Fitnah Kejam Ibu Mertuaku

Tiba di rumah kedatangan Sindy langsung disambut baik oleh bu Misye.

"Assalamualaikum," ucap Sindy di depan pintu.

"Waalaikumsalam, eh Sindy."

Sindy sempat kaget melihat sambutan yang begitu hangat dari bu Misye,  bahkan bu Misye langsung menghampiri dan memeluknya.

"'Maafkan Mama ya Sindy, Mama menyesal telah memperlakukanmu dengan buruk. Mama sadar jika kalian berdua saling mencintai dan tak bisa dipisahkan."

'Iya Ma nggak papa kok."

"Ya sudah, kamu sudah makan Sindy?  Mama masak sesuatu untuk kalian berdua. Anggap saja ini sebagai permintaan maaf mama kepada kamu karena telah berbuat tidak baik terhadap kamu selama ini."

"Iya Ma tidak apa-apa."

Sindy tersenyum mencoba untuk menerima sambutan baik Bu Misye yang terlihat tidak natural dan tulus itu.

"Syukurlah kamu mau memaafkan mama. Ayo sekarang kita makan bersama."

***

Tiba di meja makan 

Bu Misye mengangkut nasi dan lauk ke piring Sindy. Wanita itu benar-benar menunjukkan rasa penyesalannya dengan berbuat baik melayani menantunya, bahkan terkesan berlebihan.

Setelah mengaut nasi dan lauk, Bu Misye kemudian menuang air digelas Sindy.

"Sudah Ma, nggak usah, Sindy bisa sendiri, Mama makan saja."

"Tidak apa Sindy, anggap saja ini permintaan mama dan mama benar-benar minta maaf atas perilaku Mama selama ini terhadap kamu."

"Iya ma Sindy mengerti, tapi tidak perlu seperti ini. Sudah Mama duduk saja, seharusnya Sindy yang melayani makan dan minum Mama."

"Sindy benar Ma, tidak perlu seperti itu, dengan menerima Sindy di rumah ini saja, Doni sudah senang kok. Mama doakan saja agar rumah tangga Doni dan Sindy menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, doakan juga agar kami berdua cepat dikaruniai momongan."

"Oh tentu dong Doni, Mama akan lakukan apa saja yang terbaik untuk kamu Nak."

Ketiga orang itu menikmati makan siang mereka dengan tenang dan lahap, tak ada lagi kata-kata sindiran yang terlontar di bibir bu Misye seperti hari-hari sebelumnya.

Setelah makan Doni memutuskan untuk kembali ke kantor karena ia hanya izin setengah hari.

***

Beberapa hari sudah berlalu dan Sindy merasa bu Misye telah berubah.

Bahkan mertuanya itu terlihat lebih perhatian terhadapnya.Tak seperti yang Sindy pikirkan sebelumnya.

Sindy dan Doni menemui bu Misye yang kini duduk di ruang tamu.

Keduanya pun duduk berhadap-hadapan dengan Bu Misye.

"Mah rencananya Doni dan Sindy akan berbulan madu di Pulau Bali selama 1 minggu. Mama tidak apa-apa kan berada sendiri di rumah ini?" Tanya Doni.

'Hah, berbulan madu? Pasti ini permintaan Sindy, dia sengaja mengajak Doni liburan jauh-jauh biar Doni mengeluarkan uang banyak.'

Bu Misye berusaha menahan emosinya, Ia pun tersenyum palsu.

"Tentu saja Doni Mama tidak papa, kalau mau pergi berbulan madu kalian pergi saja. Mama bisa cari kesibukan lain agar tak merasa kesepian."

Baiklah kalau begitu ma. Doni senang mendengarnya.

Doni dan Sindy saling melempar senyum, akhirnya impian mereka untuk berbulan madu ke pulau dewata pun terwujud.

"Kapan rencananya kalian akan berangkat Doni?"

"Rencananya Besok ma."

"Oh ya sudah kalau begitu Mama titip oleh-oleh ya.'

"Tenang saja Ma, pulang-pulang Doni akan bawa oleh-oleh yang spesial untuk Mama . Semoga setelah berbulan madu, Sindy bisa segera hamil.

Bu Misye tersenyum kecut.

Cih aku tak sudi punya cucu dari wanita itu.Lihat saja apa yang akan aku lakukan setelah kalian pulang berbulan madu.

***

Keesokan harinya Doni dan Sindy  sudah berada di bandara sedang melakukan check in.

Setelah mengantar anak dan menantunya ke bandara, bu Misye kembali ke rumahnya. Dalam perjalanannya bu misye menyempatkan diri untuk menelepon Viola.

"Halo Viola sayang," ucap Bu Misye.

"Iya Tante, Bagaimana Doni dan Sindy sudah pergi?"tanya Viola.

"Sudah, Apa kamu sudah dapatkan pria muda yang Tante minta?"

"Sudah dong. Pria ini tak hanya muda, tapi juga berparas tampan. Dan yang paling penting, dia bersedia untuk menjalankan misi dari kita tante."

"Oke sebelum Doni dan Sindy pulang kamu harus bawa dia ke rumah saya."

"Oke siap tante."

Sementara Doni dan Cindy menikmati bulan madunya. Bu Misye dan Viola dan  menyiapkan rencana untuk menyingkirkan Sindy dari rumah itu selamanya.

***

Setelah satu minggu menikmati bulan madu Sindy dan Doni pulang ke rumah.

"Assalamualaikum," Sapa kedua orang itu di muka pintu 

"Waalaikumsalam. Eh kalian pulang kenapa nggak beritahu mama?" Bu Misye memang sedikit kaget dengan kedatangan mereka pasalnya sebelumnya mereka tak pernah memberitahu kapan kepulangan mereka.

'Untung saja aku sudah membawa Syahrul ke rumah ini,' batin Bu Misye.

"Oh begitu ya." Eh tapi kenapa wajah kalian sedikit lebih gelap dari biasanya?" tanya Bu Misye.

"Tentu saja ma, kami menikmati bulan madu dan kebanyakan melakukan kegiatan outdoor," sahut Doni.

"Oh kalau begitu ya, sudah. Kalian istirahat dulu ya, kalian pasti lelah, Nanti mama suruh bibi masakan spesial untuk kalian berdua."

"Oke  kalau begitu kami istirahat dulu ya Ma."

Doni dan Sindy menaiki anak tangga, ketika menaiki anak tangga ,Mereka melihat seorang pria asing tengah membersihkan kolam renang

"Ma, siapa dia?" tanya Doni.

"Oh dia Sahrul keponakannya teman Mama. Dia mahasiswa, tapi sedang liburan dan butuh pekerjaan, jadi Mama pikir dia bisa membantu bantu di rumah kita."

Doni melihat ke arah Syahrul, seorang pria yang tampan yang sedang membersihkan area kolam renang.

"Tapi kenapa Mama tidak bilang sama Doni sebelumnya, sebelum membawa orang kerja di rumah ini apalagi dia seorang laki-laki."

"Sudahlah, Doni membantu orang itu kan baik. Dia sedang liburan dan tidak punya tempat tinggal, jadi Mama suruh saja dia membersihkan kebun kita,"

"Jadi dia tinggal di sini ma?"

"Iya kenapa? Bukannya rumah kita cukup besar, dia bisa tinggal di Rumah kosong di  belakang, atau kamar tamu kan?" 

"Tapi Ma…" Doni mencoba untuk protes karena ia sangat keberatan jika ada seorang pria  yang tak dikenal tinggal di dalam rumahnya.

"Sudahlah mas, biarin aja, mungkin niat Mama memang baik ingin menolong orang itu," ujar Sindy.

"Iya sayang, tapi perasaan aku kok nggak enak ya ?" 

"Ah sudahlah mas, Jangan dipikirkan. Nanti mama ngambek lagi loh."

"Iya deh benar juga. Ya sudah kita istirahat saja sayang," ucap Doni sambil merangkul pundak Sindy menaiki anak tangga.

Bu misye menatap kedua pasangan itu sambil tersenyum menyeringai.

"Lihat saja rencanaku kali ini tidak akan gagal."

Bersambung dulu gengs.