Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. tes DNA
sementara di posisi lain. laki-laki paruh baya dan wanita paruh baya yang usianya bisa dibilang sudah mencapai 60, tampak sedang berada di rumah sakit. dan kali ini mereka berdua tidak ditemani oleh anak mereka. karena anak bungsu mereka memiliki kegiatan lain.
"ada yang bisa saya bantu Tuan jaksa ?" tanya seorang dokter kenalannya.
"Iya tentu dokter Ridwan. Saya ingin melakukan tes DNA dengan rambut ini. tolong periksa hubungan kekerabatannya." ucap Pak jaksa yang dipanggil oleh dokter itulah.
Pak jaksa mengeluarkan sampel rambut yang ia ambil tanpa disadari oleh Devan, dan sampel rambut miliknya sendiri. nanti di sana akan dicocokkan hubungan kekerabatannya.
"baiklah kalau begitu tuan. Saya akan melakukan yang terbaik."
"kira-kira berapa lama hasil tesnya akan keluar dok ?" tanya Nyonya Putri.
"paling lama 3 hari."
"nggak bisa di percepat dokter Ridwan?" tanya. dokter Ridwan tersenyum ramah.
"Untuk masalah ini kita tidak bisa mendahului prosedur tuan, nyonya. tapi nanti akan saya usahakan untuk cepat selesai keluar hasilnya. dan nanti akan saya hubungi apabila hasilnya sudah keluar." mendengar itu Tuan jaksa langsung menganggukkan kepalanya.
"baiklah kalau begitu dokter Ridwan. saya percayakan hal ini kepada Anda." dokter Ridwan pun kembali menganggukkan kepalanya.
"baik Tuan! akan segera saya lakukan dengan baik." setelah itu, akhirnya Nyonya Putri dan Tuan jaksa langsung meninggalkan rumah sakit dan kembali ke kediaman mereka. sepanjang perjalanan, Tuan jaksa dan nyonya puteri memilih untuk diam. namun tiba-tiba, Nyonya Putri membuka suaranya.
"aku pernah mengobrol dengan anak muda itu Pah. dia bilang ayahnya telah meninggal dunia, begitu pula dengan ibunya. kalau dia beneran adalah cucu kita, putra dari anak kita Rama, maka kita tidak akan pernah bisa bertemu lagi dengan Rama.." tiba-tiba Nyonya Putri langsung berwajah sendu. rasanya Dia tidak kuat kalau harus menanggung perasaan itu.
bertahun-tahun dia dan anaknya tidak bertemu gara-gara menentang pernikahan mereka, namun ujung-ujungnya mereka malah kehilangannya untuk selama-lamanya.
kalau seandainya Devan terbukti adalah cucu mereka, maka mereka pasti akan menyesal seumur hidup mereka karena tidak akan bisa lagi meminta maaf kepada Putra mereka. sementara itu, waktu Rama meninggalkan rumah bersama dengan perempuan pilihannya, mereka sempat menyelidiki latar belakang perempuan miskin itu.
ternyata perempuan miskin itu masih ada hubungannya dengan musuh bebuyutan mereka. ya walaupun yang bermusuhan itu adalah tuan jaksa dan ayah dari wanita itu.
Tuan jaksa yang mendengar penuturan istrinya itu terdiam. dia tidak harus bereaksi seperti apa. jika memang begitu, maka dirinya pasti akan sangat menyesal sedalam-dalamnya karena telah mengusir anaknya dari rumah.
"papa tidak tahu harus berkata apa lagi ma.. kalaupun kejadian ini benar adanya, maka ini semua murni adalah kesalahan kita. kita terlalu egois menjadi orang tua untuknya sampai harus kehilangan dirinya. selama ini, papa sudah merenungkan semuanya. nanti kalau memang Devan terbukti adalah cucu kita, aku pasti akan mengabari dharma untuk menceritakan hal ini." ucapnya.
sepertinya di masa lalu mereka memiliki salah paham. Karena pada dasarnya, dulu Tuan jaksa dan Tuan dharma adalah sahabat. dekat, tapi hubungan mereka Langsung menjadi renggang gara-gara kesalahpahaman yang tercipta di antara mereka. dan satupun diantara mereka tidak ada yang mau mengalah.
sampai imbasnya Putri dharma memilih untuk hidup sederhana di luar sana. padahal Tuan darma sangat menyayangi anaknya. dan itu juga ada pada Tuan dharma sendiri.
Setelah itu mereka kembali terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. bahkan Nyonya Putri tampak mengelus-elus dadanya. dia berharap kalau ini hanyalah sebuah dongeng dan mimpi saja. dan dia berharap kata-kata Devan itu hanyalah sebuah kebohongan belaka. iya, dirinya tentu saja berandai-andai dan ikut menipu perasaannya sendiri yang saat ini sedang dilema.
******
malam harinya, terlihat Desi dan Devan makan malam sambil terus bercanda dan mengobrol di atas meja layaknya pasangan yang mulai tumbuh benih-benih cinta di antara mereka.
"masakan kamu benar-benar sangat juara sayang.. aku bersyukur karena Akhirnya kamu yang menjadi istriku. aku tidak tahu nasibku, kalau di masa lalu yang kunikahi adalah Dita." ucapnya. Desi tidak baperan atau salah paham apabila suaminya berbicara tentang perempuan lain di depannya. puncak mencintainya sekarang adalah bagaimana dia menghargai pasangannya dan rela melihat pasangannya itu bahagia dengan perempuan lain. itupun kalau seandainya, suaminya ini berpaling hati.
"memangnya kenapa mas..? bukannya dulu Mas sama Dita dekat ya. justru ya, aku bertanya-tanya kenapa Mas mau dekat sama Dita. aku sih tidak bermaksud untuk menjelek-jelekan, hanya saja sikap dan tingkah lakunya memang minus sekali. tapi kok mas bisa sampai suka sama dia.." ucap Desi apa adanya. Devan yang mendengar itu terkekeh.
"iya. aku kan tidak tahu dia bersikap seperti apa di dalam rumah. yang aku tahu itu pergaulannya. aku melihat kalau dia bergaul sangat baik dengan mawar. dia juga keluar rumah dengan menggunakan pakaian yang sopan dan bagus serta enak dipandang mata. dia cantik dan kulitnya terawat.. Ya kamu kan tahu sendiri Des, Aku jarang berada di rumah karena keseringan berada di ladang. dan saat aku menaruh hati kepadanya waktu itu, dia langsung menerimaku begitu saja. bahkan dia tidak memberikan syarat apapun loh." ucapnya. cerita mereka mengalir apa adanya.
"terus mas..?" mereka berdua bercerita sambil terus menikmati makan malam mereka.
"ya terus, pas jadian dia selalu minta uang. dia ingin beli ini dan itu. ya Aku tidak pernah cerita kalau aku punya banyak uang dan penghasilan.. tapi aku tetap memberikan apa yang dia minta. terus yang ia tahu kalau aku tidak memiliki lahan apapun. lahan yang Aku garap saat ini yang ia tahu itu adalah milik orang lain. hubungan kami di masa lalu itu baik-baik saja, normal dan tidak neko-neko. tapi ketika waktu pernikahan tiba, dia malah memfitnah aku dan kamu di depan banyak orang. waktu itu aku sempat kecewa sama dia, tapi karena aku tahu banyak warga yang menyaksikan dan membenarkan ucapannya akhirnya aku menerima begitu saja.. Iya akhirnya kita menikah.." ujarnya. mendengar itu Desi pun mengangguk-anggukkan kepalanya.
"coba deh kamu cerita bagaimana sikap dia sebelum menikah atau kegiatan sehari-harinya di rumah? jujur saja aku penasaran. dulu aku juga melihat kamu seperti perempuan yang nggak bener loh.." Desi yang mendengar itu langsung mengangkat kepalanya, dia menatap suaminya dengan tatapan penuh tanya.
"kenapa begitu Mas..?" tanyanya dengan wajah santai dan tak mengandung emosi sedikitpun di sana.
"ya setiap aku pulang, kamu pasti pulangnya telat dan selalu pulang malam. menurut kamu, informasi yang didapat dari luar dan melihat Apa aktivitas kamu, dan jam berapa kamu kembali pulang, menurutmu orang akan berpikiran apa ?" tanyanya. Desi yang mendengar itu mengangguk-anggukkan lagi kepalanya.