Aku yang dikhianati sahabat dan suamiku kembali ke masa lalu. Aku tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan mereka lagi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9(Pov Dinda)
"Kenapa tidak laporkan saja pada polisi mbak?"
"Nanti akan saya laporkan. Tapi saat ini saya ingin mengetahui siapa selingkuhannya."
Dinda kembali mengumpulkan tenaganya untuk berdiri serta menguatkan hatinya. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan mereka.
"Terima kasih untuk bantuan anda." Kata Dinda sambil menyodorkan segenggam uang yang semuanya bernilai ratusan. Kebetulan dirinya selalu membawa uang kas senilai 1 jutaan sebagai persediaan jika tiba-tiba membutuhkan nya.
"Nggak perlu mbak, saya ikhlas membantu anda. Lagian saya juga tidak tega melihat anda diselingkuhi oleh suami anda. Jadi sebaiknya anda simpan saja uang itu. " Kata sang cleaning servis sambil mengembalikan uang itu ke tangan nya.
"Siapa nama kamu?"
"Saya Kristo."
"Saya harap di lain kesempatan, saya bisa membantu Kristo."
"Iya mbak. Kalau begitu saya pamit permisi dulu, ada banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," lanjutnya.
Kristo pun pergi meninggalkan Dinda seorang diri. Sekarang semuanya akan ditangani olehnya sendiri. Dinda mengeluarkan handphonenya dari dalam tas.
Bzzz Bzzz
Setelah hampir 3 kali di reject, Lex akhirnya mengangkat panggilannya.
"Halo." Terdengar suara Lex dari seberang telepon.
"Ha,,halo." Dinda berusaha menahan suaranya yang gemetaran menahan tangis.
"Halo Dinda? Ada apa?"
"Kamu di mana?" Sekarang baginya pertanyaan Lex tidaklah penting daripada apa yang ingin dia tanyakan.
"Aku. Aku di kantor. Aku lagi meeting. Kamu kenapa? Apa aku harus ke situ."
Lex membohongiku, ternyata aku memang sama sekali tidak tahu apa pun tentang dirinya.
"Nggak perlu, aku yang akan datang ke situ."
Dinda mematikan panggilan. Sekarang di dalam dirinya hanya tertinggal amarah yang memuncak. Ia sudah tidak sanggup mengendalikan diri lagi.
Dinda mendekati kamar 532 dan menekan bel di samping pintu.
Ia sangat terkejut saat melihat wanita yang membuka pintu tersebut. Wajah yang sangat tidak asing baginya, Alice. Seseorang yang di anggap sebagai sahabat adalah selingkuhan dari suaminya. Rasa-rasanya ia sudah tak sanggup untuk berdiri. Dinda jatuh dan berlutut di atas lantai. Air mata yang coba ditahannya kini mengalir seperti keran air yang diputar secara otomatis. Dinda menepis tangan Alice, saat ia mencoba membantunya untuk berdiri.
"Ada apa Alice?" Lex ikut keluar. Betapa terkejut nya Lex saat melihat Dinda sedang menangis di dekat pintu kamar mereka.
"Dinda? Ka,,kamu? ba.. bagaimana kamu bisa ada disini?" Dinda pun menepis tangan Lex saat mencoba untuk menyentuh nya.
"Hah, kenapa? Apakah kamu terkejut setelah aku mengetahui perselingkuhan mu." Bentak Dinda.
"Tega sekali kalian berdua melakukan semua ini padaku." Teriaknya.
"Pantasan saja, kamu mempekerjakan dia di kantormu agar kalian berdua bisa bebas berselingkuh di belakang ku setiap hari. Hiks, hiks,hiks."
"Nggak Dinda. Aku nggak bermaksud untuk mengkhianati kamu. Aku mohon dengarkan aku dulu."
"Mendengarkan apa? Apa yang harus ku dengar darimu. Apa kamu ingin menceritakan bagaimana kalian bisa melakukan hal ini dibelakang ku?" Dinda tidak merasa takut untuk membentak pria yang sangat ia cintai itu. Namun perasaan itu telah lenyap hari ini setelah ia tahu kebenaran suaminya.
Dinda mengangkat tangannya menghentikan Lex saat dia mencoba untuk menyentuhnya lagi. Dinda berusaha berdiri agar tidak diremehkan oleh mereka berdua.
"Ayo masuk ke dalam, aku akan jelaskan yang sebenarnya." Dinda mengetahui maksud dari ajakan Lex. Dia tidak ingin menjadi tontonan, karena sekarang orang-orang dari kamar lain sudah berkumpul di sekitar mereka.
Tapi Dinda tidak peduli. Yang ia butuhkan hanyalah penjelasan dari mereka berdua.
"Katakan Alice. Ayo katakan kenapa kamu menggoda suamiku?" Teriak Dinda lebih kencang lagi, sambil menatap tajam ke arahnya.
"Aku...,itu...,kami."
"Kami apa? Pernahkan kamu berpikir bahwa Lex sudah beristri. Pernahkah kamu berpikir tentang perasaan seorang istri saat kamu merebut suaminya."
"Diam Dinda. Kenapa sih kamu keras kepala." Lex menarik tangan Dinda dengan kasar masuk ke kamar tersebut diikuti oleh Alice yang mengunci pintunya dari dalam.
"Aku mohon dengarkan aku. Aku minta maaf Dinda. Iya aku memang selingkuh sama Alice bahkan dari kita SMA."
Selama itukan aku dipermainkan oleh mereka berdua. Ternyata lex menganggap cintaku ini hanyalah sebuah lelucon.
"Aku mencintai Alice jauh sebelum berpacaran dengan kamu. Tapi cintaku sempat di tolak olehnya. Dan saat itu aku menjadikan kamu sebagai pelarian. Aku berpacaran dengan kamu juga karena merasa utang budi karena kamu pernah menolong ku dari maut."
Dinda tertunduk dan menangis mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Lex.
Ternyata selama ini cintaku hanya lah sebuah balas budi.
"Tetapi setelah menikah dengan kamu dan berada di dekatmu selama beberapa hari ini, aku mulai merasa nyaman. Aku merasa sebenarnya perasaanku itu bukanlah utang budi tetapi aku sudah sayang dan cinta sama kamu. Aku ingin mengakhiri hubungan terlarang kami berdua. Tetapi sekarang Alice sedang mengandung anakku. Aku ingin bertanggung jawab atas anak itu."
"Jadi maksud kamu, kamu ingin menikah dengan Alice. Wah.... wah....wah hebat juga ya kalian. Aku nggak menyangka kalian begitu licik."
"Bukan itu maksudnya, aku hanya akan bertanggung jawab atas anaknya saja." Lex berusaha meyakinkan Dinda.
Raut wajah Alice mulai berubah setelah mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Lex.
"Apa? Jadi kamu cuma ingin anak ini. Kamu tega sama aku Lex. Kamu bilang kamu sangat mencintai aku." Alice tidak terima dengan keputusan Lex.
"Bukankah kita sudah membicarakan ini barusan? Kamu setuju untuk memberikan anak itu padaku dan mengakhiri hubungan kita."
"Aku nggak pernah setuju dengan keputusan mu itu. Kamu yang selalu seenaknya membuat keputusan sendiri."
"Sudahlah Lex, Alice. Hentikan sandiwara kalian, karena aku sudah mengerti semuanya. Aku yang akan bercerai dengan kamu Lex jadi kalian nggak perlu khawatir. Kalian berdua bisa membesarkan anak itu sesuka hati kalian."
ansk perempuan klu pacaran RUSAKKKK.