Menjalani kehidupan rumah tangga sempurna adalah impian setiap wanita ketika memiliki seorang suami yang sangat mencintai dan menjadikan satu-satunya yang dicintai.
Namun, semuanya hancur ketika mengetahui bahwa pria yang selama ini dicintai telah menipunya dengan menciptakan sebuah konspirasi untuk bisa memilikinya.
Konspirasi apa yang membuat hidup seorang Diandra Ishana berubah penuh kepalsuan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menunda kehamilan
Austin saat ini tengah memukul kepala sendiri untuk merutuki kebodohannya. 'Ini semua salahmu. Jadi, jangan menyalahkan wanita tidak berdosa yang telah kamu buat trauma sepanjang hidupnya.'
Austin kini mengingat kejadian lima tahun lalu. Kemudian berjalan menuju ke arah ruangan kerja sang ayah karena mengingat mengenai mantan suami Diandra.
'Apakah orang yang kusuruh untuk menjadi mata-mata keluarga Narendra sudah mengetahui perkembangan Yoshi?'
Austin tadinya ingin menemui para sanak saudara, tetapi tidak jadi melakukan karena berpikir bahwa hal yang saat ini dikhawatirkan benar-benar sangat mengganggu.
Begitu berada di dalam ruangan kerja, langsung memencet tombol panggil setelah mencari kontak sang detektif. Butuh beberapa detik hingga panggilan internasional diangkat dan begitu mendengar suara bariton dari seberang telpon, langsung mengungkapkan apa yang ingin diketahui.
"Halo, Tuan Austin."
"Bagaimana caranya kau bisa memberikan video mengenai Yoshi? Apa sekarang sudah ada kabar baru? Cepat katakan semuanya padak!" ujar Austin yang merasa kesal dari tadi, membutuhkan seseorang untuk melampiaskan kemurkaan.
Namun, tidak mungkin meluapkan pada semua orang yang ada di rumah, sehingga memilih paling tepat, yaitu sang detektif.
"Maafkan saya, Tuan Austin. Sebenarnya memang belum ada kabar lagi untuk disampaikan pada Anda mengenai tuan Yoshi. Jadi, saya memilih untuk mengumpulkan beberapa informasi dulu. Namun, setengah jam lalu, saja mendapatkan laporan dari salah satu perawat yang kusuruh untuk mengabarkan semuanya."
Austin kini memicingkan mata dan sudah tidak sabar mendengar apa yang akan dilaporkan. Menunggu hingga sosok pria di seberang telpon segera menjelaskan.
"Tuan Yoshi akan menjalani tes secara menyeluruh setelah sadar dari koma," ucap sang detektif yang saat ini tengah berada di kantin rumah sakit karena hari ini ada janji dengan perawat yang ia manfaatkan untuk melaporkan semua hal mengenai pria bernama Yoshi.
Merasa sangat penasaran dan ingin segera tahu, sehingga Austin tidak sabar mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.
Hingga bunyi notifikasi terdengar dan ia langsung mematikan sambungan telpon. Ia melihat video yang tadi ditunjukkan oleh sang ibu dan sekarang dikirimkan padanya.
Begitu memencet tombol play, kini Austin menatap intens ke arah layar ponsel dan di sana terlihat seorang pria yang terbaring di atas ranjang tengah diperiksa oleh beberapa dokter dan diajukan pertanyaan.
"Yoshi benar sudah sadar, tapi hanya diam saat ditanya oleh dokter. Apa sekarang ia bisu? Ataukah hilang ingatan seperti Diandra?"
Austin masih melihat rekaman hingga selesai, tapi suara pintu yang terbuka membuatnya seketika mengalihkan perhatian karena ingin tahu siapa yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan kantor sang ayah.
"Austin?" tanya Lina Rosmala yang mengerutkan kening begitu melihat sosok putranya yang berdiri di dekat meja kerja sang suami.
"Iya, Ma." Austin yang kini juga heran karena sang ibu tiba-tiba masuk. "Mama kenapa ke ruang kerja papa?"
"Papamu menyuruh mengambil sesuatu di laci meja kerja. Karena ini adalah dokumen penting, jadi tidak boleh ada orang lain yang mengambilnya. Lalu, kenapa kamu ada di sini? Mama pikir tadi kamu bersama Diandra di kamar." Lina menatap putranya yang masih memegang ponsel.
"Apa yang kamu lihat, Sayang?" Refleks ia langsung merebut ponsel di tangan putranya karena sudah tidak sabar untuk melihat sendiri.
Begitu melihat ada video yang kini langsung diputarnya. "Apa kau meminta langsung video ini dari detektif?"
"Tidak, tapi detektif itu mengirim sendiri," sahut Austin yang menjawab singkat karena jujur saja saat ini khawatir jika Yoshi pulih dan merebut Diandra darinya.
"Pria itu tidak akan pernah bisa merebut istriku meskipun sudah sadar karena aku tidak akan membiarkannya."
Sementara itu, Lina kini menepuk pundak kokoh putranya. "Mama tahu perjuanganmu mendapatkan Diandra. Tidak perlu merasa khawatir jika Yoshi telah sadar karena sekarang kamulah yang menjadi suami sah Diandra, bukan pria itu."
"Mama malah khawatir jika Diandra mengingat kembali memori yang hilang. Itu jauh lebih mengkhawatirkan, tapi semoga ketika itu terjadi, kalian sudah hidup bahagia dengan memiliki anak lagi."
Austin menyetujui apa yang dipikirkan oleh sang ibu karena berpikir jika kebanyakan para wanita mengorbankan kebahagiaan demi anak tanpa memikirkan diri sendiri.
Meskipun jika suatu saat Diandra melakukan itu, Austin sama sekali tidak keberatan karena hanya ingin bersama dengan wanita yang merupakan pelabuhan terakhirnya.
"Aku sudah memikirkan hal itu, Ma. Untuk sementara akan menunda kehamilan. Bagiku, yang terpenting saat ini adalah Diandra kembali berjalan lagi, agar tidak frustasi saat hamil dan harus melahirkan saat kondisinya cacat. Oh ya, mertuaku tadi tidak jadi membuatkan minuman hangat untuk Diandra, kah?"
To be continued...
kan sdah bahagia d austin sdh berubah jdi baik...