NovelToon NovelToon
Aku Pergi...

Aku Pergi...

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Call Me Nunna_Re

Luna Maharani.

Nama yang sudah lama tidak ia dengar. Nama yang dulu sempat jadi alasan pertengkaran pertama mereka sebelum menikah. Mantan kekasih Bayu semasa kuliah — perempuan yang dulu katanya sudah “benar-benar dilupakan”.

Tangan Annisa gemetar. Ia tidak berniat membaca, tapi matanya terlalu cepat menangkap potongan pesan itu sebelum layar padam.

“Terima kasih udah sempat mampir kemarin. Rasanya seperti dulu lagi.”



Waktu berhenti. Suara jam dinding terasa begitu keras di telinganya.
“Mampir…?” gumamnya. Ia menatap pintu yang baru saja ditutup Bayu beberapa menit lalu. Napasnya menjadi pendek.

Ia ingin marah. Tapi lebih dari itu, ia merasa hampa. Seolah seluruh tenaganya tersedot habis hanya karena satu nama.

Luna.

Ia tahu nama itu tidak akan pernah benar-benar hilang dari hidup Bayu, tapi ia tidak menyangka akan kembali secepat ini.
Dan yang paling menyakitkan—Bayu tidak pernah bercerita.

Akankah Anisa sanggup bertahan dengan suami yang belum usai dengan masa lalu nya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Nunna_Re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

"OMYGAT!! TAS BRANDER GUE!!!" pekik Luna karena tas nya sudah terkena jus stroberi dan sambal.

"Maaf kak, saya gak sengaja." ucap Nisa yang sudah cemas, sedangkan Wulan malah tersenyum miring dan mengambil kesempatan ini untuk menjatuhkan Nisa.

"Ya ampun Nisa, apa yang kamu lakukan?, ini tas mahal, makannya kalau kerja jangan ngelamun." celetuk Wulan.

Luna pun bangkit dengan tatapan nyalang...

"Pokok nya gue gak mau tau, lo harus GANTI TS GUEE!!!." ucap Luna dengan suara menggelegar berhasil menarik attensi semua pengunjung.

"S-Saya akan ganti kak."

"Emang kamu mampu?, kamu gak tau kalau tas itu harga nya ratusan juta?." celetuk Wulan membuat mata Nisa terbelalak.

"A-Apa?."

"Benar!!! Ganti tas gue, harga nya 600 juta."

"E-Enam ratus juta?." pekik Nisa tak percaya, kenapa orang orang bisa menghabiskan uang sebanyak itu hanya untuk sebuah tas.

Bima yang awalnya masih tenang, langsung murka. Ia berdiri, menatap Anisa dengan tatapan dingin.

“Kalau lo kerja, kerja yang benar! Sekarang ganti tas pacar gue! Ceroboh banget sih lo.” ucapnya lantang hingga pengunjung lain memperhatikan mereka.

Anisa menunduk, tubuhnya bergetar hebat, ia meremas ujung rok nya. Dalam hati ia hanya bisa berkata, “Enam ratus juta? Uang enam ratus ribu aja aku nggak punya…”

"Eh, malah bengong lu nggak dengar apa kata mereka lo harus ganti."sentak Wulan yang ikut-ikutan memprovokasi.

Situasi makin panas, manajer kafe pun tidak berani campur tangan. Hingga suara tumit sepatu terdengar mendekat, langkah seorang wanita elegan yang baru saja masuk ke kafe berhasil menarik perhatian semua orang.

Wanita itu adalah Ratna Pratama, mama dari Bima. Dengan aura berwibawa dan anggun, ia menghampiri meja anaknya. Ratna tadinya berniat untuk menemui temannya di cafe tersebut namun ia tidak menyangka jika ia akan melihat Bima dan kekasihnya Tengah ribut dengan seorang pelayan cafe yang sangat ia kenal yaitu Anisa.

“Ada apa ini sampai heboh begini, Bim?” tanyanya tenang, tapi penuh wibawa.

Bima menghela napas kesal. “Pelayan ini, Ma. Dia nyiram tas Luna. Lihat tuh, rusak semua! Itu tas limited edition.”

Namun alih-alih membela anaknya, Ratna malah menatap Anisa lama, seolah tertarik pada sesuatu dari gadis sederhana itu.

"Maaf tante, aku gak sengaja." ucap Anisa ketika menyadari siapa wanita yang ada di hadapannya.

“Berapa katanya harga tas itu, Nak?” tanya Ratna pada Anisa tapi..

Luna lah yang dengan cepat menjawab, “Enam ratus juta, Tante. Itu tas luar negeri, modelnya cuma dua di Indonesia!”

Ratna tersenyum tipis, lalu menatap Bima dan Luna bergantian. “Menarik. Tapi, saya punya ide lebih adil.”

Ratna melipat tangannya di depan dada. “Kalau begitu begini saja. Keluarga kami punya pengacara terbaik. Anisa… kamu mau dipenjara karena lalai, atau kamu mau menebus kesalahan kamu dengan menikah dengan anak saya?, dan kamu gak perlu ganti rugi”

Deg

"M-menikah?." lirih Nisa gugup.

Semua orang terdiam.

Anisa membeku. Ia menatap Ratna tak percaya, lalu ke arah Bima yang tampak syok.

“Apa maksud Tante?”

“Kalau kamu menikah dengan Bima, saya anggap utang kamu lunas. Tapi kalau tidak…saya pastikan kamu bisa dipenjara sepuluh tahun.”

Bima spontan protes, “Mama! Ini nggak masuk akal!”

Namun Ratna hanya menjawab dingin, “Yang tidak masuk akal disini adalah kamu tidak belajar memilih perempuan yang benar.” ucap Ratna sembari menatap Luna dengan sudut matanya.

Luna langsung bangkit, wajahnya merah padam. “Tante nggak bisa seenaknya begini! Saya pacarnya Bima!, bagaimana mungkin tante menikahkan Bima dengan pelayan kafe ini sementara ia harus ganti rugi sama aku.”

Ratna menatapnya sinis. “Pacar bisa putus, tapi menantu pilihan saya tidak bisa diganti. lagian bukan batas itu dibeli dengan uang keluarga saya, jadi suka-suka saya dong mau cari jalan keluarnya bagaimana.” ucap Ratna menohok.

Anisa menelan ludah. Di antara rasa takut dan malu, ia akhirnya berkata pelan, “Saya… setuju, Tante.”

Bima menoleh dengan cepat.

“Apa lo gila?! Gue nggak pernah bilang kalau gue mau nikah sama lo.”

Namun Ratna tersenyum puas. “Kalau begitu, urusan selesai. Bima, kalau kamu tidak setuju, maka semua aset keluarga Pratama akan Mama alihkan ke panti sosial. Terserah kamu mau pilih cinta atau hidup di jalananan. lagian apa kamu yakin jika gadis yang sangat kamu agung-agungkan ini akan menerima kamu kalau kamu sudah tidak punya apa-apa?.”

Luna berteriak marah, berusaha menarik tangan Bima. “Bim, jangan nurut sama omongan mama kamu! Kita laporin aja pelayan itu ke polisi!”

Namun Bima terdiam. Ia tahu ibunya tidak pernah main-main dengan ucapan nya. Bahkan sang Papa Amar yang terkenal tegas dan dingin saja tidak bisa berkutik di depan Ratna.

Setelah Luna pergi dengan perasaan kecewa dan marah, Bima menatap ibunya dengan tatapan kecewa.

 “Kenapa harus dia, Ma? Kita bahkan nggak kenal siapa dia.”

Ratna menjawab dengan suara rendah tapi tajam, “Justru karena mama tahu dia gadis yang menderita tapi tetap sopan. Dan mama ingin menantu mama bukan perempuan yang cuma peduli pada tas dan uang seperti pacar kamu itu, mana sopan santunnya pergi begitu saja tanpa pamit terlebih dahulu pada mama. masih pacaran saja pacar kamu tidak bisa menghargai Mama sebagai Mama kamu bagaimana nanti kalau kalian sudah menikah?”

Bima hanya bisa mengepalkan tangan, sementara Anisa berdiri canggung, tak tahu apakah ini awal dari keberuntungan atau kehancuran hidupnya.

"Sayang mulai sekarang kamu nggak usah kerja di sini lagi ya, karena kan sebentar lagi kamu akan menjadi menantu tante."

"Tapi Tante apa tante nggak salah?."

"Tapi nggak pernah salah dalam menilai sesuatu dan sadari awal tante ketemu sama kamu Tante udah suka sama kamu."

"Tapi saya hanya anak panti asuhan tante Saya tidak tahu asal usul saya apakah saya dari keluarga baik-baik atau tidak."

"Tante nggak peduli akan semua itu yang jelas bagi tante Anya lah kepribadian kamu."

"Saya nggak tahu harus mengucapkan terima kasih atau apa sama tante yang jelas saya akan coba bicarakan dulu dengan Ibu saya."

"Baiklah tante akan terima kabar dari kamu dan ini kartu nama tante kamu harus menyimpannya baik-baik."

"Baik tante sekali lagi terima kasih karena udah bantuin saya saya nggak tahu tadinya harus mau ganti pakai apa."

...****************...

Malam itu, di kamar nya yang sederhana, Anisa menangis sendirian.

“Aku nggak mau masuk penjara, bagaimana dengan masa depan aku, bagaimana dengan cita-cita aku, lagian kan kalau menikah bisa cerai kapan saja. Aku juga yakin kalau laki-laki tadi pasti nggak akan mau nikah lama-lama sama aku karena dia udah punya pacar… tapi apa aku sanggup hidup dengan laki-laki yang bahkan tidak aku kenal?”

"Ya Tuhan bagaimana caranya aku ngasih tahu ke ibu?."

Sementara di sisi lain, Bima menatap cincin di tangannya dengan kesal.

“Baik, Ma. Kalau ini yang Mama mau, aku akan nikahi dia. Tapi jangan salahkan aku kalau nanti aku akan buat dia menyesal karena sudah masuk kedalam hidup aku. Karena sampai kapanpun aku nggak akan pernah ninggalin Luna.”

1
Ma Em
Anisa kalau Luna berbuat macam macam pada Anisa lawan saja jgn mau dihina atau diinjak injak harga diri Anisa , Anisa bkn babu tapi istri sah daripada Luna cuma selingkuhan , Anisa berhak usir Luna dari apartemen yg Anisa tinggali dan kalau Bima marah lawan jgn diam saja .
Ma Em
Cepatlah enam bulan berlalu agar Anisa bisa secepatnya meninggalkan Bima , semoga Anisa berjodoh dgn Jovan .
Ma Em
Anisa semangat dan sabar semoga enam bulan cepat berlalu lalu tinggalkan Bima seumpama Bima berubah jadi jatuh cinta sama Anisa jgn mau terima biarkan Bima dgn Luna , semoga Anisa bisa berjodoh dgn Jovan dan berbahagia .
Ma Em
Thor banyak typo harusnya disita negara bkn disiksa negara 🙏🙏
Call Me Nunna_Re: nanti di revisi ya kak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!