NovelToon NovelToon
Kau Dan Aku Selamanya

Kau Dan Aku Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Suami Tak Berguna
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Hidup Audy runtuh ketika pengkhianatan dalam rumah tangganya terbongkar. Di tengah luka yang menganga, kariernya justru menuntutnya berdiri tegak memimpin proyek terbesar perusahaan. Saat semua terasa mustahil, hadir Dion—direktur dingin yang perlahan menaruh hati padanya, menjadi sandaran di balik badai. Dari reruntuhan hati dan tekanan ambisi, Audy menemukan dirinya kembali—bukan sekadar perempuan yang dikhianati, melainkan sosok yang tahu bagaimana melawan, dan berhak dicintai lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Pagi itu, suasana kantor tetap sibuk seperti biasanya. Beberapa karyawan termasuk Audy sibuk menyiapkan presentasi untuk proyek besar yang beberapa hari lagi akan diluncurkan. Di tengah hiruk pikuk itu, Audy tampak sangat fokus, matanya menyapu layar laptop dengan sorot tajam dan memastikan tidak ada kesalahan. Blouse warna kuning gading dipadu dengan blazer hitam—elegan, membuatnya tampak profesional, sekaligus menonjolkan wibawanya.

Beberapa staf saling berbisik kagum. Sejak pulang dari Singapura, aura Audy seolah berubah. Lebih tegas, lebih berkelas, dan yang paling mencolok—lebih percaya diri.

“Bu Audy, ini draft revisinya sudah saya siapkan,” ujar salah satu staf sambil menyodorkan berkas.

“Bagus. Nanti kita review bareng sebelum masuk ke meeting,” jawab Audy lembut, senyumnya membuat si staf bersemangat. "Siap bu"

Dion, direktur utama, memperhatikan dari kejauhan. Sejak awal dia tahu kalau Audy mempunyai potensi yang cukup besar untuk berkembang, tapi perubahannya belakangan ini membuat Audy semakin memukau dan bersinar.

Saat rapat dimulai, Audy tampil meyakinkan, menjawab setiap pertanyaan dengan cerdas. Dion yang duduk di ujung meja tak bisa menyembunyikan senyum samar.

“Excellent, Bu Audy,” ucap Dion usai presentasi selesai. “Anda bukan hanya memimpin tim ini dengan baik, tapi juga mampu menjaga detailnya. That’s rare.”

Audy tersipu, menunduk sedikit. “Terima kasih, Pak. Semua ini juga karena kerja keras tim.”

“Dan karena ada leader yang tepat,” balas Dion, tatapannya singkat namun dalam.

Ada jeda sesaat, cukup membuat Audy menyadari sesuatu bergetar lembut. Buru-buru Audy segera mengalihkan pandangan, pura-pura sibuk membereskan berkas. Namun sebuah senyum kecil dibibirnya menunjukkan dia senang dengan pujian itu, karena itu artinya kerja kerasnya diakui.

Di luar ruang rapat, Yunita yang melihat interaksi itu hanya bisa menahan tawa. “Dy, Kayaknya pak Dion naksir kamu deh” bisiknya saat mereka keluar bersama.

Audy mendecak, pipinya sedikit merona. “Ngawur kamu Yun, aku udah nikah”

“Iya, tapi kan bentar lagi status kamu bakal jadi single” goda Yunita.

Audy pura-pura sibuk memeriksa ponselnya,mencoba tidak terbawa perasaan dan terpengaruh dengan kelakar Yunita yang menurutnya konyol.

***

Sementara itu, di tempat lain, Chandra duduk di kursi kerjanya dengan wajah kusut. Kantornya terasa lebih pengap, bahkan udara AC yang dingin pun tidak mampu meredakan panas kepalanya. Matanya menatap layar ponsel, tidak ada satu pun pesan dari Audy. Biasanya, Audy selalu mengirimi pesan singkat meskipun hanya sebuah pertanyaan - pertanyaan kecil yang seringkali dia abaikan, tapi sekarang? Tidak ada, hening.

Chandra menutup mata, rahangnya mengeras. Untuk pertama kalinya dia benar-benar merasa tersisih. Dulu, Audy selalu menunggu dan menghargainya, tapi sekarang, senyum manis dari Audy pun tidak pernah lagi dia lihat.

Chandra menatap layar ponselnya lagi, membuka sosial media milik Audy, disana terlihat Audy baru saja memposting reel baru, dimana dia sedang tertawa bersama teman-temannya merayakan ulang tahun salah satu anggota tim mereka. "Padahal aku nggak pulang semalaman dan sengaja nggak kasih kabar, tapi bukannya khawatir dia malah senang-senang sama temen-temennya?" Gumamnya.

"Apa dia bener-bener nggak peduli lagi sama aku? Jangan-jangan apa yang dibilang Jenny bener kalau Audy punya selingkuhan?"

"Kalau bener dia punya selingkuhan, aku nggak akan tinggal diam" kata Chandra dalam hati.

***

Ketukan singkat terdengar di pintu ruang kerja Audy. Perempuan itu baru saja selesai mereview hasil rapat, matanya masih menatap grafik di layar laptop ketika salah satu staf masuk dengan raut ragu-ragu.

“Bu Audy, ada tamu… katanya mereka ingin bertemu langsung,” ucapnya hati-hati.

Alis Audy berkerut. Dia jarang sekali menerima tamu pribadi di kantor, apalagi tanpa pemberitahuan. Dengan sedikit rasa penasaran, dia melangkah keluar. Namun, begitu matanya menangkap dua sosok berdiri di area resepsionis, tubuhnya langsung menegang.

Retno.

Dan di sampingnya, Budiman—ayah kandung yang dulu menghancurkan keluarganya sendiri.

Jantung Audy berdegup keras, bukan karena rindu, melainkan amarah yang sudah bertahun-tahun terkubur kini seolah bersiap meledak ke permukaan.

“Audy, ya ampun… mama kangen banget sama kamu.” Retno menyambut dengan suara manis palsu. Bibirnya tersenyum, matanya berkilat senang. “Kamu kok nggak pernah pulang ke rumah, sih?”

Budiman hanya berdiri kaku, menatapnya dengan dingin. Tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

Audy menyilangkan tangan di depan dada. “Ngapain kalian ke sini?” suaranya datar, dingin, tajam.

Retno pura-pura terkekeh, mencoba mencairkan suasana. “Duh, masa kita ngobrol di sini sih? Malu kalau dilihat orang-orang. Ayo, ngobrol di dalam aja. Kan lebih enak.”

Audy menahan desahan panjang, namun dia tetap membawa mereka ke ruangannya. Begitu masuk, Retno langsung berkomentar dengan nada penasaran.

“Wah… ruangan kamu besar sekali. Kamu udah jadi manager ya sekarang? Pantas aja sibuk terus. Berarti gaji kamu juga… lumayan lah ya.”

Audy menatapnya datar. “Nggak usah banyak omong. Mau apa kalian?”

Sejak tadi Budiman diam, tapi kini suaranya meledak. “Kamu ini nggak ada sopan-sopannya ya sama orang tua!”

Audy tersenyum miring. Senyum yang penuh luka bercampur sinis. “Orang tua? Siapa? Anda? Saya nggak ingat kalau anda adalah orang tua saya.”

“Jangan kurang ajar kamu, Audy!” Budiman membentak, wajahnya memerah. “Gimanapun juga, aku ini masih papa kamu!”

“Papa?” suara Audy meninggi, emosinya tak lagi terbendung. “Sejak kapan kamu berperilaku seperti seorang ayah? Kamu lupa apa yang terjadi sama ibu? Kamu sudah menghancurkan hidupnya, harapannya dengan perselingkuhanmu dengan perempuan ini! Dia depresi, sakit hati, dan mati pelan-pelan karena perbuatanmu! Jadi ngapain kamu datang sekarang?Mau ngelawak”

Bentakan Audy menggema, sampai terdengar jelas oleh Yunita yang duduk tak jauh dari ruangannya. Membuat perempuan muda itu cemas.

Budiman mengepalkan tangannya, wajahnya semakin menegang. Retno buru-buru menepuk lengannya, berusaha menenangkan. “Udah, udah, jangan emosi pak. Kita ke sini baik-baik, Dy"

"Begini Dy, Papa kamu cuma… ehm, kami butuh bantuanmu. Kami mau pinjam uang, kamu bisa kan pinjamin kami uang. Ada hutang bank yang harus dibayar Dy.”

Hening sejenak. Lalu, tawa getir keluar dari mulut Audy. Panjang, pedih, namun penuh penghinaan.

“Hahahaha… sudah kuduga. Kalian datang cuma buat minta uang.” Tatapan Audy menusuk. “Kenapa? Keluarga kalian udah bangkrut? udah jatuh miskin? Iya?”

“AUDY!!! Kamu—” Retno mencoba menyela.

“Tolong catat baik-baik. Aku nggak akan sudi minjemin kalian uang. Nominalnya pasti besar, dan aku nggak akan pernah rela hasil kerja kerasku masuk ke kantong kalian”

Budiman mendesis marah. “Orang tuamu lagi kesusahan! Udah sewajarnya lah kamu bantu sebagai bentuk balas budi, bukan malah tutup mata!”

Audy mendongak, menatap mereka dengan sorot tegas. “YA!!! AKU LEBIH BAIK MENUTUP MATA KALAU BERHUBUNGAN DENGAN KALIAN!!!" Teriakan Audy semakin keras, Dion yang lewat didepan ruangannya pun sampai berhenti karena penasaran.

"Mau kalian menderita atau bahkan kelaparan sekalipun, aku nggak peduli. Bukankah kalian punya Jenny? Dia Selebgram kondang, uangnya pasti banyak. Apalagi kalau dia dapat ‘sokongan’ dari suami orang.”

“Jangan sembarangan kamu ngomong soal Jenny!” Retno hampir menjerit, wajahnya merah padam. “Jenny itu wanita baik-baik!”

“Ya, ya… terserah kalian saja.” Audy mengangkat bahu acuh.

Tangannya meraih interkom, menekan tombol untuk memanggil security. Namun tiba-tiba, Budiman melangkah cepat. Tangannya terangkat, siap menghantam wajah putri kandungnya sendiri.

“Audy!” Yunita yang mendengar dari luar sempat menjerit, tapi sebelum tangan itu sampai, pintu terbuka.

Dion masuk.

Dengan cepat, dia meraih pergelangan tangan Budiman, menghentikan pukulan itu hanya beberapa sentimeter dari wajah Audy. Sorot matanya dingin, marah.

“Pak Dion…?” suara Audy bergetar, separuh karena terkejut, separuh karena lega.

“Kamu nggak apa-apa?” tanya Dion, suaranya rendah tapi penuh wibawa.

Audy hanya menggeleng pelan.

Beberapa detik kemudian, dua security masuk dengan cepat. Dion berdiri tegak, tubuhnya jadi tameng di depan Audy. Suaranya lantang, penuh otoritas.

“Kalian ngapain aja kerjanya sampai dua orang seperti mereka bisa masuk dan bikin keributan di kantor. Usir mereka keluar dan pastikan, mereka nggak akan pernah lagi menginjakkan kaki mereka di perusahaan ini lagi.”

Budiman berontak, Retno berteriak marah, memaki Audy dengan berbagai macam umpatan kasar, tapi perintah Dion tak bisa dibantah. Dalam sekejap, mereka digiring pergi.

Hening kembali menyelimuti ruangan. Napas Audy masih memburu, sementara Dion masih berdiri di hadapannya, tidak bergeming, seolah tak akan membiarkan siapapun menyentuhnya.

“Terima kasih Pak Dion…Maaf jika saya sudah membuat keributan di kantor” lirih Audy, suaranya nyaris pecah.

Dion menatapnya lembut, namun penuh ketegasan. “Ya udah, kamu tenangkan diri kamu dulu. Kalau kamu masih shock, kamu bisa pulang lebih awal”

Audy menggeleng, "Saya baik-baik aja pak" jawab Audy yang mulai terlihat lebih tenang.

Dion mengangguk paham tidak ingin mendesak lebih jauh, "Kalau begitu saya permisi" kata Dion.

"Baik pak, sekali lagi terima kasih"

***

1
Widya Herida
lanjutkan thor ceritannya bagus
Widya Herida
lanjutkan thor
Sumarni Ukkas
bagus ceritanya
Endang Supriati
mantap
Endang Supriati
engga bisa rumah atas nama mamanya audi.
Endang Supriati
masa org penting tdk dpt mobil bodoh banget audy,hrsnya waktu dipanggil lagi nego mau byr berapa gajinya. nah buka deh hrg. kebanyakan profesional ya begitu perusahaan butuh banget. td nya di gaji 15 juta minta 50 juta,bonus tshunanan 3 x gaji,mobil dst. ini goblog amat. naik taxi kwkwkwkwkkk
Endang Supriati
audy termasuk staff ahli,dikantor saya bisa bergaji 50 juta dpt inventaris mobil,bbm,tol,supir,by perbaikan mobil di tanggung perusahaan.bisa ngeclaim entertaiment,
Endang Supriati
nah itu perempuan cerdas,sy pun begitu proyek2 sy yg kerjakan laporan 60 % sy laporkan sisanya disimpan utk finslnya.jd kpu ada yg ngaku2 kerjja dia,msmpus lah.
Syiffa Fadhilah
good job audy
Syiffa Fadhilah
sukur emang enak,, menghasilkan uang kaga foya2 iya selingkuh lagi dasar kadal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!