Dewi Ular Seosen 3
Angkasa seorang pemuda yang sudah tak lagi muda karena usianya mencapai 40 tahun, tetapi belum juga menikah dan memiliki sikap yang sangat dingin sedingin salju.
Ia tidak pernah tertarik pada gadis manapun. Entah apa yang membuatnya menutup hati.
Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis yang berusia 17 tahun yang dalam waktu singkat dapat membuat hati sang pemuda luluh dan mencairkan hatinya yang beku.
Siapakah gadis itu? Apakah mereka memiliki kisah masa lalu, dan apa rahasia diantara keduanya tentang garis keturunan mereka?
ikuti kisah selanjutnya.
Namun jangan lupa baca novel sebelumnya biar gak bingung yang berjudul 'Jerat Cinta Dewi Ular, dan juga Dunia Kita berbeda, serta berkaitan dengan Mirna...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sembilan
"Hahahaha... Rasain, makanya jangan sok kecentilan dan sok hebat. Emang dia bisa melawan empat orang laki--laki sekaligus?" ucap Kavita sembari menenggak minuman keras yang berada ditangannya dengan sebuah gelas bening yang berukuran kecil dengan penyanggah yang sekitar dua puluh centimeter.
"Iya, paling saat ini ia sedang nangis-nangis." Clara menghembuskan asap rokoknya ke udara, sembari bersandar ditepian meja bar.
Terlihat seorang bartender sedang meracik minuman yang dipesan oleh
Mereka tampak begitu senang sudah membuat sang gadis terjebak dalam perangkap mereka.
Sementara itu. Keempat pria tersebut berusaha untuk menghampiri Dewi Pandita yang sedang duduk disofa.
Belum sempat pria itu untuk duduk, namun dengan cepat sang gadis melayangkan tendangan yang cukup telak, hingga membuatnya terjungkal.
Braaaaak
Seorang pria berpakaian kaos putih itu mengerang kesakitan, karena pinggangnya menyentuh ujung meja.
Melihat hal tersebut, ketiga rekannya mulai melakukan serangan secara bersamaan.
Salah satu diantaranya melayangkan tinjunya, namun sang gadis menangkap tinju lawannya, dan memutar tubuhnya, lalu melayangkan pukulan pada ujung sikunya yang mengenai dada kiri lawannya.
Pukulan itu terasa bukan berasal dari seorang gadis remaja, melainkan sebuah kekuatan lain yang tak biasa, hingga membuat sang pria memuntahkan cairan pekat berwarna merah yang keluar dari mulutnya dengan cara menyembur.
Pria itu ambruk dengan luka dalam cukup parah.
Kedua rekannya tampak berang. Salah satunya mengeluarkan pisau lipat dan menyerang Dita secara brutal yang diarahkan ke dada kirinya, gadis itu mengelak dengan memundurkan tubuhnya kebelakang, lalu menangkap pergelangan tangan lawannya, dan memelintirnya hingga pisau itu terjatuh dan suara teriakan kesakitan menggema diruangan tersebut.
Dan Dita mematahkan pergelangan tangan sang pria, lalu melayangkan tendangan yang cukup fatal leher lawannya, dan pria itu ambruk dilantai.
Sementara itu, Kavita dan ketiga rekannya sedang tertawa dalam kondisi yang setengah mabuk. mereka membayangkan jika Dewi Pandita saat ini sedang hancur masa depannya.
Sesaat pandangan gadis itu mengabur. Dalam samar ia melihat seekor ular bersisik kuning sedang merayap dan menuju kearahnya.
Ia mengusap kedua matanya. Mencoba mempertajam penglihatannya, namun ular yang tadi dilihatnya sudah menghilang dari pandangannya.
Ia merasa jika apa yang dilihatnya adalah sebuah ilusi belaka.
Ia melihat ketiga rekannya sudah berpindah tempat dan berada disofa dengan menenggak minumannya.
Mereka juga bersama dengan tiga pria yang tidak dikenali oleh Kavita.
Baru saja harinya merasa lega, justru kini ia mendapatkan kejutan yang sangat tak.diinginkannya. Dimana ular yang tadi dilihatnya, tiba-tiba muncul disisi kirinya dengan tubuh tinggi tegak, sembari menatapnya dengan tajam.
"Hah!" Kavita tersentak kaget, hingga memercikkan minuman yang sedang ia genggam gelasnya.
Kavita berajalan mundur. Lalu meletakkan gelas dimeja bar. Ia berjalan menyusuri ruangan dan sang ular tetap saja mengikutinya kemanapun ia pergi.
Gadis itu berjalan dengan cepat. Lalu menuju parkiran, dan ular itu terus saja mengekorinya kemanapun ia pergi.
Ditengah kesadarannya yang sedikit oleng. Ia mencari mobilnya yang terparkir, dan saat menemukannya ia masuk dengan cepat dijok tengah, dan ular itu tertinggal diluar. Ia merasa sangat senang.
Nafasnya terdengar tersengal, dengan deguban jantingnya memburu karena ketakutan.
Keringat mengucur dari pori-pori kulitnya membuat ia merasakan sesak didadanya. Baru kali ini ia melihat seek9r ular berada diclub malam, namun anehnya ia seolah sedang mengincarnya saja, dan seperti ingin membunuhnya.
Ia mengatur nafasnya untuk kembali normal. Setelah berhasil selamat dari sang ular, ia menggerutu dengan kesal.
Namun ia merasakan sesuatu menyentuh pundaknya. Ia merasa mulai tak nyaman, laku menoleh kearah belakang, dan sontak saja ia terkejut ketika melihat ada lima orang pria bertubuh kekar didalamnya yang menatapnya dengan seringai.
Tombol pintu terkunci, dan Kavita membeliak ketakutan.
"Jangan sentuh aku! Atau kalian akan menyesal!" ancamnya dengan nada yang bergetar. Namun kelimanya tak mengindahkan ucapannya, hingga akhirnya mereka merebahkan kursi jok tengah, dan menariknya untuk bersenang-senang. Karma sedang dituainya.
Sementara itu, Dewi Pandita mencoba melumpuhkan lawannya yang tertinggal seorang saja. Dengan gesit ia memberika serangan tendangan pada 0ria bertubuh kekar tersebut.
Pria itu merasa geram. Bagaimana tidak, seorang gadis remaja telah mengalahkan mereka dengan mudah, ini sangat memalukan.
Ia membusungkan dadanya, lalu memberikan tendangan balasan, hingga membuat Dewi Pandita terlempar menghempas dinding.
Gadis itu meringis. Lalu mencoba kembali berdiri tegak dengan memasang kuda-kuda pertahanannya.
Pria yang tersisa kembali maju, lalu menyambar sebilah pisau dilantai milik rekannya, dan kembali mengayunkannya kearah Dewi Pandita.
Gadis mengelakkan tubuhnya. Pria itu kembali menyerangnya dengan pisau yang terus ia ayunkan.
Dengan bersigap, sang gadis menangkap pergelangan tangan lawannya, lalu kembali memelintirnya, hingga menimbulkan bunyi gemeretak, dan ia memutar tubuhnya, kembali memberikan sebuah serangan balasan dengan sebuah pukulan menggunakan siku yang menyasar leher lawannya.
Kraaaaak
"Aaaaaargh," pria itu mengerang kesakitan, lalu terlihat memuntahkan darah.
Dan sang gadis kembali memberikan tendangan yang cukup fatal pada selangka lawannya, dan..,
Buuuugh
Pria itu membeliakkan kedua matanya menahan rasa sakit. Dimana ia merasa jika dua biji peliirnya terasa sangat ngilu, hancur sudah masa depannya.
Dita memandangi lawannya dengan tatapan tajam, hingga akhirnya sebuah pekulan mendarat dibagian kepalanya, dan ia merasakan sangat pusing.
Seorang pria yang tadinya sudah ia lumpuhkan, ternyata kembali bangkit dan memberikan serangan balasan.
Dewi Pandita merasakan dunianya menggelap, dan tubuhnya luruh ke lantai.
0ria itu tersenyum sinis. Lalu menghampiri tubuh sang gadis. Ia membungkuk dan ingin menyentuhnya. Tetapi tiba-tiba sebuah cengkraman dikerah kaosnya terasa begitu kuat, lalu kembali sebuah pukulan mendarat dikepalnya sebelum ia berhasil melihat siapa yang melakukan itu padanya.
Pria itu mengerang kesakitan, lalu sang pemilik tangan melemparkan tubuhnya kesembarang arah. Dan setelahnya, tangan kekar itu mengangkat tubuh Dewi Pandita dari lantai dan membawanya keluar dari club malam.
Ditempat lain, mobil yang tadinya Kavita salah memasuki, terlihat bergoyang dengan sangat kencang.
Para pengunjung yang memarkirkan mobilnya disana tak begitu perduli dan bersikap tak acuh dengan apa yang terjadi. Sebab mereka sudah terbiasa melihat hal seperti itu terjadi. Bahkan mereka juga sering melakukannya pada pasangan mereka yang didapat secara random didalam club malam.
Kavita harus menuai karma dari apa yang telah diperbuatnya. Ia yang sudah merencanakan semua perbuatan kejinya, kini justru berbalik menyerangnya sendiri.
Kelima pria itu menggilirnya dan merasakan mendapatkan mangsa tanpa harua repot mencari.
Setelah merasa puas dengan tubuh sang gadis, mereka mengeluarkan Kavita dari dalam mobil, lalu pergi meninggalkannya begitu saja diparkiran.
Kondisi Kavita sangat begitu miris, ia kehabisan tenaga, dan tampak sempoyongan.
kedua orang tuanya langsung bertemu biar bisa langsung nikah trus tamat, soalnya kak Siti mau fokus ke begu ganjang 😙😙
aduhh knp g di jelasin sih kannksihan dita nya klo kek gtu ya kann
Dia itu klu gak salah yg tinggal di rumah kosong yg dekat dg rumah orang tua nya Satria yaa , kak ❓🤔