NovelToon NovelToon
Dimanja Sahabat Sendiri

Dimanja Sahabat Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Dokter / Office Romance
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Mila julia

Aruna adalah seorang perawat di poli psikiater yang bekerja bersama sahabat lamanya, Dirga — seorang dokter psikiater . Persahabatan mereka yang telah terjalin sejak SMA berlanjut hingga dewasa, bahkan keluarga mereka pun saling mengenal dekat. Namun kehidupan Aruna berubah ketika ia mulai menerima teror misterius dari seseorang yang terus mengintainya. Ketakutan membuatnya mencari perlindungan pada Dirga tanpa berani menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Di tengah tekanan batin itu, keduanya juga menghadapi desakan orang tua masing-masing untuk segera menikah.

Dalam kebingungan dan rasa terdesak, Aruna dan Dirga akhirnya sepakat menikah. Bagi Dirga, pernikahan itu hanyalah cara memenuhi keinginan keluarga. Namun bagi Aruna, keputusan itu menyimpan alasan tersembunyi . Seiring waktu, Dirga mulai melihat sisi lain dari Aruna: trauma, luka, dan rahasia masa lalu yang membuatnya hancur dalam diam.
Akan kah Cinta akan menyatukan mereka atau mungkin akan memisahkan keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9.Cincin Kawin?

Suasana hening itu akhirnya pecah oleh suara lembut namun menusuk dari Laras , Bunda Aruna.

“Kalian kok lama sekali pulangnya? Mama sama Bunda udah nunggu dari tadi.”

Aruna spontan tersenyum kaku.

“M-Mama… Bunda… kok bisa di sini?”

Mama Lidya menjawab dengan tenang, seolah kedatangan mendadak ini hal paling wajar di dunia.

“Kami tadi ngobrol, terus kepikiran… masa anak-anak baru menikah kami tidak datang melihat ,apalagi mama rasa mama perlu memberikan tips berhubungan agar segera punya anak dan cara menyenangkan hati suami pada kamu Aruna. Jadi… kami putuskan untuk menginap beberapa hari di sini.”

"Tipis berhubungan.?. "Aruna menelan ludah matanya membesar.

Dirga yang baru saja hendak mengatur napas, kembali hampir pingsan. Ia buru-buru memalingkan wajah agar Aruna tidak melihat keringat dingin yang sudah mengalir di pelipisnya.

“Mama sama Bunda mau Ng… nginap?” ulang Dirga dengan nada tercekat.

“Ya jelas, sayang.” Mama Lidya tersenyum penuh arti. “Lagipula, biar Mama dan Bunda tahu seperti apa kehidupan pernikahan kalian. Sejauh mana kalian sudah mengusahan cucu untuk kami berdua… ”

Aruna dan Dirga refleks saling melirik. Pandangan mereka bertemu, dan dalam sekejap pikiran yang sama muncul: "habislah kita."

“Tapi, Bunda… apartemen ini cuma punya satu kamar. Dimana nanti Mama sama Bunda mau tidur?” Aruna mencoba mencari celah, suaranya bergetar setengah panik.

Dirga ikut mengangguk cepat. “Iya, nggak akan nyaman kalau Mama sama Bunda tidur di luar. Kan sempit.”

“Akh, tenang saja,” sahut Bunda Laras santai. “Bunda udah biasa tidur di sofa. Nggak masalah.”

“Apalagi Mama,” tambah Mama Lidya, menepuk dada. “Kamu tahu kan, di rumah aja Mama sering tidur di lantai kalau lagi capek. Sudah, sudah… kalian nggak usah khawatirkan kami.”

Aruna dan Dirga saling menatap pasrah. Semua jalan keluar ditutup.

“Sudah, kalian lebih baik bersih-bersih dulu,” lanjut Mama. “Mama sama Bunda yang masak untuk kalian.”

Mama Lidya lalu menggenggam tangan Aruna, matanya penuh arti. “Jangan lupa mandinya bareng ya, biar makin romantis.”

Kalimat itu langsung membuat wajah Aruna merona hebat. Matanya membulat, napasnya seakan tersendat. "Mandinya… bareng?"

Dirga berusaha untuk tertawa, "Mama bisa saja, tentu kami sudah melakukannya. " ucap Dirga dengan deretan gigi yang ia pamerkan.

Mama Lidya mendekat, berbisik lembut di telinga Aruna."Nanti pas mandi bareng coba deh kamu sentuh lembut bagian belakang leher Dirga,itu bagian sensitif cowok. Biasanya laki -laki nggak akan tahan, Mama jamin Keromantisan kalian nggak akan gagal. " bisikan yang penuh dengan tips gila, yang membuat wajah aruna merah padam karna malu mendengarnya.

“Semangat, menantu kesayangan Mama.”

Aruna tersenyum kaku, bibirnya bergetar. Wajahnya merah padam sampai telinganya. Ia bahkan tak sanggup menoleh ke arah Dirga.

Dirga mengernyit, curiga melihat ekspresi Aruna yang seperti habis ditampar kenyataan. Aruna buru-buru menepuk-nepuk tangan Dirga, memberi kode agar mereka segera kabur dari situ.

Dirga menangkap maksudnya, lalu membungkuk mengambil tas yang tadi jatuh. “Yasudah, kalau gitu… kami masuk kamar dulu ya, Bun, Ma.”

Mereka berjalan cepat ke kamar, hampir seperti melarikan diri. Tapi baru saja pintu tertutup, suara Mama Lidya kembali terdengar lantang.

“INGET TRIK MAMA YA, ARUNAAA!”

Aruna langsung menutup wajah dengan kedua tangan. Napasnya memburu, dadanya naik-turun cepat. “Ya Tuhan… bisa nggak sih Mama sekali aja diem.”

Dirga yang berdiri di sampingnya mengernyit bingung. “Lo kenapa? Emang Mama bisikin apa ke lo tadi?”

Aruna mendongak, menatapnya dengan mata besar. Bibirnya sempat terbuka, namun buru-buru ditutup lagi. Ia hanya mendesah panjang.

“Percuma gue jelasin. Lo nggak bakal ngerti.”

Tanpa menunggu reaksi Dirga, Aruna melangkah cepat ke kamar mandi. Pintu ditarik kasar dan hampir ditutup, tapi saat ia menoleh, Dirga sudah berdiri tepat di belakangnya.

Aruna terbelalak. “Lo… mau ngapain? Mau masuk, hah?!” suaranya ketus, penuh syok.

"Oh.. atau lo mau, mandi bareng seperti yang lo bilang barusan? "tuduh Aruna dengan nafas memburu.

Dirga langsung gelagapan. “Nggak! Nggak gitu! Gue cuma… cuma.” Ia menepuk-nepuk pahanya sendiri, berusaha menenangkan diri.

Dirga mengangkat kakinya, " Kaki gue reflek ngikut sendiri... "mengacungkan dua jari ke atas.

Aruna mendengus, pipinya makin panas. “Alasan!” bentaknya, lalu menghentakkan pintu kamar mandi sampai tertutup rapat dan terkunci.

Dirga berdecak , lalu memukul kepalanya sendiri sembari menjauh dari kamar mandi.

_______

Selesai membersihkan diri, Aruna dan Dirga akhirnya keluar dari kamar. Aroma masakan langsung menyambut mereka, memenuhi ruang apartemen minimalis itu. Di meja makan, Mama Lidya sudah sibuk menyusun lauk dengan wajah puas, sementara Bunda Laras masih menata piring sambil merapikan dapur.

“Waah, anak-anak Mama,” seru Mama Lidya riang begitu melihat mereka. “Gimana, mandi barengnya seru nggak?”

Aruna hampir tersedak ludahnya sendiri. Dirga spontan berhenti melangkah. Mereka berdua saling tatap sebentar, lalu sama-sama memaksakan senyum yang lebih mirip meringis. Kepala mereka bergerak pelan mengangguk, seperti boneka yang pegasnya mau lepas.

Mama Lidya hanya mengibaskan tangannya santai. “Udah, nggak usah malu-malu begitu. Mama juga pernah kok di posisi kalian. Jadi santai aja.” Ia lalu menarik kursi, duduk manis seakan tak ada yang aneh dengan kalimatnya barusan.

Belum cukup sampai di situ, Mama Lidya kembali meraih tangan Aruna di bawah meja. Jemarinya menggenggam erat, tatapannya serius tapi senyumnya licik.

“Nanti malam jangan lupa lakuin trik yang Mama bisikin tadi ya, Aruna. Malam ini pas banget kalau kamu coba. Percaya sama Mama.”

Aruna langsung terbatuk keras, sampai-sampai hampir tersedak dengan air liurnya sendiri. Wajahnya panik, matanya melebar, napasnya kacau tak beraturan.

Dirga mengernyit polos. “Lakuin apa, Ma?”

“Lo jangan kepo!” Aruna buru-buru memukul bahu Dirga, tertawa kaku sambil menepuk-nepuk dadanya sendiri yang masih ngos-ngosan. “Nanti gue kasih tahu. Santai aja…” Suaranya bergetar, tawanya sama sekali nggak natural.

Dirga makin bingung, tapi belum sempat bertanya lagi, Bunda Laras yang baru keluar dari dapur dengan sajian terakhir langsung menghentikan langkahnya. Matanya jeli, mengarah tepat ke jari manis Aruna yang kosong.

“Runa, cincin kawin kamu mana?” tanyanya penuh curiga.

Aruna kaku seketika, matanya refleks menunduk menatap jari manisnya. Tangannya spontan disembunyikan ke bawah meja, tapi terlambat. Tatapan Bunda sudah tajam menusuk.

Mama Lidya pun reflek melirik ke arah tangan Dirga. Kosong. Ia langsung menyipitkan mata.

“Kamu juga, Dirga? Kalian… nggak pake?”

Keduanya langsung panik. Dirga yang biasanya cuek mendadak pucat, sementara Aruna menggigit bibir bawahnya sambil melirik ke segala arah mencari alasan.

.

.

.

Bersambung

Hayo loh hayo jelas -jelas ada mama sama bunda yang super teliti bisa-bisanya lupa sama cincin kawin😅kira -kira alasan apalagi nih yang bakal Runa sama Dirga kasih kali ini ke mamanya 😋😋

Thank you guys , jangan lupa tinggalkan jejak dan komen like and shere ya guys👋❤🥰

lanjut next bab kuyy👇👇👇

1
vj'z tri
🫣🫣🫣🫣 akhirnya Dirga tahu juga 🥹🥹
vj'z tri
😱😱😱😱🫣🫣🫣 tidak run kamu dlm bahaya
Hanik Andayani
nanti juga ketahuan run ,
Hanik Andayani
busyet ini emak2 pada kepo , 😄
Wida_Ast Jcy
hahaaa.... mainannya ini malah buat copot jantung kak🤣🤣🤣🤣 aduh
vj'z tri
kalau lu masih gak berubah ren setelah dengar ini 🤧🤧🤧🤧aku ingin marah lampiaskan tapi ku hanyalah sendiri disini ingin aku tunjukkan pada siapa saja yang ada bahwa hatiku kecewa🤧🤧🤧🤧
Kutipan Halu: wkwkwk
total 1 replies
dilafnp
pacaran jalur halal ternyata..
dilafnp
udah nikah aja nih? padahal aku ngarepnya tadi ada flirting flirting pas di tempat kerja
dilafnp
liat biodata keduanya aja kebayang gue romancenya 😍😍
iqbal nasution
buktikan dirga... harga diti itu
iqbal nasution
kalo udah nikah, harus macam2.
vj'z tri
🤧🤧🤧🤧 pada bicara seenak udel nya sendiri
Kutipan Halu: iyaa kan kk makannya banyak org2 kasus pelecehan ngk mau speak up😭😭
total 1 replies
vj'z tri
cie cie bakal nyengir terus ini 🤣🤣🤣
Kutipan Halu: kawal sampai kawin kk🤭🤭
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 kaus ora koe
Mingyu gf😘
hayo loh ketahuan gak nih🤣
Hanik Andayani
menunggu konflik , tapi jangan konflik berat kak👍
Hanik Andayani
wkwkwk hadeh ganteng2 ini orang bikin esemosi pak dokter 🤣
Hanik Andayani
nah kan ganteng , semangat baca nih , aku mampir ya kak
Hanik Andayani
ah terlalu 😄
Hanik Andayani
cantik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!