Season 1: Perjalanan Menggetarkan Langit
Sebelum membaca novel ini, silahkan baca season 1 terlebih dahulu.
*********
Erlang Shen tersadar dan mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda. Berkali-kali ia berusaha untuk keluar dari tempat itu, tapi tidak berhasil. Tak punya cara lain, Erlang Shen memutuskan untuk menjelajahi dimensi tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9 Segel Jiwa Dewa
"Kukira mengalahkanmu itu sulit, ternyata semudah membalikkan telapak tangan." Erlang Shen tak menghiraukan ucapan Erlang Xiang. Ia terus saja mengeluarkan kekuatan jiwa tanpa henti.
"Apaan ini? Mengapa jiwanya sekuat itu?" Erlang Xiang mulai panik. Ia lalu membuat segel tangan dengan cepat, tapi kekuatan jiwa Erlang Shen memantulkan kekuatannya.
"Segel jiwa dewa," ucap Erlang Shen pelan.
Swuuuussss
Kekuatan jiwa yang menyebar di langit membentuk sosok raksasa. Tangan dari sosok itu lalu menarik jiwa Erlang Gao yang terjebak di gerhana.
Boooommmmm
Detik berikutnya, ledakan dahsyat tercipta. Ledakan itu menyebabkan Erlang Xiang terpental ratusan meter dan memuntahkan darah. Dia menatap Erlang Shen dengan penuh kebencian. Untuk pertama kalinya teknik yang digunakannya diledakkan tanpa membunuh tubuh pengganti yang ia siapkan untuk tumbal.
"Bergerak sedikit saja maka kepalamu akan tercabut!" Yun Feng mengancam. Bukannya takut, Erlang Gao justru berniat memengaruhi Yun Feng. Sayangnya kekuatan kegelapan milik Yun Feng berkali-kali lipat lebih kuat dari miliknya.
"Kegelapan yang kau miliki tak akan bisa mengendalikanku." Yun Feng menjentikkan jarinya, lalu elemen cahaya dan kegelapan muncul dihadapannya. Yang membuat Erlang Gao terkejut adalah kedua elemen itu menyatu.
"Bagaimana mungkin?" tanyanya.
"Bilang saja kau mati dengan cara apa! Karena kalau dia yang membunuhmu, jiwamu tak akan ia sisakan. Kau beruntung karena dia belum marah." Yang dimaksud oleh Yun Feng adalah Erlang Shen. Bahkan, saat ia bertarung melawan kakaknya itu, jiwanya terluka parah.
Erlang Shen dan Erlang Gao muncul di samping Yun Feng. Tatapan dingin langsung ia arahkan kepada Erlang Xiang. Adik bungsunya itu terlahir dengan hati dan jiwa kegelapan.
"Kau bilang dia bisa membunuhku? jangan bercanda! Dia terlalu baik tak akan tega membunuh orang lain." Erlang Xiang menertawakan Yun Feng. Ia tidak sadar kalau Erlang Shen sudah memasang segel penghancur jiwa padanya.
"Kau mau lihat bagaimana caraku membunuh orang sepertimu?" tanya Erlang Shen.
Belum juga ia melakukan apapun, Erlang Xiang sudah kesakitan. Kekuatannya tak bisa ia keluarkan. Hal itu membuatnya terjun bebas hingga tubuhnya menghantam tanah.
Erlang Shen mendarat tepat di samping adiknya itu. Sedetik kemudian, api membakar jiwa Erlang Xiang perlahan-lahan. Hal itu membuat Erlang Xiang semakin kesakitan.
Kekuatan misterius seakan menghentikan waktu dan dalam sekejap saja Erlang Shen sudah berada di dimensi lain, tepatnya dimensi ruang dan waktu mata semesta.
"Kegelapan bangkit kembali. Semuanya hanyalah awal dan puncak yang sesungguhnya adalah perang akhir yang menghancurkan tatanan alam." Suara tanpa wujud menggema di telinga Erlang Shen. Suasana dimensi kembali berubah. Kali ini ia diperlihatkan padanya kematian orang tuanya.
"I-ini …. " Erlang Shen tak bisa berkata-kata. Nampak jelas kalau peristiwa yang diperlihatkan padanya bukan masa depan, melainkan masa lalu.
"Orang tuamu sudah dibunuh. Jiwa mereka dimusnahkan dan kekuatan mereka di serap oleh seseorang." Dimensi itu menghilang dan suasana kembali normal.
"Katakan padaku siapa yang membunuh ayah dan ibu! Atau jangan-jangan kau yang melakukannya." Erlang Shen mencekik leher adiknya itu. Ia masih merasakan dengan jelas aura topeng perak di tubuhnya. Bahkan, ia merasakan sisa kekuatan jiwa milik ayahnya yang merembes dari tubuh Erlang Xiang.
"Lepaskan aku!" Erlang Xiang memberontak, tapi cengkraman Erlang Shen terlalu kuat.
"Jangan menguji kesabaranku. Sebelum jiwamu benar-benar kumusnahkan, sebaiknya kau katakan yang sebenarnya!" ancam Erlang Shen.
"Lakukan sesukamu. Meski aku mati, aku tidak akan bisa dimusnahkan. Aku adalah jiwa kegelapan dan selama kegelapan ada aku akan tetap bangkit kembali." Tepat setelah Erlang Xiang mengatakan itu, jiwanya hancur dan energi perak milik Erlang Xiang berpindah kepadanya.
"Pantas saja topeng perak ibu hancur." Tubuh Erlang Xiang dilempar ke udara. Dalam sekejap saja, tubuh berubah menjadi abu.
"Aku ini abadi! siapapun tak akan bisa membunuhku." Erlang Xiang yang sudah dibunuh muncul kembali. Sayang sekali ia melawan orang yang salah.
"Kau mengandalkan teknik itu untuk bertahan hidup?" tanya Erlang Shen.
"Daripada tubuh palsumu itu datang satu persatu, lebih baik kau memanggil tubuh aslimu sebelum aku yang memaksanya datang ke sini!" pinta Erlang Shen.
"Kalau kau bisa, lakukan saja. Tubuhku berada di dimensi yang tersegel. Tak ada siapapun yang bisa membawanya ke sini." Erlang Xiang tersenyum penuh kemenangan.
"Kau melewatkan satu hal. Akulah pemilik selanjutnya dari topeng perak. Jadi, aku tidak perlu repot-repot mencari tubuh aslimu. Aku tinggal menarik kekuatan perak, maka dia akan muncul dengan sendirinya." Segera setelah itu Erlang Shen melepaskan kekuatan perak ke langit.
Kekuatan perak itu membentuk lingkaran portal berwarna keperakan. Di portal itu juga muncul rantai perak yang akan menarik sebagian kekuatan perak yang dimiliki oleh Erlang Xiang.
Boooommmmm
Dentuman terdengar di langit. Tak butuh waktu lama, sinar perak menembak ke arah Erlang Shen. Disaat yang sama, topeng perak yang baru terbentuk dengan sendirinya di wajahnya. Topeng yang sebelumnya sudah hancur kini muncul kembali.
Dhuaaaaaarrrrr
Portal meledak dan Erlang Xiang beserta puluhan tubuh reinkarnasi miliknya muncul di langit. Terlihat jelas kalau Erlang Xiang terluka parah. Bahkan, tubuh reinkarnasinya menghilang satu persatu.
"Aku merasakan kegelapan bercampur dengan kematian," ujar Zi Yue. Ia muncul bersama dengan Gu Xia.
"Sepertinya baj*ngan kecil itu menyerap kegelapan dari bintang kegelapan." Yun Feng menimpali.
"Bukankah seharusnya bintang itu hanya bisa dimasuki olehmu?" tanya Erlang Shen.
"Itu hanya bintang kecil, bukan bintang induk," jawab Yun Feng.
Jedaaarrrrr
Petir menyambar di langit. Di waktu yang bersamaan, kegelapan menyelimuti langit. Langit biru berubah gelap dan matahari kembali tertutupi kegelapan.
"Sepertinya percuma saja kau menyelamatkan jiwa si bodoh itu," komentar Yun Feng.
"Aku menyelamatkannya bukan tanpa sebab. Dia adalah reinkarnasi dewa matahari, sementara Erlang Xiang adalah sisi gelapnya. Meski tidak terlahir kembar, tapi itulah kenyataannya. Kalau jiwanya musnah karena seranganku, maka sesuatu yang besar akan terjadi," jelas Erlang Shen.
"Maksudmu pasukan matahari?" tanya Gu Xia.
"Benar sekali! Kalau tuan mereka di musnahkan, maka pasukan itu akan menghancurkan alam semesta sebagai bentuk balas dendam," jawab Erlang Shen.
"Lalu apa yang akan kita lakukan? Bagaimana kalau jiwanya dihancurkan oleh Erlang Xiang?" tanya Yun Feng.
"Biarkan saja karena itu pilihannya. Yang penting bukan kita yang menghancurkan jiwanya. Tujuannya agar pasukan matahari tidak menjadi penghancur dan berpihak pada kita," jelas Erlang Shen.
"Diam-diam kau licik juga." Yun Feng menimpali.
"Lihatlah baik-baik. Alam atas akan kuubah menjadi alam kegelapan. Dan adik yang kau selamatkan itu akan menjadi bencana untukmu." Erlang Xiang mengeluarkan rantai hitam. Rantai itu terbang kearah Erlang Xiang yang berdiri seperti patung.
"Kau akan menjadi kartu asku. Kalau aku membunuhmu, maka pasukan matahari akan menghancurkan alam semesta ini." Erlang Xiang menarik rantai itu dan saat itu juga, Erlang Gao menghilang entah kemana.