NovelToon NovelToon
Istri Tidak Punya Rahim

Istri Tidak Punya Rahim

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Selingkuh / Cerai / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sabana01

"kenapa kamu setujui mereka angkat rahim aku?" teriak Nindi pada Juna sang suami. Nindi telah menikah dengan idola tampan, yang merupakan aktor terkenal. Ia harus menghadapi kenyataan pahit saat rahimnya di angkat. "Punya rahim ataupun tidak. Kamu tetap istriku" kata Juna. Itu hanya kata-kata penenang yang akhirnya hilang bersamaan tuntutan cucu dari keluarga besarnya. Punya istri simpanan atau jujur menikah untuk yang kedua kalinya adalah pilihan yang harus Juna ambil. Tapi dari kedua pilihan tersebut sama sekali tidak ada yang menguntungkan untuk Nindi. Jadi apakah yang harus juna lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar Duka

Dua hari sudah Nindi dirawat, tubuhnya sudah mulai membaik. Juna pergi dari tadi, ia sendiri saat ini.

Suara pintu dibuka membuat Nindi mengalihkan pandangannya ke arah pintu kayu bewarna coklat itu.

"Ma" sapa Nindi pada mertuanya.

"Juna nyuruh mama untuk temankan kamu" jawab mama mertua langsung duduk di soba di sebelah kiri tempat tidur Nindi.

"Makasih ma, emang mas Juna kemana ma" Nindi mencoba maklum dengan sikap mama mertuanya yang terlihat jutek.

"Ke pemakaman"

"Pemakaman? Pemakaman siapa ma? Tanya Nindi tak paham.

"Pemakaman anak kamu, siapa lagi?"

"Maksud mama apa? Anak aku?" Nindi terlihat sangat cemas.

"Iyah anak kamu. Bayi kamu tuh meninggal pas dalam kandungan" jawab Mama.

"Gak mungkin ma, mas Juna bilang bayi kami di ruangan bayi" bantah Nindi.

"Terserah kamu percaya atau gak" kata mama duduk di sofa dan mengambil hpnya. Ia sama sekali tidak peduli dengan isakan tangis Nindi yang mulai terdengar.

Mama melihat itu memutar matanya malas, ia sama sekali tidak peduli pada menantunya itu.

"Kenapa sayang?" tanya Juna yang baru datang melihat Nindi menangis sesenggukan.

"Apa yang sakit?" tanya Juna panik menghampiri istrinya.

" Kenapa Nindi ma?" tanya Juna pada mamanya yang hanya sibuk dengan handphonenya.

"mama hanya bilang kalau anaknya udah mati" jawab mama santai.

"Kenapa mama bilang itu sama Nindi?" tanya Juna dengan nada tinggi.

"Kenapa emangnya?" mama balik bertanya tanpa merasa bersalah.

"Nindi masih sakit ma" jawab Juna.

"terserah kamu lah"

"Sayang" panggil Juna.

"Maafin aku bohong sayang, aku hanya gak ingin kamu kepikiran" kata Juna menggenggam tangan Nindi. Memeluk Nindi yang masih menangis sesenggukan, tubuhnya gemetar.

"Aku yang menyebabkan anak kita meninggal mas" kata Nindi disela isakannya.

"Gak sayang, gak salah kamu" kata Juna menenangkan.

Suara tangisan Nindi memenuhi ruangan itu. sakit di dadanya saat ini lebih sakit dari pada perutnya bekas operasi.

"Udah sayang, nanti kamu udah sembuh. Kita sama-sama ke makam si adek" kata Juna mengusap punggung Nindi.

Nindi mengangguk dalam pelukan Juna, ia belum bisa menerima keadaan ini, ini semua karena keegoisan dia. Andai ia tidak pergi malam itu pasti gak akan ada perampokan.

"Sekalian bilang sama istri kamu tuh kalau dia gak bisa punya anak lagi" celetuk mama tiba-tiba.

"Ma" tegur Juna.

"apa maksud mama mas" tanya Nindi menarik tubuhnya dan menatap Juna dengan wajah berair.

"Kamu gak usah dengarkan apa kata mama" kata Juna.

"Mas" desak Nindi.

"Gak ada apa-apa. Untuk sementara ini kamu gak akan bisa hamil dulu" jawab Juna.

"Bukan sementara, selamanya" mama tiba-tiba bicara lagi.

"Ma cukup" bentak Juna.

"Apa? kamu berani membentak mama. Bilang aja kenyataan sebenarnya sama dia" kata Mama dengan nada tinggi.

"Kenyataan apa?" Nindi semakin bingung.

"Rahim kamu udah di angkat" kata mama lagi.

Bagai tersambar petir, mata Nindi membulat. Ia menatap suaminya.

"cukup ma" teriak Juna.

"Mending mama pergi dari sini" katanya dan pergi dari kamar itu.

"Apa maksudnya mas? Tolong jelaskan" pinta Nindi mulai menangis.

Juna terdiam menatap istrinya.

"Mas" desak Nindi menggoyang-goyang tubuh Juna.

"Mas" desak Nindi lagi, ia semakin menangis.

"Rahim kamu terpaksa di angkat, karena kondisinya yang sudah membahayakan" jelas Juna.

"Gak mungkin" Nindi semakin menangis.

Juna memeluk Nindi, mencoba menenangkan Istrinya itu, memeluk tubuh rapuh yang menangis makin kuat.

"kenapa kamu setujui mereka angkat rahim aku?" teriak Nindi pada Juna sang suami.

"Punya rahim ataupun tidak. Kamu tetap istriku" kata Juna memeluk Nindi semakin erat.

Suara tangisan Nindi terdengar makin kuat dalam pelukan Juna. Juna memeluk sambil membelai punggung Nindi, mencoba menenangkan Istrinya.

...****************...

1
Susi Ana
semangat
sabana: terimakasih sudah mampir,
total 1 replies
范妮
Hai kak, perkenalkan saya Pocipan pemilik Gc BCM ingin mengundang kakak untuk bergabung bersama kami untuk belajar bareng bersama mentor Ka Lily Blassom juga akan ada event ya seperti lomba puisi/pantun dll.
Jadi yu buruan gabung karena kapasitas kami terbatas
Caranya hanya cukup Follow akun saya, maka saya akan undang kalian masuk. Terima Kasih
shanum
apa tama dan jessica akan saling suka???
sabana
semangat
shanum
juna nih gak punya pendirian
shanum
Juna/Panic/
shanum
udah ke cium dari awal, tiara tuh busuk
mous
lanjut
sabana: terimakasih dukungannya/Smile/
total 1 replies
shanum
kok tiara pergi dadakan, apa ada hubungannya dengan Juna
shanum
hawa-hawa tak baik nih
shanum
Juna sayank tapiiii
shanum
bagus dan semoga gak sadar ending
shanum
feeling berpisah karena mertua nih
SOD Mesra
lanjut
SOD Mesra
up
sabana
aku gemes sendiri
RumahSakit Mesra
mertuanya ya/Panic/
sabana: mertuaku adalah maut
total 1 replies
shanum
mertua nya/Panic//Panic//Panic//Panic/
sabana: mertuanya kejam
total 1 replies
shanum
sabar ya nin
shanum
Nindi kasian/Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!