CORA'S TRANSMIGRATION
Sore yang melelahkan di awal musim panas membuat seorang wanita dengan stelan kantor berwarna hijau itu memilih langsung pulang ke apartemennya dan menolak ajakan rekan kerjanya di kantor untuk makan bersama. Ia ingin beristirahat setelah satu minggu ini bekerja. Wanita itu merapikan barang-barangnya di atas meja. Cora, itulah nama wanita yang sedang sibuk merapikan barang-barangnya sebelum ia pulang. Sudah hampir 4 tahun lamanya ia menjadi seorang sekretaris di salah satu perusahaan star up di kotanya, Sacramento.
Cora tinggal sendirian di apartemennya. Cora tidak memiliki teman yang banyak. Baginya semakin banyak teman, maka semakin banyak pengeluarannya. Ya, begitulah Cora. Terbiasa hidup sendiri setelah kedua orangtuanya meninggal, tidak membuatnya kesepian meskipun tidak banyak teman setelah kepergian ibunya. Cora sudah terbiasa sendirian, sejak kecil tinggal berdua dengan ibunya yang bekerja sebagai guru. Ayahnya yang tidak bertanggungjawab meninggalkan ibunya begitu saja setelah mengetahui ibunya hamil. Oleh karena itu, Cora tidak mengenal ayahnya. Ibunya juga tidak pernah mengatakan seperti apa rupa ayahnya. Yang Cora tahu tentang ayahnya adalah pria itu sudah meninggal saat Cora masih berusia 15 tahun. Cora mengetahuinya saat ibunya berbicara dengan temannya lewat ponsel. Ibunya meninggal dua hari setelah Cora wisuda. Ibunya menderita gagal ginjal dan Cora baru tahu setelah ibunya meninggal. Ibunya tidak pernah mengatakan penyakitnya pada Cora.
Cora tipe wanita yang hemat, tapi tidak pelit dengan dirinya. Sesekali keluar dengan pegawai kantor memang tidak apa-apa. Tapi jika terlalu sering hang out, Cora tidak bisa. Kebanyakan pegawai di tempatnya bekerja toxic, baik dalam pekerjaan maupun pertemanan. Teman dekatnya hanya ada satu orang. Mereka berteman sudah hampir 5 tahun. Cora merasa nyaman dengan Isabel temannya.
Cora bahkan sudah menghubungi kekasihnya dan teman dekatnya untuk tidak mengganggunya malam ini. Karena malam ini Cora ingin me time. Satu minggu ini sangat melelahkan. Cora disibukkan dengan jadwal bosnya yang padat.
Cora berjalan menuruni tangga kantor. Sore seperti ini akan banyak pegawai yang memakai lift. Lagi pula gedung tempat kerjanya hanya sampai lantai 5 dan ruangannya berada di lantai dua. Jadi tidak akan melelahkan jika dia berjalan menggunakan tangga.
Setibanya di lobby, Cora kemudian keluar dari gedung perusahaan menuju parkiran, melangkahkan kakinya menuju mobil Chevrolet Sonic LS miliknya. Mobil yang dibelinya dua tahun yang lalu, setelah menabung dari gajinya.
Cora menghentikan mobilnya di salah satu minimarket di dekat apartemennya. Ia ingin membeli bahan-bahan makanan untuk membuat makan malamnya. Cora lebih suka memasak daripada harus membeli ke luar. Selain lebih sehat, ia juga bisa menghemat biaya.
Cora membeli bahan- bahan makanan untuk 3 hari kedepan. Tak lupa ia membeli aneka buah dan cemilan.
Setelah membayar barang belanjaannya, Cora keluar dari minimarket. Ia tak sengaja melihat seorang wanita tua dengan tongkat ditangannya yang hendak menyebrang.
"Dimana keluarganya? Kenapa membiarkannya sendirian," gumam Cora.
"Astaga... awas..." teriak Cora berlari menghampiri wanita tua yang sedang menyebrang. Wanita tua itu hampir saja di tabrak. Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi datang dari sisi kiri wanita tua itu. Cora mendorong wanita tua itu. Wanita tua itu terjatuh karena Cora mendorongnya cukup kuat.
"Brakkkk...." Cora terpental, terguling di jalanan dengan darah yang berceceran di atas jalanan aspal .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Anonymous
keren
2024-08-09
0
Jarmini Wijayanti
nyimak dulu
2024-07-04
1
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
2024-04-08
0