Gadis cantik yang mengalami perpindahan jiwa kedalam tubuh gadis dari anak pengusaha terkenal.
Gadis yang memiliki tubuh istimewa yang di incar orang orang. banyak orang yang ingin memanfaatkan darah dari gadis itu.
Banyak misteri disetiap langkahnya yang akan menemani gadis itu. Jiwanya berprofesi sebagai pembunuh bayaran yang paling di cari semua orang. lalu apa penyebab gadis itu terlahir kembali sebagai bayi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon celine biollle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Click
Dengan langkah pelan memasuki kamar Caren yang sedang bergelumg dengan selimut hangatnya.
"Princess, Bangun yuk sayang"
Mengerjap matanya pelan Caren melihat samar samar orang yang memasuki kamarnya seperti ayahnya
"Huh,Ayah?" Tersenyum melihat tingkah menggemaskan putrinya
"Iya sayang, ini ayah. Princess tidak rindu dengan ayah?"
Hug
"Ayah kenapa tidak bilang kalau ingin pulang? Kenapa ayah pergi lama? Ayah tidak kenapa kenapa kan di sana? Ayah-"
"Shutt, satu satu sayang. Ayah ingin memberi kejutan, maafkan ayah karena harus berpisah lama dengan princess ayah ya. Ayah baik baik saja di sana" Menguraikan pelukan hangat itu Hattrick melihat Caren tumbuh yang sedikit berbeda dimana dirinya sudah tidak cadel lagi membuat Hattrick merasa bersalah karena tidak menemani hari hari putrinya
melihat ayahnya menatap sendu ke arah Caren, "Ayah, apa ada yang membuat ayah bersedih?" Tanya Caren dengan wajah yang ikut murung.
Terkekeh pelan, menggelangkan kepalanya "Tidak sayang, hanya ayah merasa bersalah karena meninggalkan putri ayah yang sangat cantik ini"
"Ayah tidak usah bersedih kan kita sudah bersama. Ayah Sudah tidak ada pekerjaan yang jauh lagi kan?"
"Iya sayang, ini terakhir kalinya ayah berjauhan dengan mu"
"Sudah, kamu mandi dulu nanti kita sarapan bersama. apa mau ayah mandikan saja"
"Tidak ayah, Caren bisa sendiri" Di angguki Hattrick.
°°\=
Di meja makan Caren banyak bercerita selama di tinggal ayahnya, walaupun Hattrick sudah mengetahui kegiatan yang di lakukan Caren kecuali Caren yang pergi diam diam tengah malam. Hattrick dengan sabar menjawab celotehan dan pertanyaan yang di lontarkan Caren dengan antusias.
Hattrick sangat bahagia bisa berkumpul dengan anaknya dan mendengarkan celotehan merdu Caren.
"Oh iya ayah, apa aku bisa bersekolah lagi?" Tanya Caren tiba tiba dengan raut wajah sedih.
Hattrick sebenarnya tidak tega mengurung Caren, tapi dirinya tidak ada pilihan lain, untuk keselamatan Caren Hattrick terpaksa mengurung Caren di mansion tengah hutan.
"Princess bisa bersekolah seperti biasanya, tapi nanti ya. ayah masih mengurus beberapa yang perlu di urus" Caren hanya mengangguk walaupun jawaban Hattrick tidak membuat dirinya senang tapi yasudah lah dirinya juga tidak masalah jika tidak harus sekolah seperti biasanya
Hattrick menghabiskan waktunya dengan Caren seperti berkeliling di sekitar hutan atau bermain di taman kecil yang di buat Hattrick khusus untuk Caren.
Caren bersenang senang tanpa memperdulikan waktu yang memasuki petang.
"Princess, Ayo kita kembali hari sudah semakin gelap" Caren turun dari ayunannya dan beranjak menghampiri Hattrick dengan senang hati Hattrick menggendong tubuh ringan putrinya.
°°°
Dibawah sinar bulan sepasang kaki tanpa alas berlarian dengan nafas yang memburu, kaki mulusnya sudah banyak goresan akibat ranting kayu yang mencuat tajam. tanpa di hiraukannya, gadis itu terus berlari tanpa arah.
"Aku takut"
"Tolongg"
"Maafkan aku"
Kata yang bergumam terus keluar dengan air mata yang sudah mengalir.
Ketika di rasa perlariannya cukup jauh tubuh itu sekitar ambruk dengan nafas tersengal
"Kapan aku akan bebas?" ucapnya Dengan Isak tangis yang lirih
Jantung gadis itu berpacu cepat ketika terdengar suara langkah kaki di belakangnya dirinya mulai pasrah. tidak hanya fisiknya saja yang lelah tapi batinnya juga sudah sangat lelah
"Aku sudah memberi mu waktu untuk melarikan diri, kan? kenapa tidak di gunakan dengan baik?" Ucapan nada rendah dari pria di belakangnya berhasil membuat bulu kuduk berdiri
Dengan seringai tajam" Ahhh, tikus kecilku yang malang. Sudah habis waktu bermainnya mari kita kembali"
"LEPAS BAJINGAN, Aku tidak Sudi ikut dengan mu kembali ke neraka buatan mu!" walaupun dengan nada gemetar gadis itu memberanikan diri menatap marah manik pria itu.
Terkekeh sinis "Jika saja kau menuruti perintahku aku tidak akan memperlakukan mu dengan buruk" Mencengkeram pergelangan tangan dengan erat menyeret tubuh gadis yang masih terduduk tersebut.
Dengan cepat gadis itu berdiri ketika tangan yang terdapat goresan itu di cengkram dan di tarik sembari mulutnya meringis kuat.
"L-lepas kau menyakitiku akhhh"
"Maka kau harus menuruti perintah ku"
"Aku bukan boneka mu! lebih baik aku mati daripada harus hidup penuh luka bersama mu!" Dengan kekuatan sisa gadis itu menggigit pergelangan tangan dari pria yang mencengkramnya sehingga genggaman itu terlepas
Akhh
Dengan sekuat tenaga kaki itu kembali berlari ketika pandangan matanya tertuju pada batang pohon yang sangat runcing yang tidak terlalu jauh dari tempatnya
Dengan cepat pria itu berlari ke arah gadis itu namun terlambat ketika di penglihatannya gadis itu berlari menuju dahan pohon yang mencuat runcing.
"T-TIDAK, Kau tidak boleh mati tanpa se izinku sialan!"
Crasss
Dahan pohon itu langsung menusuk tepat kearah jantung gadis itu.
Dengan sisa kesadarannya gadis itu melihat pria yang berlari ke arahnya dengan sorot mata yang tidak terbaca.
Sayup sayup gadis itu mendengar gumaman pria itu " Walaupun kau mati, aku tidak akan menguburkan tubuh indahmu. Tubuh indahmu hanya boleh di lihat oleh ku, sekalipun kau mati ragamu akan tetap menjadi milikku"
Gila. satu kata untuk pria itu.
Cup
"Aku mencintaimu ....n"
"Princess ada yang ingin ayah bicarakan padamu"
"Ada apa ayah?" Caren bertanya dengan penasaran, tumben sekali ayahnya ini.
"Besok kita akan pindah dari negara ini, Di sini sudah tidak aman untuk kita. Apa princess tidak apa jika kita pindah dari sini?"
Caren mengangguk "Tidak apa ayah, jika itu demi kebaikan kita aku tidak masalah. selagi aku pergi bersama ayah aku akan ikut kemanapun ayah pergi"
Hattrick menghela nafas panjang "Sayang, sebenarnya ayah sangat khawatir dengan kepribadian mu, Kenapa kamu Semakin bertambah umur tidak bersikap seperti anak anak pada umumnya.
Ya walaupun kamu sangat nakal dan jahil, tapi sifat mu lebih dominan seperti orang dewasa"
Meringis dalam hati Caren tersenyum lucu sebagai tanggapan " Aku juga tidak tahu ayah, mungkin karena aku pintar seperti ayah" Alibinya.
"Iya juga, Caren anaku sudah seharusnya dia seperti ku"Gumamnya dengan senyuman manis di wajahnya.
Caren mendengar Gumaman kecil ayahnya tersenyum Syukur saja ayah percaya dengan ucapan ku Pikirnya
"Bisa jadi juga karena cara bicara ku yang terlalu kaku. Baiklah aku akan meminta saran kepada asisten ku"
"Baiklah sayang, sudah waktunya tidur" Hattrick menggendong Caren menuju kamar pribadinya
"Malam ini princess tidur dengan ayah oke?" Caren mengangguk antusias
Hattrick terkekeh ketika pipi gembul itu bergoyang, tangan besarnya mencubit pelan pipi Caren dengan lembut.
"Ishhh ayah jangan pegang pegang nanti pipi aku lebar" Ucap Caren dengan bibir mengerucut. Hattrick tidak kuasa menahan tawanya mendengar ucapan putri kecilnya
"Baiklah, Baiklah. Maafkan ayah, suruh siapa anak ayah ini sangat menggemaskan"
Mengecup pipi tembem Caren berkali kali membuat Caren tertawa karena geli.
"Ayah ihhh sudah. hahaha perut Caren sakit"
Sontak Hattrick berhenti mengecupi pipi bulat itu. dengan raut wajah sesalnya
"Maafkan ayah, Sudah membuat perut princess sakit"
"Tidak ayah, Perut Caren sakit karena terlalu banyak tertawa"
Mendudukan Caren di kasur king size milik Hattrick
"Tunggu di sini dulu ayah akan keluar sebentar. tidak lama"
"Iya ayah"
"Princess sebaiknya menggosok gigi dan mencuci kaki terlebih. nanti ayah panggilkan pelayan"
Caren mengangguk menanggapi ucapan Hattrick sebelum menghilang dari balik pintu itu.