NovelToon NovelToon
Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Kodasih perempuan pribumi menjadi gundik Tuan Hendrik Van Der Vliet. Dia hidup bahagia karena dengan menjadi gundik status ekonomi dan sosialnya meningkat. Apalagi dia menjadi gundik kesayangan.

Akan tetapi keadaan berubah setelah Tuan Hendrik Van Der Vliet, ditangkap dan dihukum mati.. Jiwa Tuan Hendrik tidak bisa lepas dari Kodasih yang menjeratnya.

Kodasih ketakutan masih ditambah munculnya Nyonya Wilhelmina isteri sah Tuan Hendrik yang ingin menjual seluruh harta kekayaan Tuan Hendrik


Tak ingin lagi hidup sengsara Kodasih pergi ke dukun yang menawarkan cinta, kekayaan dan hidup abadi namun dengan syarat yang berat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 8.

“Nyi...” ucap lirih Mbok Piyah dengan bibir dan tangan gemetar masih berusaha menghapus darah di wajah Kodasih.

Akan tetapi jantungnya berdetak lebih keras karena di kamar itu, disusul suara kaca lemari pecah, berderak tajam... dan suara tawa lirih. Dingin. Menyeramkan.

Tawa laki-laki. Tawa Tuan Menir.

Pak Karto membulatkan tekad.

“Kita tidak bisa diam saja! Kita harus bawa Nyi Kodasih keluar... atau kita semua akan ikut terperangkap!”

Tanpa ragu, ia menarik tubuh Kodasih dengan sekuat tenaga, menyeretnya perlahan lahan ke arah pintu.

Namun saat mereka melewati ambang kamar, dinding loji bergemuruh. Lantai berguncang hebat, dan dari dalam lukisan Tuan Menir, terdengar raungan yang mengguncang tulang:

“KODASIH MILIKKU... DAN KAU JUGA AKAN KUAMBIL... SATU PER SATU...”

Lampu minyak padam.

Gelap.

Dari dalam kegelapan, terdengar suara langkah kaki... bukan satu, bukan dua... tapi banyak. Seperti seluruh loji kini dihuni oleh mereka yang tak kasat mata.

“Mbah Jati... hanya Mbah Jati yang bisa mengatasi ini...” gumam Pak Karto lirih.

“Tapi sudah malam, Pak... aku tidak berani ke sana sendiri,” sahut Mbok Piyah, bibirnya gemetar ketakutan.

Tiba-tiba, dari arah belakang terdengar jeritan keras:

“Gusti... Gusti Allah, tolong...!!”

Teriakan Tiyem menggema, mengguncang udara malam yang semakin pekat. Angin dingin menerobos masuk lewat celah jendela kayu jati tua, mengibaskan gorden dan membawa aroma menyengat anyir darah... dan cerutu yang terbakar.

Pak Karto menoleh, panik.

“Tiyem?!”

“Dia mungkin akan ke sini membantu kita... atau... dia juga terperangkap di lorong ,” ucap lirih Mbok Piyah dengan tubuh dan bibir gemetar.

Namun sebelum mereka bisa bergerak, telinga mereka menangkap suara lain. Suara yang lumayan keras.

Tok... tok... tok...

Tiga ketukan di pintu utama.

Lalu senyap.

Aneh... suara itu justru terasa menenangkan.

Pak Karto menelan ludah. “Siapa... siapa yang datang malam-malam begini?”

Mbok Piyah memegang lengan suaminya, erat.

“Jangan dibuka, Pak... bisa jadi itu... dia...”

Tok... tok... tok...

Kali ini, suara ketukan disusul suara parau, tua, tapi tegas. Penuh wibawa.

“Bukakan pintunya, Karto. Ini aku... Jati.”

Pak Karto terperangah. “Mbah Jati?!”

Tanpa pikir panjang, ia menerobos lorong gelap, nyaris tersandung tubuh Kodasih yang masih tak sadarkan diri. Ia membuka kunci pintu dan menarik daun pintu kayu jati tua yang berderit berat.

Di luar, berdiri seorang lelaki tua bersorjan, berkain batik, memegang keris pusaka aji pengandelnya dengan erat. Matanya menyala menyorot tajam, seolah melihat dunia yang tak tampak oleh mata biasa. Di belakangnya, asap melayang, membentuk pola pola tak wajar... seperti aksara kuno yang hidup.

Aroma harum kayu cendana menguar dari keris pusaka itu, pelan pelan masuk ke dalam rumah terbawa oleh hembusan nafas Mbah Jati.

“Terlambat aku datang... tapi belum sepenuhnya habis harapan.” Ucap Mbah Jati dengan suara pelan namun tegas.

Mbah Jati melangkah masuk ke dalam loji megah itu. Suasana menjadi lebih tenang. Lampu lampu minyak yang tadi padam dengan sendirinya. Kini juga menyala lagi dengan sendirinya. Meskipun nyalanya redup

“Mbah Jati kok tahu kami dalam bahaya?” tanya Pak Karto sambil menutup daun pintu.

“Nyi Kodasih pingsan Mbah. Tuan Menir marah. Tadi kata Mbah Jati Tuan Menir menjadi pelindung Nyi Kodasih. Tapi kok malah Tuan Menir marah besar.” Ucap Pak Karto lagi sambil melangkah di belakang Mbah Jati menuju ke kamar Kodasih.

“Telinga batinku mendengar. Semua ini... karena Kodasih menyakiti hati arwah Tuan Menir.”

Sesaat mereka sudah sampai di Lorong depan kamar Kodasih. Kodasih masih tergeletak di atas lantai ubin kelabu. Namun kini Mbok Piyah sudah ditemani oleh Tiyem, Sanah dan Pardi. Wajah orang orang itu masih terlihat pucat.

Pak Karto menunduk. “Apa yang harus kami lakukan, Mbah?”

“Siapkan kendi tanah, air sumur, daun sirih, bunga kantil, dan rambut Kodasih... .”

Pak Karto menatap Pardi, Sanah dan Tiyem. Ketiga orang itu paham arti tatapan mata Pak Karto yang menyuruh mereka bertiga menyiapkan syarat yang diminta oleh Mbah Jati.

Beberapa menit kemudian. Ketiga orang itupun telah membawa kendi tanah berisi air sumur, bunga kantil, daun sirih, dan gunting..

Mbah Jati menerima gunting dari tangan Pardi, lalu berlutut perlahan di sisi tubuh Kodasih yang masih tergeletak lemah. Dengan penuh kehati-hatian, ia menggunting sehelai rambut dari belakang telinga perempuan itu. Tangannya gemetar ringan, bukan karena takut, tapi karena beban energi gaib yang sudah mulai menyesaki ruangan.

“Air dari tanah, bunga dari langit, dan darah dari daging,” gumam Mbah Jati lirih, seolah membaca mantra yang hanya dipahami oleh mereka yang mengabdi pada ilmu leluhur.

Rambut itu kemudian dimasukkan ke dalam kendi tanah liat berisi air sumur. Mbah Jati meremas daun sirih dan menaburkan kelopaknya bersama kuntum bunga kantil putih yang nyaris mekar sempurna.

Lalu ia mulai menggumamkan doa dalam bahasa Jawa kuno. Suaranya lirih, seperti desiran angin, namun perlahan berubah menjadi gema berat yang seakan menyusup ke sela-sela dinding dan menembus ubin lantai loji.

BRAK!

Sebuah suara keras terdengar dari arah lukisan Tuan Menir di kamar Kodasih, Lukisan itu kembali mengeluarkan darah.

Bersamaan dengan angin di luar angin bertiup sangat kencang.. hingga daun daun jendela dan pintu yang tertutup rapat di loji megah itu bergerak gerak bagai tangan tangan kokoh berusaha untuk mendobrak.

“Dia murka, Mbah...” bisik Tiyem, menggenggam tangan Sanah erat.

“Tidak, ini bukan murka... ini peringatan terakhir,” balas Mbah Jati, masih dengan mata tertuju pada kendi di tangannya. “Kalau ritual ini gagal, tak hanya Kodasih... tapi seluruh desa ini akan menjadi bagian dari dunia mereka.”

Pak Karto menelan ludah. “Apa yang bisa kami lakukan, Mbah?”

Mbah Jati mengangguk kecil.

Ia mencelupkan jari telunjuk ke dalam kendi, lalu memercikkan air ke wajah Kodasih. Seketika tubuh perempuan itu mengejang. Darah si wajah Kodasih yang tadi mengering kembali menjadi basah segar. Mengerikan.

Semua yang ada di ruangan mundur setapak, kecuali Mbah Jati. Dia masih duduk sambil memangku kepala Kodasih.

“Kodasih kamu harus minta maaf pada Tuan Menir, karena kamu sudah melukai hatinya..” bisik lirih Mbah Jati.

Kodasih yang masih terpejam kedua matanya, terasa berat bibirnya untuk bergerak.. aliran darah segar yang jatuh di wajahnya terlihat juga mengenai bibir Kodasih..

1
N Wage
haiiish...mumet aku...
Arias Binerkah: jangan dong Kak 🙈🥰🙏
total 1 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
aduh ruwet.. 😥 ini baru nayu kudasi kolab sama menil ya blom ketemu sama gusti junjungan nya yg suka pelil 🙄
Ai Emy Ningrum: sudahlah ceu jgn merendahkan diri meninggikan mutu...😙 kelen berdua ini sama2 kuat potensinya sebagey ratu typo ,tp lebih kuatan mbak @💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒 siy 😚
total 9 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kasian tiyem kalau jadi korban 😥
Ai Emy Ningrum: tiyum online 😘😚😙
total 3 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
wiiih... 😱😱
Ai Emy Ningrum: nah iya...bisa buat bom cabe lawan kumpeni nti kan /Bomb//Bomb//Bomb/
total 10 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
serem banget tapi penasaran 🤭
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
YuniSetyowati 1999
Masih ada manusia yg tinggal saja aura rumah dan kamar2nya sehoror itu apalagi jika di kosongkan.Seandainya Loji itu nyata,pasti serem banget auranya.
YuniSetyowati 1999: Iyo 😅
total 2 replies
YuniSetyowati 1999
Kodasih masih jadi manusia biasa saja sudah serem.Apalagi saat sudah jadi dukun mumpuni.Tumnal orang yang mencintai dengan tulus mungkin tumbal pertama Kodasih jadi agak berat di pikiran tp setelah itu pasti tumbal2 berikutnya akan berjatuhan dengan entengnya.
Ai Emy Ningrum: kopi nya kak 😚☕
total 3 replies
YuniSetyowati 1999
Benar mbok.Ikatan tuan menir dan nyi Kodasih tak kan terputus.Ikatan yang terikat tanpa tali pengikat takkan pernah bisa terputus.Ikatan yg telah mengikat hati tanpa ada hati.Ikatan yang telah mengikat cinta tanpa cinta.Dan ikatan yang telah mengikat jiwa dengan sesuatu yang tak bisa diterima dengan akal sehat.
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kek nama ratu Belanda istrinya menir
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: generasi penerus jurig 👻🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
total 12 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kek mana bayangan tersenyum..🤔
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 4 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
hayoo siapa yg memamgil mu tiyem

nahh dag dig duga lah kau tiyemm
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: lha jelas kan dia lagi cinta sm kang pono wkwkwkk
total 2 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
waduhh mau ngapain yaa
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: bajar bebek enakp tuh mbk ning
total 2 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
lhoo aneh kenapa
ada apa ini yaaa
apa yg terjadi coba
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
tp 7 hari 7 malem kok udh ada ygbke situ pula apa g gagal yaa
Its just a lunch
ganti cover ya thor...😄💪
Arias Binerkah: diganti Ntoon Kak, cover yang aku buat tak menarik 🙈🙈
total 1 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
serem ya udah meninggal aja masih aja gentayangan 🤭
YuniSetyowati 1999
Tuan Menir pasti tidak mengijinkan.Karena jiwanya sudah terikat di Loji tersebut.
YuniSetyowati 1999
Kidung Asmorodono kidung cinta yang membara.Penafsiran arti kidung Asmorodono tergantung dari yang melantunkan/menyanyikan & yang mendengar.Ada yg menafsirkan perasaan cinta yang membara kepada sang pencipta,ada yang menafsirkan perasaan cintanya yg menyala2 pd lawan jenis.
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: yoo wis ok lah kyo ne sak ono wae
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!