Update Every day
Qing Lou tak tahu kenapa, ia terjebak di dunia entah apa ini. Dan di paksa melakukan hubungan dengan pria asing, yang katanya akan menikahinya.
mengira itu omong kosong seorang pria, siapa sangka pria itu membawanya..tidak, tidak...lebih tepat menculiknya.
dan ya...
cari sendiri kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NINI(LENI), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Cahaya matahari pagi ini mulai merayap masuk melalui tirai sutra tipis, membiaskan warna keemasan di seluruh kamar selir kekaisaran.
Kaisar Lian Zhen membuka mata pertama kali.
Ia tidak langsung bangun. Tidak ketika sesuatu yang jauh lebih menarik berada tepat di dalam pelukannya—Qing Lou, tertidur lelap, rambutnya berantakan di atas bantal, wajahnya sedikit memerah, dan tubuhnya…
Berantakan dengan cara yang sangat menyenangkan untuk dilihat.
Meski hanya ciuman semalam, tekanan tangan dan bibir Zhen meninggalkan bekas samar dari rahang sampai ke bagian atas dadanya.
Dan jari - jarinya, tadi malam menari - manari dengan cepat, keluar dan masuk. membuat indara pendengaran menjadi tajam, dengan lelehan cairan tang khas.
Memang tadi malam tidak melakukan hal lebih intim lagi, bibirnya, tangannya dan jari. Jelaskan memperlihatkan untuk bisa memuaskan, walaupun awalnya menolak tapi akhirnya menikmatinya.
Lian Zhen tersenyum tipis, melihat bagaimana maha karyanya semalam.
Tangannya terulur, dengan santai memainkan sehelai rambut hitam Qing Lou yang jatuh ke bahunya. Rambut itu halus, panjang, dan aromanya… memabukkan.
"Selirku," gumam Zhen rendah, suaranya terdengar seperti desahan puas, "kau tidur seperti anak kelinci, baru habis kehilangan tenagamu."
Ia menggeser jarinya ke dagu Qing Lou, memiringkan wajah gadis itu sedikit agar lebih mudah dilihat. Mata tertutup, bibir sedikit terbuka, napasnya pelan. Sangat menggoda dalam ketidaksadarannya.
Zhen tertawa kecil—pelan.
Tangannya turun ke tengkuk Qing Lou, menyentuh bekas merah keunguan yang masih tertinggal.
Ia mencondongkan tubuh, jemarinya menelusuri tulang rahang Qing Lou dengan lambat, sengaja membuat gadis itu menggeliat ringan dalam tidur.
Zhen hampir kembali lupa diri.
Tapi ia menghentikan tangannya. Dengan mengehela nafas pelan, ia menunduk dan—
Mencium bibir Qing Lou yang masih tertidur, dengan lembut dan pelan.
Seolah berkata, Kau sudah tidak bisa lari.
Setelah puas, Zhen bangkit dari kasur dan menarik tali lonceng emas di dinding.
Ding… ding… ding…
Dalam hitungan detik, pintu kamar terbuka. Beberapa pelayan perempuan, kasim, dan pengawal istana masuk dengan kepala menunduk.
"Yang Mulia," ucap mereka serempak.
Zhen mengangkat tangan, memerintahkan tidak berisik dengan melihat belakangnya.
Para pelayan dengan cekatan membantu memakaikannya pakaian kekaisaran pagi—jubah hitam berlapis bordir naga emas, sabuk batu giok, rambutnya disanggul dengan mahkota kecil pengikat, dengan sisa rambutnya menjuntai kebawah sana.
Saat mereka merapikan kerah pakaian Zhen, Kaisar berkata datar. "Biarkan dia tidur. Jangan ada yang membangunkannya."
"Baik, Yang Mulia."
"Dan…"
Ia menatap mereka satu per satu, mengingat hal sesuatu. "…tidak diizinkan memberikan salam pada Permaisuri."
Semua pelayan membeku sejenak, hal biasa seorang selir harus bertemu dan menyajikan teh, sebagai bentuk penghormatan, tapi sekarang...
Hanya diartikan dari titah itu, Selir Agung ini diperlakukan lebih tinggi daripada Permaisuri.
"Permaisuri tidak perlu tahu apa yang terjadi semalam," lanjut Zhen dingin. "Kalian hanya perlu melakukan tugas kalian, seperti biasanya."
Kasim menunduk semakin dalam. "Hamba mengerti, Yang Mulia."
Dengan disusul lainnya yang bungkukan badan.
Zhen mengarahkan pandangan terakhir ke arah Qing Lou yang masih tidur pulas.
Bibirnya terangkat.
Belum menyentuh seluruhnya? Tidak penting, asal sudah ada dalam genggamanya tak ada masalah.
Ia sudah mendapatkan hak sebagai pria pertama yang meninggalkan jejak pada tubuh Qing Lou.
Dengan langkah penuh kemenangan, Kaisar Lian Zhen keluar dari kamar Selir Agung—kamar yang baru ditempati Qing Lou semalam dan kamarnya selamanya.
...----------------...
2 jam kemudian…
Bisikan-bisikan terdengar dari luar, lirih dan antusias.
"Tadi malam pelayan lain, Kaisar begitu ganas semalam…"
"Tapi tidak semua bisa merasakan, bahkan Yang Mulia Permaisuri itu sendiri..."
"Ternyata akhirnya Kaisar sangat brutal hingga suara itu...itu terdengar..."
Pelayan lain menambahkan, "bukan cuman itu saja. Rumornya, Kaisar sudah mencari Selir selama 2 tahun dan akhirnya ketemu, siapa yang tahan tak menerkamnya..."
Para pelayan itu dengan antusias bergosip, dan membayangkan bagaimana orang memimpin kerajaan memperlihatkan gairahnya di tengah kasar.
mereka benar-benar berfantasi dengan tubuh Kaisar.
Suara-suara itu semakin menjadi dan akhirnya menyusup ke telinga Qing Lou, lalu membuatnya perlahan membuka mata.
Kepalanya berat, tenggorokan rasanya kering dan tubuhnya… terasa lemas seperti habis bertarung tiga hari tanpa henti.
Padahal pria itu...ah sudahlah.
Kalau dia benar-benar melakukan yang lebih dari itu…Qing Lou menelan ludah. Mungkin ia sudah tidak bisa bangun hari ini.
Dari balik tirai, para pelayan mendekat serempak setelah mendengar suara Qing Lou bergerak.
"Selir Agung, apakah Anda ingin mandi?"
"Selir Agung, apakah mau sarapan dulu? Atau dipijat?"
"Selir Agung, apakah ingin kami memanggil tabib?"
"Selir Agung, jubah resmi Anda sudah disiapkan!"
Qing Lou membeku, dengan deretan pertanyaan yang di dengarnya itu.
"selir… apa?"
Para pelayan saling pandang, lalu menunduk bersamaan.
"Selir Agung." Suara mereka terdengar jelas.
Karena itulah, baru kini Qing Lou sadar…Kaisar Lian Zhen—pria brengsek itu—benar-benar serius ingin memilikinya.
Dan mulai pagi ini…
Ia resmi menjadi Selir Agung Kaisar Kekaisaran Langit Utara.
Dan akhirnya terjebak di tempat ingin singgahi, tapi sekarang...