Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masalah yang sama
malam semakin larut, tapi suami ku belum tampak batang hidung nya... ada amarah yang tertahan..atas kejadian tadi siang dengan mertua ku yang ingin segera ku lampiaskan padanya,
aku hanya bolak balik di dalam kamar ku menunggu nya
"bagas kenapa kamu sama sekali tidak berubah 10 tahun aku patuh sama kamu.. masalah ini lagi yang jadi masalah rumah tangga kita" batin ku sesak .
mengingat 10 tahun ke belakang saat awal pernikahan kami, aku selalu patuh padanya, berusaha bahagia meski pun masih banyak mimpiku yang harus terkubur... melihat dia sangat menyayangi ibu ku.. itu sudah cukup bagi ku.. sebagai menantu dia cukup dekat dengan orang tuaku...sikap baik nya, sopan dan bertanggung jawab..mungkin ini lah yang membuat ibu ku memilih nya untuk jadi suami ku..
"Assalamu'alaikum, belum tidur sayang.. " sapa bagas sambil memeluk ku
" Wa'alaikumussalam,sudah makan mas,? "
"sudah tadi di jalan.. "
"aku ambilkan minum dulu ya.. "
bagas mengangguk
"Terima kasih sayang, aku mau bersih-bersih dulu.. gak enak bau keringat" bisik nya sambil mengecup bibir ku
Aku hanya tersenyum berat, melepas kan pelukan nya
"ini minum nya mas.. "ucapku ketika bagas keluar dari kamar mandi
"Terima kasih,.. "
Sebenar nya, suamiku adalah sosok yang baik.. terlalu baik ...dia cukup bertanggung jawab..namun kadang dia lebih percaya apa kata orang tua nya dari pada aku istri nya.. dia sangat berbakti pada orang tua nya.. hingga kadang aku merasa di madu mertua ku sendiri..
"mas,tadi aku ke rumah ibu... "
"iya, ibu cerita.. "
"kenapa masalah ini lagi sih mas, dulu kan aku udah bilang aku gak bisa tinggal serumah sama orang tua.. baik itu orang tua kamu atau pun orang tua aku... aku mau mandiri mas... punya kehidupan keluarga sendiri.. kita udah sepakat untuk ini kan... kenapa terus di bahas lagi.. "
Bagas menghela nafas panjang
"aku cape sayang, harus bolak balik membagi perhatian aku ke kalian.. kalo bisa kenapa kalian gak tinggal serumah agar aku bisa memberi waktu ku dengan adil.. "
Aku terkejut dengan jawaban bagas, meski aku tau jawaban ini yang akan dia keluarkan.. tapi aku tak menyangka setelah 10 tahun jawaban nya masih sama
"kamu pikir, kalo kita di sana kamu akan bisa adil mas? "'
Bagas tertunduk
"aku pernah hidup di sana 1 tahun lebih mas,.. masa-masa awal pernikahan yang seharus nya manis.. malah aku yang harus sibuk menahan sakit hati karena berebut menarik perhatian kamu sama ibu... aku istri mu mas aku gak nyalahin kamu berbakti sama orang tua mu tapi, aku mohon... jangan paksa aku menahan sakit hati ketika aku merasa kamu mengabaikan aku demi bakti mu sama orang tua mu.. "jelas ku menahan tangis yang tertahan
"jadi aku harus gimana Kirana, aku gak mau kehilangan kalian... kalian sangat penting untukku.. "
"cukup mas, dulu aku masih bisa nahan karena aku sendiri yang merasa kan.. tapi, sekarang ada Marisa ,dia lebih butuh perhatian mu.. aku gak akan Terima jika suatu hari Marisa sakit, kamu lebih memilih mengantar ibu mu belanja ke mall... "
Bagas tersentak kaget
"kamu dengar dari mana? "
Aku tersenyum getir
"bukan sekali ini mas, sudah cukup aku tau tanpa aku harus mencari tau.. "
"waktu itu ibu mengajak aku keliling untuk cari batik yang bagus sayang.. jadi aku.. "
"batik untuk siapa, untuk baju ibu... apa gak ada waktu lain? kenapa harus berbarengan saat Marisa harus di bawa ke rumah sakit.. dan kamu bilang kamu harus temenin ibu karena ibu juga sakit... kamu udah bohong mas.. " tangis ku pecah tak kuasa menahan sakit atas kebohongan suami ku sendiri
"ini bukan sekali dua kali mas,.. cukup. kamu lebih nyaman sama orang tua kamu silahkan.. aku tidak keberatan.. selama ini kamu jarang pulang aku tidak pernah komplen.. asal jangan paksa anakku mengalami hal seperti aku dulu.. "
Bagas hanya terdiam..
"maaf kan aku sayang.. maaf ya.." bujuk nya sambil berusaha memeluk ku.
Ya Tuhan, seperti ini lagi.. terus seperti ini.. cukup hanya dengan minta maaf sedang nanti akan di bahas lagi.. bagai bom waktu yang siap meledak kapan saja
"aku cape mas,. aku lagi gak mood.. "sanggah ku saat bagas mulai menciumi wajah ku
"sebentar aja sayang, aku udah jauh-jauh pulang kesini.. masa gak di kasih.. " aku tersentak dengar ucapan nya dengan kasar aku lepas pelukan nya
"jauh-jauh... jadi kalo kamu kesini kamu hanya ingin ini mas??? " hardik ku
"nggak sayang maksud aku.. "
"cukup mas, maaf aku lagi cape... "
"sayang dosa loh, nolak suami kayak gitu? tegas nya mulai emosi
Aku tersenyum kecewa ,bagas ternyata kamu memang belum atau tidak akan pernah berubah.. aku yang tidak memahami mu atau kamu yang tak pernah berusaha mengerti aku...
Dia menarik ku kasar dan mendorong ku ke atas kasur.. seperti kesetanan dia terus mencumbu ku penuh nafsu.. tanpa peduli air mata ku yang terus jatuh.. kewajiban, yaaa... aku sedang melayani suami ku... itu kewajiban ku bukan??? lalu dimana hak ku???