NovelToon NovelToon
Menjadi Selir Mantan Mertua

Menjadi Selir Mantan Mertua

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Nikah Kontrak / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: sayonk

Hasna Az Zahra terpaksa harus menikahi Mantan Mertuanya setelah tunangannya meninggal dunia. Dalam pernikahan ini, dia menjadi orang ketiga, di perlakukan tidak adil, menjadi istri yang tak di anggap. Mantan Mertuanya sangat membencinya dan menyalahkan dirinya atas kecelakaan anak semata wayangnya.

Akankah Hasna bertahan menjadi madu Mantan Mertuanya atau memilih pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Layani

Panasnya terik matahari, tetes demi tetes keringat yang membasahi wajahnya, wanita itu mendongak ke atas langit, kedua matanya menyipit merasa silau matahari yang menerpa kedua netranya, dia mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya, berharap ada semilir angin yang mendinginkan wajahnya itu.

"Panas sekali," ucap Hasna. Dia menghapus keringat di dahinya dan kembali melangkah, menjajakan gorengannya pada setiap orang yang ia temui, kadang ia juga berhenti di perempatan jalan saat lampu merah, menjajakan pada setiap mobil dan sepeda.

"Pak, gorengannya."

"Lima ya ba gorengan bola ubi, terus tahu isinya'," ucapnya seorang pria memakai helm.

Hasna tersenyum, dia segera membungkus gorengan bola ubi itu dan pria itu menerima 20 ribu sesuai harga yang ia ucapkan.

"Makasih Pak,"

Hasna kembali menjajakan gorengannya. Karena rasa haus yang menggoroti tenggorokannya, dia berhenti di pinggir jalan, menghentikan jajanannya.

Hasna gelagapan, baru saja panas, sekarang langsung turun hujan. Dia pun buru-buru mencari tempat teduh, berteduh di depan warung kecil.

"Eh, Neng jangan di sini. Kau hanya mengganggu pembeli saya," ucap pemilik warung.

Hasna tersenyum kecut, dia pun meminta maaf dan berpindah tempat. Di depan toko, dia menaruh jajanannya. Mengusap kedua lengannya.

Dia menunduk, ingat saat pertama kali pertemuannya dengan Azzam. Pria itu menyodorkan payung padanya, kebaikannya baginya tidak pernah bisa di gantikan apa pun.

"Azzam,"

Hasna mendongak, dia cukup terkejut melihat seorang pria di depannya.

"Pulanglah," ucap Pria itu dengan tegas.

Hasna tak menjawab, ia masih tercengang. Hingga pria itu menarik sebelah tangan Hasna menuju mobil hitamnya, sedangkan jajanannya di bawa oleh Andreas.

"Ma-maaf, aku mengotori mobil Om."

Serkan menghela nafas, dia merasa kasihan pada wanita di depannya. Sejak tadi, dari jauh dia memang memperhatikan Hasna. Kadang ia tersenyum melihat kegigihannya. Tidak pernah ia mendengarkan kata kasar yang keluar dari mulutnya, betapa sabarnya dia.

"Aku akan memberikan uang bulanan untuk mu."

Hampir saja kedua mata Andreas keluar dari tempatnya, belum selesai keterkejutannya tadi saat sang tuan ingin melihat keadaan Hasna dengan alibi bahwa Hasna adalah tunangan Almarhum putranya.

"Ti-tidak perlu, aku bisa mencari sendiri Om."

"Dengan panas-panasan dan kehujanan seperti ini? apa Azzam tidak memberikan mu uang."

Hasna tersenyum, apa lagi yang bisa ia lakukan selain dengan senyuman. "Mas Azzam memberikan Hasna kartu, tapi Hasna tidak pernah mengambilnya kecuali saat ini. Niat Hasna ingin buka warung kecil."

"Om tidak perlu khawatir, dengan uang Mas Azzam, sudah cukup bagi Hasna."

Serkan tidak terima, dalam hatinya tidak suka Hasna menolaknya. Selama ini siapa yang bisa menolaknya?

Serkan mengambil sebuah kartu hitam dari dalam dompetnya. Lalu memberikannya pada Hasna.

"Ambillah uang itu, aku takut nanti di kira suami yang tidak bertanggung jawab."

Deg

Hasna mendongak, bukankah artinya Serkan bermaksud bertanggung jawab. Padahal ia senang Serkan tidak mempermasalahkannya, yang ia takutkan adalah dirinya tidak bisa memenuhi kewajiban sebagai seorang istri.

"Tidak perlu Om,"

"Buang saja kalau kau tidak mau,"

"Hah?"

Hasna melirik seorang pria yang duduk di kemudi dan pria itu melirik Hasna dan mengangguk, memberi kode pada Hasna bahwa Hasna harus menerimanya. Kalau tidak, entah apa yang akan Serkan keluarkan.

"Ba-baiklah, Hasna akan mengambilnya saat butuh saja."

"Ambilah setiap hari, karena kau juga harus memenuhi kebutuhan mu, kan?"

Andreas menarik sebelah sudut bibirnya, semenjak kapan Serkan peduli pada orang miskin. Ia menemukan sisi menarik dari majikannya.

***

Mobil hitam itu pun sampai di depan rumah Hasna, mendung masih menghiasi langit. Entah sampai kapan hujan itu akan reda.

"Om, mau mampir."

"Tentu saja, aku harus mampir," ucap Serkan. Hasna tersenyum kecil, padahal ia berharap Serkan tidak mampir ke rumahnya. Ia lebih senang sendiri dari pada harus bersama Serkan.

"Ya sudah, Hasna buatkan air hangat dulu."

Hasna mendidih air hangat, setelah itu menuangkan air hangat itu ke bak besar, mencampurnya dengan air dingin. Setelah di rasa hangat, Hasna meminta Serkan untuk mandi.

"Om, air hangatnya sudah selesai."

Hasna memberikan handuk, Serkan menurut saja dan menerimanya, dia pun mengekori Hasna masuk ke dalam kamar mandi yang berukuran kecil.

"Apa? ini tempat mandi?" tanya Serkan. Sebuah bak besar dan hanya ada tempat sabun dan cebok.

"Iya Om, maaf tidak seperti di rumah Om. Hasna masak dulu, silahkan kalau Om mau mandi," ujar Hasna berlalu pergi.

Hasna melirik sekilas, dia pun berkutat dengan kompornya, menyiapkan makan malam. Ia sampai di rumahnya tepat jam lima sore hari.

Serkan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di lehernya, sedangkan dua kancing kemejanya terbuka, memperlihatkan dada bidangnya. Dia pun melangkah ke arah meja makan, terlihat beberapa hidangan aneh.

"Om sudah selesai? maaf ya, hanya makanan sederhana."

Menghirup aroma masakan Hasna membuat perutnya keroncongan, dia pun langsung duduk dan Hasna dengan sigap mengambil nasi ke piring Serkan.

"Om mau yang mana? tumisan kangkung, ayam goreng atau telur dadar?"

"Tumisan kangkung sama telur saja," ucap Serkan. Melihat masakan Hasna membuat air liurnya hampir menetes keluar. Ia tidak sabar mencicipi masakan Hasna.

"Kau mau kemana?" tanya Serkan. Hasna justru tidak ikut duduk dengannya.

"Mau memanggil Andreas Om, dia pasti lapar." Tutur Hasna, dia pun kembali melangkah ke ruang tamu dan memanggil Andreas yang duduk sendiri.

Terlihat Hasna yang tengah membujuk Andreas makan. Namun pria itu merasa tidak enak kalau harus makan dengan sang boos, lagi pula ia hanya memakan di Restaurant saja.

"Andreas!" tegur Serkan. "Makanlah," titahnya yang tidak bisa terbantahkan oleh siapa pun.

Andreas menurut, sekalipun dia tidak mau, harus mau, karena disini, dialah bawahannya. Beginilah nasib seorang bawahan, mau tidak mau harus mau.

"Duduklah," Hasna mempersilahkan Andreas duduk di samping Serkan. Dia melirik Serkan dengan tatapan tidak nyaman, kedua mata pria di sampingnya seakan ingin mengulitinya.

Kenapa dia harus ramah pada orang lain sih?

"Andreas, kau mau makan apa? telur dadar, ayam goreng dan tumisan." Ucap Hasna.

"Dia memiliki tangan, biarkan dia mengambilnya sendiri," seru Serkan yang tidak suka.

"Saya bisa mengambilnya sendiri," ucap Andreas. Dia langsung mengambil piring yang telah berisi nasi itu. Ia tidak enak melihat aura hitam yang terpancar di tubuh sang tuan.

"Baiklah,"

Hasna melihat ke arah dua pria di depannya. Kedua pria itu memakan dengan lahap, seakan mereka tidak perlu menghembuskan nyawa, seperti orang kelaparan satu bulan.

'Apa mereka makannya sangat banyak? batin Hasna.'

'Ini enak sekali, aku tidak pernah memakan masakan seperti ini batin Serkan'

Ada rasa hangat di hatinya ketika ia di layani.

'Untung aku makan, ini mah terlalu enak buat diriku batin Andreas'

Hasna melongo, kedua pria itu tidak menyisakan sedikit pun piring di hadapannya, semuanya ludes tanpa sisa. Ia meringis jika nanti malam ia bangun. Ia harus makan apa?

1
Ma Em
Sabar Hasna kamu pasti akan mendapatkan kebahagiaan atas buah kesabaranmu jangan biarkan Alena menghina dan merendahkanmu lawan dia agar Alena tdk berani lagi merendahkanmu
Ma Em
Luar biasa
Evy
katanya diawal cerita...Alena tidak bisa hamil karena rahim nya sudah diangkat.. kenapa sekarang bisa hamil...aneh juga ini...
Ervina
Luar biasa
Surati
bagus
Safa Almira
suka
Safa Almira
keren
Rory prastara
d tunggu lanjutannya
Sativa Kyu
👍👍👍
Nenie Chusniyah
luar biasa
Happy Family
sendiri jahat tak ingat... haiihhhh
Happy Family
aku bacanya sekar dgn Hasnan... hahahahahaha
Sandisalbiah
luar biasa
Sandisalbiah
END... gak berasa.. tp keren..
Sandisalbiah
org yg terlalu serakah, menghalalkan segala cara utk tujuan nya dan parahnya selalu lupa utk bersyukur... Alena... hukum tabur tuai itu nyata adanya.. bahkan di RL...
Sandisalbiah
semua yg terjadi dlm hidupmu itu azab dr kelakuan untukmu.. jgn salahkan org lain.. introspeksi diri, Alena...
Sandisalbiah
Lha... yg kena tanggung.. jd emosian.. 🤦‍♀🤦‍♀
Sandisalbiah
dasar rubah licik.. jelas kau menolak Serkhan yg ingin mengingkari.. krn kau sendiri tau kalau kau tdk hamil.. tamu bulanan mu sudah datang tp niat licikmu menjerat Serkhan dgn bayi palsu alias hamil bohongan..
Sandisalbiah
menyimpan kebohongan hanya seperti mengaktifkan bom waktu... dan Alena.... kau harusnya menghitung waktu yg tersisa utk bom itu meledak...
Sandisalbiah
dan setelah mendengar itu kau masih tdk bersikap waspada maka habis lah Hasna..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!