun semuanya berubah ketika Cia terpaksa menikahi Carlo karena di jodohkan oleh almarhum kakeknya.
Awalnya Cia ragu menikah dengan Carlo karena melihat sikap pria itu yang terlihat sombong. Tapi akhirnya Cia bersedia juga menikah dengan pria itu karena orang tuanya berusaha dengan keras meyakinkannya. Orang tuanya mengatakan kalau cinta itu akan tumbuh setelah menikah.
Setelah menikah, Cia tinggal satu atap dengan mertuanya. Dan itu bukanlah hal yang mudah, terlebih mertuanya tidak menyukai kehadiaran Cia sebagai menantu.
"Cia, kamu bersenang-senang seharian di kamar dan membiarkan Ibu dan adik bekerja, maksud kamu apa?" tegas Carlo membuat Cia sangat kaget.
Pasalnya Cia yang mengerjakan semua pekerjaan rumah seharian.
Tiba-tiba saja air mata Cia menetes tanpa di minta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sayur Asem

Ruri membuang nafasnya kasar, tak disangka Ibu dari pacarnya akan bicara seperti ini padanya. "Maaf Bu Indri, jika saya lancang, saya hanya ingin berkenalan dengan anda." Ucap Ruri dengan sopan.

Bu Indri berdecih sinis. "Saya tidak sudi perkenalan dengan kamu, perempuan sepertimu tidak pantas berkenalan denganku."

Rasanya Ruri ingin menangis saja saat ini, air matanya ditahan, agar tidak jatuh di pipinya.

Ruri melirik Vito yang hanya diam saja, bahkan Vito tidak ada niat sama sekali untuk mengenalkannya pada ibunya. Apa pria itu tidak mengerti dengan perasaannya? Mestinya Vito yang paling mengerti dirinya.

Vito yang tidak suka ribut langsung menggiring mamanya, membawanya pergi dari tempat itu.

"Kata mama temanku sudah lama menungguku, jadi ayo kita pulang."

Bu Indri mengikuti Vito, dan tidak memperdulikan lagi Ruri yang sudah menangis di tempat itu, rasanya sakit sekali di caci maki oleh keluarga pacarnya.

"Perempuan sialan! Ini pasti karena si pembawa sial Leticia. Aku jadi ketularan sial gara-gara Cia. Ck, awas kau Cia, jika aku sampai di rumah nanti, kau bakalan habis denganku." Ucap Ruri penuh dengan dendam. Bahkan Ruri masih saja menyalahkan Cia atas apa yang didapatkan hari ini.

Sampai di rumah, Meri kaget melihat putrinya.

"Loh Ruri, mata kamu kenapa sembab begitu? Kamu habis dari mana? Mama dari tadi mencarimu, tapi kamu tidak ada." Meri menelisik penampilan anak gadisnya yang tanpak awut-awutan, bahkan pita yang menjepit rambut panjangnya itu sudah bergeser tidak rapi seperti tadi.

Sedangkan hari ini Cia hanya berada di dalam kamarnya saja. Wanita itu malas keluar kamar. Bahkan dia tidak memperdulikan omelan ibu mertuanya.

Malamnya Cia keluar dari kamarnya, wanita itu berpapasan dengan Carlo. Cia langsung terbayang-bayang dengan perkataan pria itu. Sungguh kejam sekali mulut pria itu, hingga membuat Cia tidak mampu melupakan perkataan pria itu.

Hati Cia memanas, entah apa yang dirasakan olehnya, ada sedikit rasa benci pada pria yang berstatus suaminya itu.

\=\=\=\=\=\=\=

Paginya, seperti biasa Cia sibuk di dapur. Selesai memasak dia langsung membersihkan dapur.

" Cia, ini kenapa? Kenapa kamu kok nggak becus banget sih kerjanya? Saya mau makan sayur asem tapi kok nggak ada asemnya sih Cia?" Pekik Meri saat melihat sayur asem yang dimasak oleh Cia tidak ada asemnya. Kuah itu seperti sayur bening, walaupun rasanya terbilang lezat, tapi Meri merasa belum puas sama sekali.

"Kamu ini bisa masak apa tidak sih? Kalau seperti ini mana mau suamimu makan. Cih! Pantas saja Carlo membencimu, dia juga tidak mencintaimu sama sekali. Kamu tidak becus sama sekali. Bodoh dan miskin lagi,"omel Meri.

Degh

Cia memejamkan kedua bola matanya sesaat, saat mendengar kata-kata hinaan yang terlontar dari mulut mertuanya itu. Kejam, sungguh kejam sekali, bahkan tidak bisa di deskripsi dengan kata-kata lagi.

"Maaf Ma, perut dan kepala Cia sakit sekali, jadi Cia nggak bisa ambil asemnya. Asemnya tinggi sekali Ma." Sahut Cia dengan lemah lembut, walaupun kesal dengan mertuanya itu, tapi Cia tetap menghormatinya. Lebih baik mengalah agar dirinya segera pergi dari sana. Dan Cia memang tidak berbohong, perutnya memang terasa sangat sakit sekali, perutnya kram karena Cia sedang ada tamu bulanan. Dan itu membuat Cia susah bergerak. Cia saja berusaha sekuat mungkin untuk menahan sakit di perutnya saat memasak dan bersih-bersih tadi.

"Cih, alasan saja! Dasar menantu pemalas. Carlo juga sudah memperingatkanmu agar kamu jangan malas. Tapi kamu tidak pernah mau nurut. Kamu kira Carlo senang melihatmu? Bahkan melihat wajahmu saja dia sudah emosi. Kamu itu hanya menyusahkannya saja, menambah beban Carlo saja." Omel Meri tanpa peduli perasaan Cia.

Cia mengepalkan kedua telapak tangannya, berusaha untuk tetap sabar, walaupun air matanya sudah mengenang di pelupuk matanya. Sudah sering mendengar cacian itu, tapi tetap rasanya sakit juga.

"Kalau di bilangin selalu saja nangis! Kamu itu menantu tidak berguna, bisanya cuma nangis doang. Dasar miskin!"

Cia langsung pergi dari sana, sungguh dirinya tidak sanggup mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Ibu mertuanya lagi. Kata-katanya sangat kelewatan sekali.

"Dasar cengeng! Udah ah, yuk kita makan lagi. Walaupun enggak ada asemnya tapi enak kok." Ucap Meri pada Farhan, Carlo dan Ruri.

Mereka menuruti apa yang Meri katakan. Sedangkan Ruri tersenyum puas melihat penderitaan Cia, lalu dia kembali lanjut makan, tanpa tau malu sedikit pun, mestinya mereka berterima kasih pada Cia, yang sudah bersusah payah memasak makanan itu.

"Ya Tuhan, kuatkan lah aku." Lirih Cia kemudian menghapus air matanya, lalu segera memasang wajah seperti biasa.

Ketika akan masuk ke kamarnya, tiba-tiba Farhan memanggilnya.

Tumben Papa mertuanya itu memanggilnya, biasanya dia selalu diam saja jika melihat Cia. Entah apa yang ingin dia bicarakan pada Cia, hingga membuat wanita itu jadi sangat penasaran. Apakah papa mertuanya juga ingin memarahinya karena masakannya tadi?

Cia lalu berlari menghampiri papa mertuanya.

"Cia, tolong kamu bersihkan kamar yang ada di atas. Salah satu kamar yang tidak pernah di buka. Bersihkan kamar itu, jangan sampai ada debu sedikit pun di kamar itu, karena mulai besok akan ada yang menempati kamar itu. Kamu juga mulai sekarang hingga seterusnya harus selalu membersihkan kamar itu," perintah Farhan sembari menatap Cia.

"Iya, Pa." Sahut Cia dengan sopan.

Meri dan Carlo yang mendengar percakapan Farhan dan Cia langsung menghampiri mereka.

"Kenapa harus di bersihkan segala? Biarkan saja dia yang membersihkan sendiri. Sudah seperti siapa saja yang datang," protes Meri dengan wajah memerah.

"Jadi dia beneran kembali ke rumah ini lagi? Kenapa papa harus membawa dia kembali? Aku tidak suka dia di sini. Dengan kondisinya yang lumpuh itu, dia di sini hanya akan menyusahkan kita semua," ucap Carlo ikutan protes.

"Diam kalian! Papa tidak bisa berbuat apa-apa. Kakek yang menyuruhnya kembali ke rumah ini. Memangnya kamu berani melawan kakek?" tanya Farhan sembari menatap Meri dan Carlo secara bergantian.

Cia hanya diam saja, tapi dia tahu siapa orang yang sedang mereka bicarakan. Tentunya Damian yang sedang mereka bicarakan. Perasaan Cia mengatakan, kalau Damian tidak aman berada di rumah ini. Belum datang saja sudah seperti ini, apa lagi kalau Damian sudah tinggal di sini. Pasti Meri akan merencanakan sesuatu untuk Damian.

"Sungguh kasihan sekali Damian. Mudah-mudahan Damian tidak jadi tinggal di rumah ini. Walaupun aku belum pernah bertemu dengannya, tapi sepertinya dia orang yang baik. Aku jadi merasa kasihan padanya," batin Cia sembari menatap Farhan, Carlo dan Meri yang sedang berdebat.

"Cia, kenapa malah diam? Cepat bersihkan kamar di atas!" Perintah Farhan lagi sembari menatap Cia yang hanya diam saja.

"I-iya, Pa." Sahut Cia yang kemudian langsung pergi membersihkan kamar yang akan di tempati oleh Damian.

Dulu Cia selalu penasaran dengan salah satu kamar yang ada di atas, karena selalu di kunci dan tidak ada yang di izinkan masuk ke sana, sekarang rasa penasarannya sudah hilang. Ternyata kamar itu adalah milik Damian.

Terima kasih ya krn sudah mampir🙏, jangan lupa like dan komentarnya ya kakak2, biar author tambah semangat nulisnya😊

1
Gede Merta
jangan lama" up nya thor
Gede Merta
Lanjut thor
Gede Merta
jahat banget simeri ini
Gede Merta
Semakin seru
Gede Merta
Semangatttt 💪
Gede Merta
sangat bagus
Gede Merta
Seru , semangat 💪
Martini .K
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!