Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
********
Setibanya di rumah sakit, kakeknya langsung di tangani dokter, yaitu Iyan.
Sementara Edo dan Suina dengan setia mendampingi sang kakek di setiap tahap pemeriksaanya.
" Tulang panggul kakek terlihat normal, hanya ototnya mungkin yang ketarik makanya kakek kesulitan untuk bergerak. " ucap Iyan yang menjelaskan semua hasil pemeriksaan itu.
" Saya akan meresepkan obat untuk kakek minum, dan juga kakek harus menjalani beberapa terapi fisik setelah ini, agar bisa sembuh lebih baik. " lanjut Iyan.
" Tapi dok, apa bisa saya melewatkan terapi fisik itu? " tanya sang kakek.
" Loh! kenapa kek? " tanya Suina kaget.
" Kakek tenang saja, tidak ada yang menankutkan kok di terapi fisik. kakek akan di dampingi beberapa tenaga ahli profesional. " ucap Iyan menenangkanya.
" Iya kek, nggak apa apa kok. kakek nggak usah takut. " ucap Suina meyakinkannya.
" Kakek harus tetap melakukanya, karena itu penting untuk kesehatan tulang belakang kakek. " imbuh Edo.
" Tapi dok! itu hanya buang buang uang saja, kakek bisa melakukan terapi sendiri di rumah. " jawab sang kakek.
" Kakek nggak usah khawatir tentang itu, Suina akan membayar semuanya kok. sekarang kakek hanya tinggal menjalani semua pengobatanya saja. " ucap Suina.
" Saya yang akan menanggung semua biaya pengobatan kakek selama di rumah sakit ini. " imbuh Edo yang langsung memegang pundak Suina.
Mendengar hal itu, Suina pun langsung kaget.
" Dok! " ucap Suina pelan.
" Nggak apa apa. " jawab Edo pelan.
Sementara Iyan tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu.
" Baiklah kalau begitu, kakek akan melakukannya. " jawab sang kakek yang akhirnya mengalah.
Suina dan Edo langsung tersenyum senang mendengarnya.
" Tolong jaga kakek Dr. Iyan. " pinta Edo pada temanya itu.
" Baik, Dr.Edo tidak usah cemas. saya akan mengurus semuanya dengan baik. " jawab Iyan.
" Mari silahkan. " ucap salah satu suster yang akan mengantarkan sang kakek menuju ruang terapi.
" Ayo kek. " ucap Suina sambil membantu kakeknya itu berdiri.
Mereka pun keluar mengikuti sang suster menuju ruang terapi.
" Kita sudah berteman cukup lama, aku baru tau kalau kamu masih punya kakek. " goda Iyan.
" Kau jaga dia baik baik. " jawab Edo tersenyum kemudian berlalu keluar menyusul Suina.
Iyan langsung tertawa mendengarnya.
Setelah kepergian Edo, Iyan langsung mengambil ponselnya kemudian menghubungi sus Mia. ia memberitahu jika istri sahabatnya itu ada di rumah sakit mereka.
Tidak butuh waktu lama, berita itu sudah menyebar di kalangan rekan rekan kerja Edo, namun bukan tentang statusnya yang sudah menikah, melainkan Edo sedang menjalin hubungan spesial bersama seorang gadis.
Dengan cepat mereka berkumpul di kantin rumah sakit, tempat dimana Suina dan Edo tengah bersama.
Keduanya duduk di salah satu meja, sambil menikmati makan siang mereka.
" Bukan seharunya kita temenin kakek? " tanya Suina bingung.
" Ada perawat yang menjaga kakek, lagipula kita tidak di izinkan untuk masuk kedalam. " jawab Edo.
" Tapi... " ucap Suina yang masih merasa cemas.
" Tolong tetap di sini temanin saya. " ucap Edo memohon.
" Sejak pulang dari bali, kamu tidak punya waktu buat saya. " lanjut Edo.
Suina pun langsung tersenyum mendengarnya.
" Memangnya dokter nggak sibuk hari ini? " tanya Suina penasaran.
" Jadwal saya tidak begitu padat hari ini. " jawab Edo.
" Oohh.. " ucap Suina mengangguk faham.
" Oh ya, hari ini kegiatanmu apa? " tanya Edo di sela sela makan mereka.
" Mm.. setelah nganterin kakek pulang aku harus belanja beberapa keperluan untuk kakek, terus mampir kerumah untuk ambil beberapa baju. " jawab Suina.
" Mau saya temani? " tawar Edo.
" Memangnya nggak apa apa? " tanya Suina kaget.
" Nggak apa apa, kebetulan saya tidak begitu sibuk jadi bisa pulang cepat hari ini. " jawab Edo.
" Wah.. terima kasih, dokter baik banget. " ucap Suina tersenyum manis sambil memperlihatkan giginya yang rapi.
" Sama sama. " jawab Edo yang langsung mengelus kepalanya.
Namun hal itu membuat rekan rekan kerjanya yang ada di situ kaget seketika.
" Aaa!! " ucap sus Mia kaget melihat tindakan Edo yang begitu manis.
" OMG! dok! ternyata dokter bisa semanis itu. " ucap sus Mia tidak percaya.
Sementara para dokter dan perawat lain ikut tersenyum kaget melihatnya.
Sus Mia dan Iyan langsung pindah ikut bergabung di meja Edo dan Suina.
Suina langsung merasa malu, begitu menyadari jika di kantin itu banyak sekali rekan rekan kerja Edo.
Bahkan mereka semuanya tengah melihat kearah mejanya, memperhatikan keduanya sedari tadi.
" Nggak di kenalin kekita Do! " goda Iyan.
Edo pun langsung melihat Suina sambil tersenyum.
" Ee.. kenalkan nama saya Suina. " ucap Suina yang langsung berdiri memperkenalkan dirinya.
" Ee.. nggak usah berdiri mbak, duduk aja nggak apa apa kok. " ucap Sus Mia kaget.
Suina langsung tersenyum canggung mendengarnya.
" Kenalkan saya Sus Mia, ini Dr.Iyan. kita merupakan rekan kerja Dr.Edo sekaligus sahabatnya. " ucap sus Mia memperkenalkan dirinya dan juga Iyan.
Suina hanya mengangguk sedikit karena masih merasa canggung dengan kedua sahabatnya Edo itu.
" Ooh.. jadi ini orang yang berhasil membuatmu galau. " goda Iyan.
" Em! " jawab Edo mengangguk sambil melihat Suina.
" OMG!! ternyata Dr.Edo bisa bersikap manis juga. " ucap Sus Mia yang merasa sangat gemas dengan pasutri baru itu.
Suina semakin malu terus di bicarakan kedua sahabat Edo, sampai sampai membuat pipi gadis itu terlihat sedikit memerah.
Sore menjelang, mereka tiba di kediaman sang kakek.
Edo tengah membantu sang nenek menyajikan makanan di meja makan.
Sementara Suina pergi kekamar kakeknya untuk menyiapkan beberapa keperluanya yang sudah ia siapkan sebelumnya.
" Waah.. neneknya nggak nyangka, ternyata kamu pintar banget masak. " puji sang nenek.
Karena hampir semua makanan yang tersaji di meja makan itu, adalah buatan Edo.
Setelah semuanya siap, mereka pun langsung duduk menikmatinya.
" Kamu jangan makan dagingnya aja, sayurnya juga di makan. " ucap Edo sambil meletakan beberapa potong sayur di piring Suina.
" Kali ini aja, ya.. " ucap Suina memohon, karena tidak menyukai sayuran yang Edo berikan padanya.
" Nggak, janji tetaplah janji. sayur itu baik untuk kesehatanmu. " jawab Edo yang tidak akan goyah dengan pendiriannya.
Sang kakek terus saja memperhatikan keduanya, karena merasa Suina seperti anak kecil.
" Udah! udah! udah! kakek nggak tahan lagi. " ucap kakeknya kesal.
" Iih! bapak bikin kaget aja. " ucap sang istri heran.
" Dok! dengarkan kakek baik baik, sebaiknya kamu cari perempuan lain saja. " ucapnya pada Edo.
" Iihh.. kakek! " ucap Suina kaget.
" Sstt.. diam! " ucapnya yang langsung melarang Suina bicara.
" Lihat! Dr.Edo pria yang hebat, sedangkan dirimu! gimana kamu bisa mengurusnya jika kalian menikah nanti. sifatmu masih seperti anak kecil, tidak ada dewasa dewasanya sama sekali. " jelasnya pada Suina.
Sementara Edo hanya tersenyum mendengarnya.
" Kakek merasa malu di depan Dr.Edo punya cucu yang sifatnya masih seperti anak anak. " lanjutnya lagi.
Ucapan kakeknya itu langsung membuat Suina kaget.
" Kakek! " ucap Suina tidak percaya.
" Jadi kakek, sudah menerima Suina sebagai cucu kakek? " tanya Suina sangat senang.
" Mana ada. " jawab kakeknya yang langsung mengelak.
" Tadi kakek yang bilang sendiri. " ucap Suina.
" Kamu salah dengar. " jawabnya tidak perduli.
Suina pun langsung tersenyum haru mendengar ucapan kakeknya itu, ia benar benar merasa sangat senang. karena akhirnya di anggap sebagai cucu setelah sekian lama mencoba mendekati sang kakek.
" Terima kasih kek, Suina benar benar sangat senang. " ucap Suina yang terlihat berkaca kaca.
Namun kakeknya tetap tidak perduli, seolah olah menganggap ucapanya tadi adalah omong kosong, walaupun di dalam hatinya sudah lama menganggap Suina sebagai cucu.
" Dok! pertimbangkan lagi saran kakek, kamu masih bisa berubah fikiran. " ucap kakeknya pada Edo.
" Edo tidak akan berubah fikiran kek, kakek nggak usah khawatir. " jawab Edo tersenyum melihat Suina.
" Tentu saja kakek khawatir, sifatnya masih seperti anak anak. " ucap sang kakek.
" Nggak apa apa kok, Edo bisa mengurusnya. " jawab Edo yang tidak mempermasalahkan hal itu.
" Dia bahkan tidak bisa memasak, gimana bisa mengurus dokter. " ucap kakeknya lagi.
" Edo suka melakukan pekerjaan rumah kok kek, jadi menurut Edo hal itu tidak masalah. " jawab Edo.
" Karirnya juga masih belum stabil. " lanjut kakeknya lagi.
" Pekerjaan Edo cukup stabil, Edo bisa menghidupinya kok kek. " jawab Edo yang tetap kekeh.
Kakeknya benar benar tidak menyangka dengan jalan fikiran Edo.
" Dok! sepertinya yang sakit di sini bukan kakek, tapi dokter. " ucapnya pada Edo.
" Sepertinya dokter butuh penanganan secepatnya. " lanjutnya lagi.
Mereka langsung tertawa mendengarnya.
" Edo sehat kok kek, kakek tenang aja. " jawab Edo.
Meja makan itu benar benar terlihat sangat hangat, setelah Suina hadir di tengah tengah mereka.
Gadis itu berhasil membawa kehangatan di antara kakek dan neneknya.
###NEXT###
Salam Hangat Dari Penuliss....