![Zhui Mei Sang Pewaris [Mystic World Universe]](https://cn-e-pic-aliyun.mangatoon.mobi/cartoon-posters/54201727d18.jpg-posterend6) 
                            Bercerita tentang dunia yang terserang oleh virus dan bakteri bernama Eclipse.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah raman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gaiden - Catatan Asana (Bagian 2)
[POV 1]
Pada samping air terjun terdapat banyak tenda-tenda untuk para pengunjung.
Sena mengajakku ke air terjun.
Aku ingin berkata, "di surga hanya ada sungai... dan aku hanya pernah tahu air terjun saat di kehidupanku sebelum di surga."
Sena keheranan, mungkin aku harus menjelaskannya, "aku dulu hidup di dunia selain bumi... tapi aku berhasil mencapai puncak dewi dan menjadi seseorang yang dipercaya mengurus akhir umur manusia."
Sena menggaruk belakang kepalanya, "cukup rumit ya?!"
Aku melihat anak-anak membeli sesuatu pada sebuah tempat.
"Aku akan membelikan es krim untukmu."
Aku mengangguk saja, sementara itu Sena pergi untuk membeli es krim dan aku mengamati anak-anak yang bermain air.
....
Saat ini suasana sedang dalam keadaan menegangkan, karena seorang anak kecil terbawa arus sungai dari air terjun ini.
Para pengawas air terjun melemparkan tali.
Namun anak perempuan itu tidak bisa memegang tali itu.
Aku melompati bebatuan dengan sangat cepat.
Anak perempuan ini berhasil meraih tanganku, sehingga aku bisa menariknya ke pinggir sungai.
Seketika seorang wanita memeluk tubuhku.
Mungkin dia adalah ibu dari anak perempuan ini.
Dalam sebuah kerumunan, Sena menarik tanganku untuk segera beranjak pergi.
"Eh, kenapa?" Tanyaku.
Ada sebuah poster yang menunjukkan tentang dilarangnya penyalahgunaan kekuatan.
"Takutnya, kau dianggap subjek pengembangan kekuatan manusia super." Sena mengucapkan itu.
"Tapi bukankah itu bagus?" Tanyaku keheranan.
"Bukan begitu, ya kau memang berbuat baik, tetapi kota ini pernah dikacaukan oleh para manusia super di luar nalar." Ucap Sena yang masih belum panjang lebar.
Aku memilih diam saja.
Aku baru menyadari, ratusan Drone ada di atas udara.
"Mereka akan mengawasi setiap orang di kota ini... jadi jagalah sikapmu.''
...
Dari tadi ada sesuatu yang mengikuti.
Kami berdua melewati gang-gang sempit.
"Mungkin aksimu tadi terekam." Ucapnya sambil menarik diriku untuk berlari.
Aku merasa peluru dengan jarum suntik menuju arahku dan Sena berdiri.
Tetapi aku langsung berbalik dan menggunakan sihir tameng.
Sialnya, ada sebuah pagar yang menghalangi.
Kami segera melompati pagar.
Drone bersenjata itu semakin dekat.
Aku melihat sebuah batu, melemparkan batu itu sekuat tenaga.
Drone itu hancur.
...
Aku dan temanku berjalan mengiringi rel kereta.
Desa ini cukup asri dan tidak ada CCTV ataupun Drone.
Aku merasa seseorang telah membuntuti perjalananku dan Sena untuk pulang ke rumah.
Aku menggunakan jurus penglihatan jarak jauh.
Ada seorang gadis remaja di atas terowongan.
Sebuah peluru melesat.
[Tameng Dimensi Kegelapan]
Peluru itu hancur bagai debu.
Gadis dengan rambut kuncir dua itu, segera menembak diriku untuk kedua kalinya, tetapi aku sengaja melesat bagaikan kilat.
Ada belati yang akan mengenai pipiku.
Tapi aku mementalkan belati itu hingga jatuh ke terowongan.
Dia melemparkan granat di depanku.
Aku segera melompat, menendang gadis ini jatuh ke samping terowongan.
[Granat Meledak]
Aku melompat.
Helikopter datang.
"Asana!" Aku mendengar teriakan Sena.
Seseorang dari helikopter menembakkan ratusan peluru.
Beruntungnya gadis bernama Sherry telah lari dari hadapanku.
Kini saatnya aku menolong rekanku.
"Jangan kesini!" Kata Sena.
Aku menghiraukan teriakan kencang itu, karena aku mampu untuk menghadapi dua orang yang akan menangkapnya.
Lagipula peluru yang aku tahan selebat air.
Sherry menggunakan senjata berjenis M4.
Dua orang di samping Sena seketika menggunakan jebakan listrik pada bagian tanah.
Aku terkena peluru jarum pada bagian leher, ternyata itu mengandung jenis obat bius.
....
Aku perlahan membuka mata, terlihat olehku sebuah lampu dan itu cukup silau.
Aku sengaja melakukan pergerakan... tetapi ada semua penahan berjenis logam yang menahan tangan dan kakiku.
Bahkan tubuhku sepenuhnya terkurung dalam sebuah tabung kaca.
Suara tepukan tangan terdengar olehku.
"Ternyata manusia super telah bangun dari mimpinya... tapi setelah ini kamu akan diteliti secara luar dan dalam." Aku mendengar ucapan itu dari seorang gadis yang berdiri di sampingku, namun aku sulit melihat wajahnya karena efek bius masih terasa di tubuhku.
Tabung kaca terbuka secara perlahan.
Aku berada dalam bahaya... beberapa alat medis yang digerakkan oleh sistem AI yang segera menusuk kulitku.
 
                     
                     
                    