Karina adalah gadis sederhana yang di besarkan di keluarga yang hangat, namun sesuatu terjadi padanya ketika ia sedang bekerja, kejadian itu tak sengaja mempertemukannya dengan seseorang yang membuatnya terpana, dan jatuh hati. Apakah perjuangan cinta Karina akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9. Menggagalkan rencana Liburan Kian
Theo masih terdiam, ia begitu penasaran dengan isi dari amplop itu, namun karena rasa penasarannya yang begitu besar ia akhirnya membuka amplop itu. Ada banyak foto di dalam amplop itu, ia nampak terkejut ketika melihat satu persatu foto itu.
"A-apa- apaan ini?" Gumam Theo dengan mata yang terbelalak. Seketika ia terperanjat ketika ponselnya berdering, Kian menelponnya saat itu.
"I-iya kak?"Ujar Theo
"Kau masih dimana?" Tanya Kian
"A-aku sedang dijalan, sebentar lagi aku sampai Ujar Theo
"Baiklah, Hati-hati " Ujar kian dalam telpon lalu menutup telponnya.
Theo pun bergegas melanjutkan perjalanannya.
#Rumah Sakit
Sesampainya di rumah sakit, Theo segera menuju Ruangan Kian yang tengah menunggunya.
"Kak?" Ujar Theo seraya masuk
"Mana berkasnya?" Tanya Kian meminta berkas yang ia inginkan.
"Ini berkasnya." Ujar Theo lalu memberikan berkasnya.
Theo nampak kebingungan, Ia hanya diam mematung dihadapan kakaknya itu. Kian langsung menatap Theo yang terasa aneh itu.
"Kau kenapa?" Tanya kian.
"Mn? T-tidak, tidak ada apa-apa." Ujar Theo lalu duduk.
"Aku akan mengambil Cuti." Ujar Kian seraya membuka berkas itu.
"Cuti? Kakak mau kemana?" Tanya Theo
"Aku akan berlibur bersama Suran sebelum menikah." Ujar Kian.
"Suran." Gumam Theo sambil mengepalkan tangannya.
"Kak,"Panggil Theo.
"Apa?"Tanya kian seraya memeriksa berkas.
"Apa kau percaya pada Suran Nuna?" Tanya Theo
"Apa maksudmu?" Tanya Kian lalu menatap Theo
"Tidak aku hanya bertanya saja." ujar Theo sambil tersenyum pahit
"Kak, aku akan melihat Karin dulu." Ujar Theo seraya beranjak
"Baiklah." Ujar Kian dengan tatapan yang masih fokus ke berkasnya.
Theo pun pergi. Saat keluar dari ruangan Kian Theo terlihat sangat kesal.
#Ruang Rawat Inap VIP
Suara pintu terbuka sampai ke telinga Karina yang saat itu tengah menonton Tv "Theo," sapa Karina. "Karin Nuna, syukurlah kau sudah sadar." Ujar Theo lalu menghampiri Karina."Yah begitulah." Gumam Karina sambil menatap kakinya.
"Kenapa kau sendirian?" Tanya Theo.
"Ibuku sedang pergi untuk membawa beberapa pakaian untukku."
"Ahh begitu" Gumam Theo
"Kau datang kesini sengaja untuk menjengukku?"
"Tidak, kebetulan kak Kian memintaku untuk mengantarkan beberapa berkas, jadi sekalian saja aku menjengukmu." Ujar Theo
"Dasar kau ini."
Theo pun tersenyum lalu menundukan kepalanya. Karina mengerutkan keningnya melihat ada sesuatu yang terjadi pada Theo, Tidak seperti biasanya mimik wajah Theo muram seperti itu.
"Ada apa? sepertinya kau menyimpan sesuatu. Kau ingin membicarakannya denganku? Aku akan mendengarkan." Kata Karina.
"Tida—“
"Ey kau ini, Jangan menyimpan sesuatu sendirian. Meskipun aku tak akan mengerti, tapi aku akan mencoba mendengarkan." Kata Karina sambil memukul lengan Theo pelan.
"Kak Kian akan mengambil Cuti minggu depan." Ujar Theo
"Cuti?" ulang Karina. “Lalu?”
"Dia mengatakan, Dia ingin pergi berlibur sebelum Ia menikah." Ujar Theo
"M-me-menikah? " Karina membelalak terkejut saat mendengar itu.
"Bagaimana aku mengatakannya ya..." Gumam Theo serba salah
"katakan saja."
"Lebih baik kau lihat saja ini." Ujar Theo seraya memberikan sebuah amplop
Karina pun membuka amplop yang berisi Isi photo itu.
"Siapa yang didalam photo ini?" Tanya Karina sambil melihat-lihat foto itu.
"Wanita itu bernama Suran, Dia adalah Tunangan Kak Kian, dan Lelaki itu adalah Sekertaris Hong, Dia sudah bekerja selama 7 tahun diperusahaan keluargaku. Tapi aku tidak menyangka akan hal ini." Ujar Theo
"Kau harus memberikan ini pada kakakmu." Kata Karina
"Tidak mungkin. Kak Kian sangat mencintai Suran, Dan semua ini hanya akan membuatnya stres, Aku tidak bisa melihatnya stres apa lagi bersedih." Ujar Theo
"Kita gagalkan saja Liburannya" Cetus Karina, mereka saling bertukar pandang beberapa saat, lalu Theo menggelengkan kepalanya. "Apa kau gila, kakimu saja belum sembuh bagaimana—“
"Serahkan saja padaku." Ucap Karina percaya diri.
"aku akan membuat wanita itu mengakui semuanya pada kakakmu, percayalah padaku. Aku tidak rela jika kakakmu mendapatkan wanita seperti Su... su.." lanjut Arin
“Suran.” Sambung Theo.
...○...
1 Minggu kemudian
Pagi itu keadaan kaki Karina mulai berangsur baik dan ia mulai diperbolehkan pulang. Ketika Karina dan ibunya berkemas, saat itu Theo datang.
"Theo?" ujar ibu Arin seraya tersenyum.
"Aku akan mengantar kalian" Ujar Theo
"Oh, kalau begitu kau antar saja Karin. Bibi harus pergi ke bank dulu." Ujar ibu Karina.
"Bu~" Rengek Karina.
"Kau bisa mengantarnyakan?" Tanya ibu Karina.
"Tentu saja bi." Ujar Theo seraya tersenyum
Ibu Karina pun pergi, Karina hanya terdiam dan melihat Theo.
"Kapan kakak mu akan pergi?" Tanya Karina.
"Dia sedang bersiap ke Airport." Ujar Theo
"Ayo kita pergi." Ajak Karina.
"Kemana?"
"Airport lah." Ujar Karina
"Tidak, Ibumu memintaku untuk mengantarkanmu pulang" ujar Theo
"Tidak perlu mendengarkan ibuku. Dia ibuku bukan ibumu. Ayo pergi" Ujar Karina lalu mengambil Tongkatnya.
#Dalam Mobil
Saat dalam perjalanan Tiba-tiba ponsel Theo berdering. Theo menatap Karina "Kak Kian." Ujar Theo. "Cepat Angkat." Kata Karina. Theo pun mengangkat telponnya.
"Iya Kak?"
"Theo aku sudah sampai di Airport bersama Suran—“
"Kakak sudah sampai?" Ujar Theo terkejut sambil melihat Karina sekilas.
"Oke Kak Hati-hati. " Ujar Theo lalu menutup telponnya.
"Karin Nuna, pegangan yang erat." Ujar Theo lalu menambah kecepatan mobilnya.
...○...
To Be Countinue...
