Cora mengalami kecelakaan saat membantu wanita tua yang hendak menyeberang jalan. Saat sadar, jiwanya sudah berada dalam tubuh wanita yang memiliki nama yang sama dengannya.
"Nghh.." Cora memegang kepalanya yang terasa pusing.
"Jadi aku masih hidup?"
"Cora, akhirnya kamu sadar. Kamu harus memberi penjelasan padaku. Kenapa kamu meneguk racun itu untuk mengakhiri hidupmu?"
"Racun? bukankah aku mengalami kecelakaan? sejak kapan aku minum racun," batin Cora.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9: Kita adalah Keluarga
"Cora dad. Dia bilang akan membayar biaya rumah sakit. Bahkan dua kali lipat. Padahal mommy tulus membantunya. Dia sepertinya tidak menganggap kita lagi," kata Flora mengadu pada Brandon. Cora terbelalak mendengarkan perkataan Flora. Jadi wanita ular itu sedang bersandiwara.
"Aku juga tidak tahu kenapa Cora berkata seperti itu. Padahal kita adalah keluarganya. Sudah menjadi tanggung jawab kita membantunya," kata Lynda kembali ke kursinya.
"Aku tidak bermaksud begitu Bibi, aku hanya tidak ingin membebani kalian. Kalian sudah menolongku selama ini. Aku hanya merasa tidak enak hati saja karena selalu merepotkan kalian," kata Cora dengan wajah sedihnya.
"Sudahlah Lynda. Tidak usah dimasukkan ke hati. Cora hanya merasa tidak enak hati saja," kata Brandon.
"Cora, kami tulus membantumu. Jadi jangan pernah merasa kamu menjadi beban kami," ujar Brandon mengusap punggung Cora hingga membuat wanita itu tidak nyaman. Cora menatap tajam ke arah pria itu.
"Ya sudah.. ayo kita lanjutkan sarapannya," tukas Brandon. Mereka kemudian melanjutkan sarapannya.
Brandon melirik Flora dan Lynda yang tampak serius menikmati sarapannya. Brandon lalu menjalankan aksinya, tangan kirinya ia gunakan untuk menggoda Cora. Pria itu mengusap paha Cora. Cora tersentak. Ia melihat tangan Brandon di pahanya. Lancang sekali pria itu. Cora menginjak kaki Brandon dengan kuat membuat pria itu meringis ke sakitan.
"Ada apa sayang?" tanya Lynda.
"Aku tidak sengaja menggigit lidahku," ucap Brandon menahan rasa sakit di kakinya. Cora menahan tawanya melihat ekspresi kesakitan Brandon.
"Lain kali hati-hati Paman," kata Cora menatap Brandon dengan senyuman di wajahnya. Sepertinya ia harus segera pergi dari rumah Bibinya, jika berlama-lama akan membahayakan dirinya.
"Bibi setelah sarapan aku ingin pamit pulang. Aku tidak ingin dipecat dari pekerjaanku," ujar Cora.
"Kenapa cepat sekali Cora, kesehatanmu belum pulih. Bagaimana kalau paman saja yang mengurus cuti mu nanti," tukas Brandon. Tentu saja ia ingin Cora lebih lama tinggal di rumah mereka. Kali ini ia harus bisa mendapatkan Cora. Sudah lama ia menginginkan Cora bahkan tak jarang Cora menjadi Fantasinya saat berhubungan intim.
"Aku baik-baik saja Paman. Tidak perlu repot-repot," balas Cora.
"Tapi kamu__"
"Sudahlah dad, Cora sudah bilang dia baik-baik saja. Kenapa daddy ngotot sekali," timpal Flora. Jika Brandon ingin Cora tinggal lebih lama di tempat mereka, lain halnya dengan Flora dan Lynda yang tidak ingin Cora tinggal di rumah mereka.
Brandon menatap putrinya, rasanya ia ingin memaki putrinya itu karena sudah menghentikan usahanya untuk membuat Cora tinggal di rumah mereka.
"Baiklah. Kalau begitu Paman akan mengantarmu nanti," ujar Brandon. Refleks Cora menggelengkan kepalanya. Pria itu sepertinya tidak berhenti untuk mencari cara agar bisa bersamanya.
"Maaf Paman, tapi temanku Violet sedang dalam perjalanan ke sini. Tadi aku memintanya datang untuk menjemput ku. Tidak baik jika aku memintanya untuk kembali lagi," ujar Cora membuat Brandon tidak bisa berkutik lagi.
Setelah sarapan, Cora berpamitan pada Paman dan Bibinya karena Violet sudah menunggunya di depan rumah.
"Cora, setelah kamu tinggal sendiri kamu sudah jarang datang ke rumah ini. Kedepannya sering-seringlah berkunjung. Kami akan merindukanmu," kata Brandon menatap Cora.
"Dalam mimpimu Pak Tua," batin Cora.
"Baik paman," balas Cora.
"Kalau begitu aku pergi dulu," kata Cora pamit. Flora dan Lynda lalu pergi.
"Kabari Paman kalau kamu sudah sampai sayang," ucap Brandon mengedipkan matanya membuat Cora bergedik ngeri.
"Semoga umurmu panjang Paman," pungkas Cora tertawa menyindir Brandon sebelum ia pergi.
walopun awalnya kayak Tom and Jerry tapi berakhir jadi pasangan dan keluarga bahagia..
masih penasaran sama nasibnya Violet..
kira2 pasangannya siapa ya..
kalo sama Barnes kurang setuju walopun mereka sudah ada anak..
pengennya sama Darren aja, bakalan lucu tuh digombalin tiap hari..
anyway, makasih ya kak, udah buat novel sebagus ini..
semoga selalu diberikan kesehatan..
tetap semangat berkarya dimanapun berada dan semoga sukses selalu..
🙏🏻💪🏻😘🥰😍🤩💕💕💕