Lindi si anak kaya raya, yang mempunyai segalah nya,
harus menuruti perintah ayah nya, yang ingin ia menjadi mandiri,
akan kah Lindi menuruti perintah dari sang ayah?
(plis yang mau baca, baca sampe habis yah)
#sorry klo kebanyakan typo
#soalny pemula
silakan baca cerita Lindi si tompel........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pocynelv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 penyamaran di mulai
Keesokkan harinya, Lindi bangun lebih awal.
Dia pun pergi ke kamar mandi, untuk membasuh muka nya, kemudian ia pun memulai ritual mandinya.
Setelah selesai, Lindi keluar dari kamar mandi kemudian berjalan ke arah lemari pakaian nya, di buka nya lemari pakaian tersebut, dan mengambil sebuah kaos berwarna ke abu abuan berpadu kan dengan rok longgar berwarna hitam miliknya, untuk memulai penyamaran.
Dia pun kemudian mulai menyisir rambutnya dan mengepang nya dengan rapi, ia sedikit memakai blush on di pipi dengan banyak, dan dia kembali memakai bedak dengan tebal agar terlihat seperti badut, setelah itu dia mengambil tompel palsu, ia kemudian memasang nya dengan rapi agar, saat ia tengah mencari pekerjaan, di luar yang sangat panas itu, tompel nya tak melorot saat dirinya berkeringat nanti, dan dia pun mengambil tas selempang yang sudah agak pudar, pemberian dari mbak Eka, pembantu di rumahnya.
Lindi kemudian turun dengan senyuman di wajah nya.
menandakan bahwa diri nya tengah bahagia.
Perlahan ia menuruni anak tangga satu persatu.
Suara sepatu nya menggema di lantai tersebut.
Sang mama yang berada tepat di ruang tamu itu, pun kemudian menoleh untuk melihat anak nya,"astagfirullah Lindi" batin nya.
Lindi pun berjalan menghampiri mamanya itu.
"hai mah" ucap Lindi.
"what, kamu siapa, kenapa ada di rumah saya" jawab bu Riana dengan memasang raut wajah waspada kepadanya, dan sedikit mencandainya.
"mamaa.., ini Lindi loh"ucap Lindi sambil memanyunkan kan bibir nya, yang membuat ia semakin jelek di lihat.
"haha..." ketawa bu Riana.
"muka mu itu loh nak, jangan di manyunin, muka mu malah akan semakin jelek kalau di manyunin gitu, lagian kenapa dandanan mu berlebihan sekali nak" ucap bu riana kembali kemudian mulai bertanya dengan serius.
"aduh mah, jangan bilang berlebihan, ini loh dandanan Lindi sempurna banget untuk memulai penyamaran, ha ha ha" ucap Lindi kemudian tertawa terbahak-bahak.
"astagfirullah nak, kamu itu loh udah mirip banget sama badut yang ke sasar di jalan" ucap bu Riana sedikit menyamai nya dengan badut.
"maaam...." ucap Lindi dengan memanyunkan kembali bibirnya.
"oke-oke, maaf sayang, terus kamu udah mau berangkat" ucap bu Riana kembali serius, kemudian bertanya di ujung kalimat nya.
"yes mam, Lindi udah mau berangkat" ucap Lindi yang tadi nya lesu sekarang kembali bersemangat.
"terus apa saja yang kamu bawah itu, dan di mana kamu mendapat kan nya" tanya bu riana sambil menunjuk ke arah tas selempang yang di pakai anaknya itu.
"owh ini mam, di dalam Lindi membawa headphone Lindi dan uang 100 ribu mam, terus tas ini tuh pemberian dari mbak Eka mam, dan tak lupa ijazah SMA Lindi juga berada di dalam nya" jawab Lindi, kemudian menjelaskan nya dengan antusias, sambil sesekali tersenyum.
"kamu ngak bawa kartu debit kamu nak" tanya Bu Riana khawatir, akan uang yang di bawa anak nya itu, sangat tidak mungkin kan, kalau anak nya itu hanya membawa selembar uang 100 ribuan.
"tak, apa mam, Lindi akan berusaha, lagian kenapa harus membawa kartu debit mom, Lindi kan lagi masa penyamaran, ntar kalau di tau bisa berabe" jawab Lindi menjelaskan.
"yah sudah nak, kalau kamu kenapa-kenapa telpon mama yah nak" ucap bu Riana menghawatirkan nya.
"mama tenang aja, Lindi tidak akan kenapa-kenapa kok, ehh trus papa kemana mam" ucap Lindi tenang sambil bertanya.
"udah berangkat, Lin" ucap bu Riana.
"kalo gitu Lindi juga berangkat dulu, yah mam, byee" ucap Lindi kemudian mulai berjalan keluar.
"hati-hati di jalan nak" ucap bu Riana sedikit khawatir akan anak nya itu.
"yes, mam" ucap Lindi, kemudian kembali berbalik menuju ke arah garasi mobil.
Tapi dia tak akan menggunakan mobil, karena hari ini lagi mau mencari pekerjaan dengan penyamaran alhasil Lindi memilih sepeda mbak Eka, yang sudah mengijinkan nya semalam, untuk memakai nya.
~flashback on~
Sebelum tidur Lindi keluar kamar dan berjalan menuju ke arah dapur.
Dan berbelok ke tempat pembantunya yah itu mbak Eka, Lindi kemudian mengetuk pintu mbak Eka dengan perlahan agar tak membangun kan orang rumah.
Mbak Eka yang berada dalam kamar pun, perlahan terbangun dari tidurnya nya,"siapa yang mengetuk pintu, di malam malam seperti ini" ucap mbak Eka dalam hati sambil waspada.
Mbak Eka pun kemudian berjalan ke arah pintu.
Pintu pun terbuka dengan, memunculkan sebagian wajah mbak Eka di balik nya.
"astagfirullah non, tak kira siapa yang mengetuk pintu mbak malam malam begini, tak tahu nya non ternyata" ucap mbak Eka sedikit terkaget akan kedatangan nona nya itu.
"hehehe.., maaf mbak" ucap Lindi di sertai kekehan.
"hmm, mbak Lindi bisa ngobrol sebentar ngak dengan mbak Eka" ucap Lindi kembali, kali ini dengan perkataan serius.
"loh, mau ngomong apa toh non, yah sudah mari masuk dulu ke kamar mbak, biar kita ngobrol di dalam aja, takut ke ganggu dengan orang-orang rumah, mari masuk non" ucap mbak Eka kemudian mempersilahkan masuk nonanya itu ke dalam kamar nya.
Setelah Lindi dan mbak Eka duduk, di kursi yang berada di dalam kamar itu, kemudian mereka pun melanjut kan pembicaraan yang sempat tertunda tadi.
"ada apa toh non, datang ke kamar mbak malam malam begini" tanya mbak Eka kembali memulai percakapan.
"anu, mbak, Lindi bisa ngak pinjam tas mbak Eka" jawab Lindi dengan wajah penuh harap.
"loh untuk apa non, non kan sudah memiliki banyak tas bermerek, masa mau minjam tas mbak" tanya mbak Eka kebingungan.
"itu mbak, Lindi besok mau nyamar jadi perempuan bisa, perempuan biasa dari desa gitu mbak, untuk penyamaran Lindi perlu tas mbak Eka, tas apa pun itu ngak papa mbak nanti Lindi ganti dengan salah satu tas Lindi, gimana mbak, mbak mau kan" tanya Lindi sembari menjelaskan, dan kemudian bertanya kembali.
"ohh gitu toh, yo wes ngak papa, tapi saya cuman punya tas selempang kayak gini non, warnanya pun sudah mulai memudar" ucap mbak Eka sambil menyerah kan tas tersebut ke tangan nonanya, dengan raut perasaan bersalah.
"ngak papa mbak, justru dengan memakai tas ini kan Lindi udah sama persis dengan perempuan biasa mbak" ucap Lindi tersenyum sembari mengambil tas pemberian mbak Eka.
Dan Lindi pun kemudian mengeluarkan kan tas berwana hijau muda tersebut dari balik punggungnya kemudian menyerah kan tas tersebut ke arah mbak Eka sebagai ganti tas yang di mintai nya tadi.
"ini mbak, sebagi ganti tas mbak" ucap Lindi menyerah kan tas tersebut ke tangan mbak Eka.
"jangan non, ngak usah, mbak ikhlas memberinya kepada non, ngak usah non" ucap mbak Eka sembari menyerah kan tas tersebut kepada Lindi.
Lindi yang tak mau barang pemberiannya, di kasih kembali pun menolak untuk mengambilnya.
"ngak mbak, mbak ambil aja, terus Lindi juga mau pinjam sepeda mbak, mbak mau kan" ucap Lindi kembali
Mbak Eka pun, yang di berikan tas oleh Lindi itu pun berterimakasih kepada nona nya tersebut.
"makasih banyak non, makasih" ucap mbak Eka penuh haru.
"Iyah mbak sama-sama, jadi gimana mbak, mbak mau kan" tanya Lindi kembali.
"iya non, non pake aja sepeda mbak, dan ambil aja sepeda mbak, mbak ikhlas kasih ke non" ucap mbak Eka.
"makasih mbak" ucap Lindi kemudian memeluk mbak Eka.
"sama-sama non, justru saya yang terimakasih kepada non udah mau ngasih tas ini" ucap mbak Eka membalas pelukan nonanya dengan penuh haru.
"Iyah mbak sama-sama, kalo gitu Lindi ke kamar dulu yah mbak, maaf udah ganggu mbak istirahat" ucap Lindi dengan perasaan bersalah, sambil mengurai pelukan.
"Iyah non ngak papa" ucap mbak Eka.
"yah udah klo gitu Lindi balik ke kamar dulu mbak" ucap Lindi kemudian keluar dari kamar mbak Eka.
flashback off
Selamat membaca 🙏
Abaikan typo 🙏
Makasih yang udah mau baca😊🙏