NovelToon NovelToon
Bukan Lagi Istri CEO

Bukan Lagi Istri CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Janda / Kehidupan di Kantor / Slice of Life
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Cerita yang memberikan inspirasi untuk wanita diluar sana, yang merasa dunia sedang sangat mengecewakannya.
Dia kehilangan support system,nama baik dan harapan.

Beruntungnya gadis bernama Britania Jasmine ini menjadikan kekecewaan terbesar dalam hidupnya sebagai cambukan untuk meng-upgrade dirinya menjadi wanita yang jauh lebih baik.
Meski dalam prosesnya tidak lah mudah, label janda yang melekat dalam dirinya membuatnya kesulitan untuk mendapat tempat dihati masyarakat. Banyak yang memandangnya sebelah mata, padahal prestasi yang ia raih jauh lebih banyak dan bisa di katakan dia sudah bisa menjadi gadis yang sempurna.

Label buruk itu terus saja mengacaukan mental dan hidupnya,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nathan Frustasi

.

.

.

Seluruh darah Britania berdesir hebat, suhu di ruangan pun serasa memanas seiring dengan debaran jantungnya yang berpacu sangat di atas normal. Sudah sangat lama rasanya ia tidak merasakan desiran aneh seperti ini. Begitupun Rayyan, matanya menatap Britania sayu dengan dorongan naluri kelaki-lakiannya yang ia tahan.

Marah, benci dan kecewa mendominasi keduanya malam ini,

"Kak... Udah malam, besok lo kerja kan? Kita tidur sekarang," ucapnya dengan napas memburu dan mata terpejam.

Badannya masih menindih Britania, kalau mau menuruti nafsunya, sungguh Rayyan tidak rela berhenti sekarang. Britania bisa merasakan tubuh Rayyan sedang menahan sesuatu dengan sekuat tenaga di bawah sana.

"Hihihi... Iyaa, yukk tidur. Maaf yaa bikin kamu pusing lagi, hihi..." balas Brii sambil meringis.

"Yang penting lo bisa senyum sekarang. Dah, tidur dulu sana," Rayyan turun dari ranjang setelah mengecup lama bibir Britania sebagai penutup insiden panas mereka. Dia bangkit lagi menuju kamar mandi, menuntaskan yang belum tuntas. Benar kata Rayyan, apa yang mereka lakukan barusan bisa mengembalikan mood Britania, setidaknya untuk sesaat. Ia bisa sedikit melupakan hal buruk yang terjadi tadi siang di kantor.

Britania si paling bisa ternyata  baru tahu fakta ini. Ternyata ciuman bisa memperbaiki mood, pantas saja banyak yang memuja adegan itu. Ia mengusap bibirnya yang masih basah, she's like a bitch now.

Sebuah kekhawatiran tiba-tiba menyelinap, ia takut terperangkap lebih jauh dengan Rayyan. Satu hal yang sedang Bri pikirkan, semoga ia tidak se-obsesi itu untuk ketagihan berciuman dengannya. Karena ia yakin setelah kejadian tadi siang, pasti akan ada lagi hal-hal buruk yang akan menusuknya dari berbagai arah. Tidak mungkin bu Widia berhenti begitu saja, dan Nathan pun sama. Mereka satu keluarga sepertinya memiliki sifat egois yang sama besarnya. Pantas saja Rayyan merasa rumah mereka adalah sebuah neraka.

Sorot mata perempuan itu akhirnya meredup, terpejam sepenuhnya saat Rayyan selesai dengan urusannya di kamar mandi. Perlahan Rayyan naik ke ranjang Britania, mencari posisi yang nyaman untuk menarik perempuan itu dalam pelukannya. Sepanjang malam dia memeluk Britania dengan tangan yang menyusup ke dalam kaos oversize yang ia kenakan hingga pagi. Dalam hatinya bersumpah akan melawan siapapun yang menyakiti wanita kesayangannya, daripada momen kebersamaan keluarga, Rayyan lebih mengingat momen ketika Britania yang saat itu bukan siapa-siapa berani bertaruh untuk menariknya dari keterpurukan, menemaninya dengan begitu sabar dan menjadi orang pertama yang tidak ingin dia mati.

Semesta bukannya iseng mempertemukan mereka bertiga berada dalam satu garis takdir, pasti ada yang ingin disampaikan. Hanya mereka masih berperang dengan batin masing-masing.

***

Suara bel berbunyi mengusik tidur Britania yang masih berada nyaman di pelukan Rayyan. "Rayy, siapa yang datang pagi-pagi begini?"

"Mmh.. Gue lihat dulu yaa." Rayyan melepas belitan tangannya, beranjak dari ranjang sambil meraih selimut kecil di dalam lemari.

"Iihhh lama banget sih, Bang Rayy buka pintunyaaaa..." gerutu Zetta yang langsung menerobos masuk bersama Devanda. Memang hanya Rayyan yang mengetahui password apartemen Bri, mereka tidak.

"Bangg... Lo nggak mengambil kesempatan dalam kesempitan kann?" Zetta memicingkan matanya pada Rayyan yang masih mengalungkan selimut di bahunya, ekspresi Zetta begitu mencurigai abangnya itu.

"Hehh, maksud Lo? Kalian ke sini pagi banget ngapain?" Rayyan balas bertanya, nada suaranya terdengar defensif.

"Kita mau tahu keadaan kak Brii, baik-baik aja kan? Ini kita beliin nasi uduk kesukaan Kak Bri buat kalian sarapan..." Dev mulai menyiapkan makanan yang dia bawa di meja makan. Sementara Bri, yang baru sadar sepenuhnya, segera keluar kamar mendengar ribut-ribut suara mereka.

"Heii, kalian nggak sekolahh? Kok di sini?" tegur Britania.

"Sekolah, Kak, habis ini Kita berangkat. Kita cuma mau mastiin Kak Bri baik-baik aja jadi ke sini sekalian bawain sarapan nih. Kak Bri sama Bang Ray belum sarapan pasti kan?"

"Belum, Zee, thanks yaa... Udah sana kalian berangkat nanti telat, bawa mobil aku aja, Dev. Ehh, adek-adek gimana? Udah pada berangkat?"

"Udah, Kak Brii, mereka udah berangkat semua bareng Kita ke sini tadi..."

"Ya udah sana gih berangkat juga kalian, sama belanja bahan makanan sekalian nanti pulangnya yaa. Ini uangnya, Zee..." Britania memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu pada Zetta sekaligus kunci mobilnya. Mereka pun bergegas pergi setelahnya.

"Rayy, kamu juga kerja kan? Mandi sana siap-siap..." perintah Britania, ia sendiri sudah merebahkan kembali tubuhnya di sofa. Pikirannya masih tidak sanggup kalau harus menghadapi hiruk pikuk hari ini.

"Gue izin hari ini, Kak, udah diizinin kok sama bos. Gue mau temenin lo, nanti berangkat kerja gue anter ajaa," Rayyan menawarkan, ia paham betul sifat bundanya, dia akan menggunakan segala cara demi menyelamatkan pencitraan dirinya sendiri. Rayyan yang anaknya saja bisa tersingkirkan apalagi Britania yang hanya seorang karyawan di kantor.

"Aku malas berangkat, Ray, mau ambil cuti aja lah. Cuti tahunan aku masih utuh juga."

Sekali-kali Britania ingin memanfaatkan cutinya dengan baik, tidak ingin ke mana-mana, hanya ingin tidur saja seharian di rumah. "Lo berangkat aja sana, Ray, gue cuma mau tidur aja di rumah kok. Nggak ke mana-mana."

"Serius?"

"Iyaaa, udah sana, kerja aja."

"Kalau butuh sesuatu hubungi gue yaaa. Tapi nanti gue berangkat jam satu siang aja sekalian jemput si bos..." kata Rayyan lagi.

Ting!

Bel pintu appartemen berbunyi lagi.

Rayyan berlalu menuju pintu, sedangkan Bri tidak ingin beranjak kemanapun. Ia hanya mengambil satu porsi nasi uduk yang anak-anak bawa, kemudian kembali merebahkan tubuhnya di sofa, masih dengan penampilan yang acak-acakan bahkan belum mandi.

"Lo? Lo nginep di sini??" seru sebuah suara bernada tinggi dari arah pintu. Bri bisa merasakan keterkejutan dan seruant idak suka yang jelas dari Nathan. Pagi-pagi pria itu sudah muncul di sana. Tidak memberi waktu tenang untuk Bri.

Emosi Nathan meledak ketika sadar melihat Rayyan yang baru bangun dengan selimut di bahunya, dan bahkan cowok itu juga belum memakai baju.

"Iyaaa, gue nemenin kak Bri dari semalam, kenapaa?" balas Rayyan enteng, senyum tipis penuh kemenangan tersungging di bibirnya.

Satu pukulan telak hampir saja mendarat di wajah Rayyan. Beruntung dia mempunyai skill beladiri yang tinggi jadi bisa langsung menangkis dan membalasnya.

"Rayy, udah Rayy!" Mendengar suara ribut-ribut, Britania segera menyusul ke pintu. Posisi Nathan sudah berdiri di ambang pintu dengan sudut bibirnya yang berdarah.

"Brii, sayannngg... Dia semalaman disini?" Nathan menunjuk Rayyan yang sudah lebih dulu masuk ke dalam. Bri mengangguk dan menyuruh Nathan masuk ke dalam juga untuk diobati. Seolah bukan hal yang serius Rayyan menginap di sana, padahal kepala nathan sudah ingin meledak rasanya.

"Kamu kenapa nggak masuk kerja? Ambil cuti sampai tiga hari pula," tanya Nathan cepat, masih menatap tidak suka pada Rayyan. Sedangkan Rayyan, dengan santainya duduk di sebelah Bri sambil memakan nasi uduk miliknya, seolah tak terganggu sama sekali.

"Aku capek, boleh kan ambil cuti? Selama ini cuti tahunan aku kan selalu utuh," jawab Bri acuh, sambil terus menempelkan obat luka di bibir Nathan. "Udah selesai, kalau nggak ada urusan lain kamu balik aja, Mas, ke kantor." ucapnya tanpa berniat menatap kepada Nathan, sementara tangannya sibuk merapikan kotak obat.

Nathan mendengus kasar. "Brii, kamu jangan gini dongg, jangan bikin aku khawatir."

"Aku baik-baik aja. Kamu nggak perlu khawatir, aku mau tidur seharian jadi sekarang kamu pulang aja, yaa," sahut Bri berusaha bicara biasa saja padahal ingin sekali mengumpat pria yang menjadi kekasihnya beberapa hari itu.

"Terus Rayyan?" Nathan masih tak puas.

"Dia bentar lagi masuk kerja kok," jawab Bri singkat.

Nathan mengerang frustasi. "Kamu kenapa sih, Brii? Kalau ada masalah cerita dong sama aku."

Britania menghela napas panjang. Sebenarnya kondisi perasaannya sudah cukup baik, ia tidak ingin membiasakan dirinya terlalu larut dalam masalah, namun ia masih malas untuk masuk kantor. "Kamu pulang aja, aku cuma mau istirahat di rumah?" Bri berusaha untuk tidak berinteraksi dengan mata Nathan, jadi selesai mengobati, segera ia berniat meninggalkannya. Namun tangan Nathan lebih cepat mencekal lengannya, meski lembut tapi cukup untuk membuat Bri mengurungkan niat.

"Brii, please jangan bikin Aku gila. Kamu hindarin aku terus dari kemarin," Cegah Nathan benar-benar frustrasi, ia tidak tahu lagi caranya harus bagaimana mengurus wanita yang sedang dalam mode marah. Sementara dia belum paham masalah apa yang Brii maksud, ia hanya bisa menarik kesimpulan dari cecaran Rayyan sejak semalam. Namun tetap tidak tahu detailnya...

Hai gaes.. kalian tim mana nih? Rayyan atau Nathan?

1
Roxanne MA
ceritanya bagus
Yazh: Terima kasih kak, nanti aku mampir ceritamu juga/Smile/
total 1 replies
Roxanne MA
semangat ka
Yazh: Iyaa, semangat buat kamu jugaa😊
total 1 replies
Roxanne MA
haii kak aku mampir nih, janluo mampir juga di karya ku yg "THE ROCK GHOST"
Yazh: siap kak, terima kasihh💙
total 1 replies
Eliana_story sad
bagus tapi gue kurang ngerti ingres
Yazh: hehehe,, cuma sedikit kak kasih bahasa inggrisnya buat selingan.
total 1 replies
Eliana_story sad
hay mampir ya
Yazh: hai juga kak,, siap mampir,,
total 1 replies
KnuckleDuster
Menarik dari setiap sudut
Yazh: terimakasih kakk
total 1 replies
Yazh
ok kak,, terima kasih.. gass mampir 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!