Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.
Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 : Membuat Kesepakatan
Welcome…
...Happy Reading...
.... ...
.... ...
.... ...
“What??” Jameson membelalakkan matanya kaget.
Sebelumnya pria itu masuk ke dalam kamar Luna dengan antusiasme. Namun, setelah mendengar ungkapan dari Luna dia sangat terkejut.
“Maksudmu, membuat kesepakatan?” tanya Jameson tidak mengerti.
Luna tersenyum lebar. Jameson berpikir, pertama kalinya Luna tersenyum setelah beberapa hari di sana.
“Benar, kau menginginkan aku tetap tinggal di sini kan? Aku akan menuruti kemauanmu, tapi aku punya persyaratan.”
“Persyaratan?” Jameson mengangkat satu alisnya.
“Ya, kita harus impas kan?!” tukas Luna bersedekap dada.
Pria itu tampak berpikir panjang, lalu dia mengikuti Luna bersedekap dada. Matanya penuh selidik, Jameson merasa curiga akan tetapi dia membiarkan wanitanya berbuat.
“Baiklah, aku setuju denganmu.”
Luna sangat senang mendengar persetujuan dari Jameson. Karena, membuat kesepakatan dengan Jameson memanglah rencananya untuk kabur dari sana.
“Katakan, apa persyaratan nya?” tanya Jameson terdengar menantang.
“Yang pertama–”
“Persyaratannya gak cuma satu?” potong Jameson terkejut.
Luna mengangguk begitu antusias dan Jameson hanya bisa menghela nafas panjang.
“Yang pertama, kau harus memberiku handphone!” kata Luna dengan nada sedikit tinggi. “Karena aku di sini sangat bosan!” ungkapnya kesal.
“Baiklah, nanti aku akan membelikanmu handphone.”
“Yang kedua, jangan kurung aku di kamar! Sumpah disini engap banget! Memangnya aku melakukan kejahatan sampai harus dikurung seperti ini!” omel Luna.
Jameson menyunggingkan bibirnya sambil menganggukkan kepala. “Baik, baik. Aku mengerti.”
“Dan yang ketiga, izinkan aku untuk melakukan sesuatu!”
“Melakukan sesuatu?” Jameson mengerutkan keningnya.
“Iya, seperti memasak, berkebun, olahraga, dan pokoknya jangan larang aku buat melakukan apapun disini!”
Jameson bingung, sebenarnya apa yang direncanakan wanitanya. Padahal, dia tahu Luna tidak suka melakukan kegiatan-kegiatan itu di rumah.
“Aku setuju dengan persyaratan itu. Tapi, aku juga punya persyaratan untukmu!” ucap Jameson tak mau kalah.
Luna mengerutkan keningnya kesal, “Mana bisa begitu?! Kan kamu yang menginginkanku tinggal di sini!” protesnya.
“Kalau kamu tidak mau, ya sudah. Aku tidak akan setuju dengan persyaratan mu!” Jameson pura-pura beranjak pergi, dia tahu kalau wanita itu tidak akan melepaskannya dengan mudah.
Luna dengan cepat menahan lengan kekar itu, Jameson tersenyum puas lalu dia membalikkan badan menatap Luna.
“Baik, baik, aku akan mendengarkanmu!” ucap Luna dengan penuh penekanan.
Jameson duduk kembali, dia bersedekap dada. Kemudian dia mengelus dagunya sambil berpikir.
“Yang pertama–”
“Bukan satu doang?” suaranya meninggi.
“Impas dong!” Jameson mengangkat kedua alisnya dua kali.
“Iya, iya. Cepat katakan, apa persyaratannya!?” desaknya.
“Jangan terlalu dekat dengan Seven!”
“Why?? Dia itu temanku!” protes wanita itu lagi masih dengan suara yang tinggi, tapi kali ini penuh dengan penekanan.
“Kamu itu istriku!” jawab Jameson tak mau kalah sambil menatapnya tajam.
Luna tergagap, dia tak bisa mengelak. Meskipun dia merasa kesal, tapi dia menyetujui persyaratan yang diberikan Jameson itu.
“Yang kedua, izinkan aku memelukmu sekali dalam sehari!”
Luna terkejut mendengar persyaratan yang kedua. Menurutnya persyaratan yang pertama masih bisa dia menerimanya, tapi untuk persyaratan kedua kali ini berbeda.
Luna spontan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
“Persyaratan macam apa itu?! Aku tidak setuju!” tolak Luna.
“Kalau begitu, aku ganti dengan menciummu sekali dalam sehari,” Jameson menarik sudut bibirnya sembari mencondongkan tubuhnya ke arah Luna. Alhasil wajah mereka berdekatan. Jameson memang sengaja menggoda Luna, karena jika wanita itu merasa gugup terlihat sangat lucu di mata Jameson.
“Apalagi itu!!!”
“Kalau begitu, bagaimana kalau tidur bersama–”
“Stop!!!” Luna tak kuasa mendengar permintaan Jameson. Jika dia terus menolaknya pasti pria itu akan semakin memberikan persyaratan yang membuatnya frustasi.
“Baiklah, aku setuju.”
Jameson mengerutkan keningnya, “Yang mana? Kamu setuju tidur bersama–”
“Bukan yang itu!!!” Luna cepat-cepat memotongnya. “Tapi, yang pertama!”
“Yang mana?” Jameson pura-pura lupa.
Luna memutar bola matanya malas, “Yang memberikan pelukan sekali setiap hari.”
“Okay.” Jameson tersenyum puas. “Persyaratan yang ketiga–”
“Ada lagi?” tanya Luna menghembuskan napas berat.
“Aku akan memberimu 3 persyaratan sama sepertimu. Itu yang dinamakan impas!”
Luna terlihat sudah pasrah, dia menduga pria itu akan mengatakan salah satu dari yang disebutkan sebelumnya.
“Kamu tidak boleh keluar dari rumah ini!!!” kata Jameson, kali ini dia terlihat serius.
“Terus, bagaimana kalau aku mau memasak lalu bahan makanannya habis? Bukankah aku harus beli dulu keluar??!” protesnya lagi namun suaranya kini lebih tenang.
“Kamu bisa menyuruh pelayan yang lain atau Nine. Kamu sudah bertemu dengannya kan?” tanyanya memastikan.
Luna mengangguk, “Dia terlihat sangat seksi,” ujarnya diabaikan oleh Jameson.
“Atau… Kamu bisa menghubungiku. Aku pasti akan langsung menemanimu belanja.”
“Deal?” Luna mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
“Deal.” Jameson meraih tangan itu dengan senang hati.
Tidak lama, Nine masuk mengantarkan sup jamur kepada Luna. Seperti biasa, wanita itu memakai pakaian ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Dia terlihat sangat seksi.
“Tuan, ini sup jamur yang Anda minta buatkan,” kata Nine suaranya terdengar mendayu. Dia juga sengaja sedikit menyingkap dress pendeknya sehingga menampilkan pahanya yang mulus.
“Letakkan itu di atas nakas lalu keluar! Aku masih ada urusan dengan istriku,” perintahnya mengabaikan Nine yang sedang menggodanya di depan Luna. Alih-alih tergoda, Jameson justru terhipnotis dengan wajah istrinya.
Nine terlihat kesal karena diabaikan oleh Jameson. Dia keluar kamar dengan wajah yang beringsut.
Luna masih heran melihat tingkah Asisten Jameson.
“Kenapa kau mengabaikannya?” tanya Luna heran.
“Dia Asistenku,” jawab Jameson singkat.
“Aku tahu, tapi kamu tidak lihat tadi? Dia mencoba menggodamu.”
“Aku tahu, memangnya kenapa? Kau cemburu?” Jameson malah menggodanya.
“Ti-tidak!” Luna membantahnya namun tertangkap kalau bibirnya gugup.
Jameson menyunggingkan senyumnya, “Aku tidak akan tertarik dengan wanita lain. Aku hanya tertarik denganmu.” Jameson mengangkat kedua alisnya dua kali.
“Maaf, tapi aku tidak tertarik denganmu!” timpalnya membuat raut wajah Jameson langsung berubah masam.
“Makanlah!” Jameson mengabaikan ucapan Luna sambil menyodorkan semangkuk sup jamur yang sebelumnya dia ambil dari nakas.
Luna mendengus kesal, “Satu lagi!”
“Apa?”
“Kenapa aku terus disuruh makan sup jamur?! Memangnya aku landak!” protesnya sembari menatap nanar sup jamur yang di pegangnya.
“Bukannya kamu suka sup jamur?”
“Aku memang suka sup jamur, tapi aku juga butuh makanan yang lain!”
Jameson menyadari telah membuat kesalahan. Dia mengira Luna akan suka jika terus diberi makanan kesukaannya. Tapi, justru itu membuat wanita itu kesal.
“Maafkan aku, kalau begitu aku akan memasak yang lain,” Jameson akan mengambil mangkuk tersebut namun ditahan oleh Luna.
“Sudahlah, sekarang sudah hampir tengah malam. Biarkan aku memakannya! Tapi, lain kali biar aku yang memasaknya sendiri!”
Jameson tersenyum lebar, dia merasa lega setelah Luna mengatakannya.
“Urusan kita sudah selesaikan? Kalau sudah, cepat keluarlah! Aku harus tidur, besok akan menikmati hari cerahku.” Luna mendorong tubuh kekar itu ke arah pintu.
Jameson menahan kakinya sehingga dorongan Luna tak berefek padanya. Dia justru membentangkan kedua tangannya minta untuk dipeluk.
“Apa?” tanya Luna memicingkan matanya.
“Pelukan untuk hari ini.”
Luna menggeleng cepat, “Tidak, mulainya besok saja!” Luna bersiap menghindar namun Jameson menang cepat.
Dia menarik tangan Luna dan merengkuh tubuh istrinya. Wanita itu terkejut mendapat pelukan secara tiba-tiba.
Mereka terdiam untuk beberapa saat.
Hingga Jameson berbisik tepat di telinga Luna, “Malam ini aku tidur di sini ya!”
To be continued
Seru gak gaes?? Ayo, like dan komentarnya...
Bukan saran dan kritikannya ya 😄