NovelToon NovelToon
Aku Yang Diabaikan

Aku Yang Diabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Penyesalan Suami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

Keputusan gegabah membuat Sekar harus menderita, suami yang ia terima pinangannya 5 tahun lalu ternyata tak membawanya ke dalam kebahagiaan. Sekar harus hidup bersama ibu mertua dan kedua iparnya yang hanya menganggapnya sebagai pembantu.

Sekar yang merasa terabaikan akhirnya memilih kabur dan menggugat suaminya. Bagaimana kisah selanjutnya?

Ikuti ceritanya setiap episode. Aku mohon jangan di lompat. Terima kasih 🙏🏼

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian Keduapuluhdua

Seminggu berlalu....

Hampir setiap hari Lastri dan Lulu mengerjakan pekerjaan rumah yang biasanya dilakukan Sekar. Setelah kepergian wanita itu, mereka akhirnya merasakan capek dan lelah. Meskipun mereka tak mengurus dan merawat balita.

Lastri berjalan kaki menuju apotek karena 2 hari ini tubuhnya merasa meriang dan pegal-pegal. Lulu yang disuruh untuk membeli sedang keluar rumah bersama kekasihnya. Begitu juga Reno yang buru-buru berangkat ke kantor.

"Bu Lastri!" panggil Bu Doni yang kebetulan berpapasan dengan di jalan.

"Eh, iya, Bu Doni. Ada apa, ya?" tanya Bu Lastri.

"Mau ke mana?" tanya Bu Doni balik.

"Mau ke depan beli obat!" jawab Bu Lastri.

"Biasanya Sekar yang beli," kata Bu Doni.

"Sekarang Sekar sudah malas di suruh, terpaksa beli sendiri!" ucap Bu Lastri berbohong.

"Oh," Bu Doni manggut-manggut percaya. "Ngomong-ngomong, beberapa hari ini aku tidak melihat Sekar," lanjutnya bertanya.

"Oh, dia kerja pagi-pagi sudah berangkat!" kata Lastri lagi-lagi berbohong.

"Oh, begitu!" ucap Bu Doni.

"Lagi buru-buru dan enggak enak badan, aku duluan, ya, Bu Doni!" kata Lastri pamit.

"Iya, Bu Lastri!"

Lastri pun melanjutkan perjalanannya menuju apotek.

Bu Doni juga berjalan kembali ke rumahnya, baru beberapa langkah ia bertemu dengan Bu Lilis, Windi dan seorang tetangganya yang lainnya.

"Bu Lastri mau ke mana itu?" tanya Bu Lilis kepada Bu Doni yang penasaran karena jarang melihat Lastri berjalan kaki ketika matahari bersinar terang.

"Katanya mau beli obat," jawab Bu Doni.

"Tumben sekali, biasanya si Sekar yang selalu kesana kemari!" kata Bu Lilis.

"Entahlah!" Bu Doni tak mau ambil pusing.

"Sudah lama memang kita tidak pernah melihat Sekar," ucap Windi.

"Bu Lastri bilang tadi 'sih katanya si Sekar pagi-pagi sudah berangkat kerja!" kata Bu Doni menjelaskan.

"Masa 'sih? Kenapa aku tidak pernah melihatnya pergi kerja? Biasanya aku sering lihat dia jalan sambil megang Arya," ujar Bu Lilis.

"Iya, Bu. Aku tiap pagi nganterin anakku sekolah lewat depan rumahnya Bu Lastri tapi enggak pernah melihat Sekar keluar rumah. Memangnya dia pergi kerja jam berapa?" tanya Windi.

"Enggak tahu juga, cuma katanya pagi," jawab Bu Doni.

"Nanti aku coba tanya dengan Mbak Hanna, apa benar Sekar masih kerja di sana atau tidak," kata Windi.

Ditengah obrolan para ibu-ibu, wanita paruh baya yang rumahnya tepat di depan rumah Lastri menghampiri ketiganya.

"Eh, kenapa kalian berdiri di sini? Memangnya tak ada tempat lain yang bisa buat duduk?"

"Sudah terlanjur enak begini, Bu Bagas!" kata Windi tersenyum nyengir. Karena memang ia, Bu Doni dan Bu Lilis berbincang di pinggir jalan.

"Cari tempat duduklah, biar kita enak mengobrolnya!" ucap Bu Bagas.

Ketika ibu-ibu beda usia hanya menyengir mendengar ajakan Bu Bagas.

"Memangnya kalian membicarakan apa?" tanya Bu Bagas penasaran.

"Itu loh menantunya Bu Lastri, sudah lama tidak nampak. Biasanya mondar-mandir di jalan ini dari mulai pagi kadang sampai malam," jawab Bu Lilis.

"Bukannya dia pulang kampung?" kata Bu Bagas.

"Hah, pulang kampung?" Windi tak yakin.

"Iya, loh, kemarin itu aku lihat dia naik mobil sambil bawa tas besar," kata Bu Bagas lagi.

"Kapan lihatnya, Bu?" tanya Windi.

"Satu minggu yang lalu kalau enggak salah," jawab Bu Bagas.

"Bu Bagas yakin kalau Sekar pulang kampung, dia pernah bilang kepadaku tak diizinkan pulang kampung," ucap Windi mengingat Sekar pernah bercerita.

"Aku 'sih tidak bertanya dia mau kemana, tapi biasanya kalau bawa tas besar pasti mau bepergian," ujar Bu Bagas coba menebak.

"Bu Bagas apa sudah berjumpa dengan Bu Lastri?" tanya Bu Doni.

"Sejak dia pergi menemui anaknya si Lala, aku belum pernah bertemu dengannya lagi. Apalagi beberapa hari ini aku sibuk mengurus mertua yang sakit," jawab Bu Bagas lagi.

"Apa mungkin dia kabur?" tebak Bu Lilis asal.

Windi, Bu Doni dan Bu Bagas diam lalu saling pandang.

"Mungkin saja dia kabur, apalagi waktu itu suami dan mertuanya lagi di luar kota," Bu Lilis lagi-lagi menerka.

Lastri yang telah membeli obat melihat sekumpulan ibu-ibu sedang bergosip memperlambat langkah kakinya. Dalam batinnya berkata, "Pasti mereka sedang menceritakan si Sekar!"

Rupanya kemunculan Lastri terlihat oleh Bu Bagas, wanita itu menyuruh ketiga teman lawan bicaranya mengalihkan pembicaraan dengan menggunakan kode mata.

"Iya, ini Bu Bagas, suamiku 'kan dapat pekerjaan ke luar kota tapi dia menolaknya karena ribet anak-anaknya harus pindah sekolah," kata Windi dengan cepat dan sebenarnya memang kenyataan suaminya akan dipindahtugaskan.

"Biasanya kalau dipindahkan naik jabatan!" sahut Bu Lilis sambil melirik.

"Eh, Bu Lastri. Mari sini, kita ngobrol-ngobrol. Sudah lama kita tak bercerita!" ajak Bu Bagas.

"Hmm...lain waktu saja, lagi sakit!" kata Lastri menolak.

"Ya sudahlah, semoga cepat sembuh, ya!" ucap Bu Bagas.

Lastri hanya tersenyum tipis, ia melangkah dengan cepat meninggalkan kerumunan ibu-ibu yang asyik berghibah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!