Di jantung hutan misterius, terdapat sebuah kuil kuno yang tersembunyi dan dirahasiakan dari dunia luar. Konon katanya, Kuil tersebut menyimpan sebuah kekuatan dahsyat yang bisa menggemparkan dunia.
Sampai saat ini banyak yang mencari keberadaan kuil kuno tersebut, namun sedikit orang yang bisa menemukannya.
Akan tetapi, tak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup setelah memasuki kuil kuno itu.
Sebenarnya, kisah apa yang tersimpan di dalam kuil kuno tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lien Machan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8
Bab 8~Kitab kuno.
Tanduk monster Banteng beradu dengan tinju naga api Zhang Yuze.
BOOOOOOOOMMMMM
Ledakan besar terjadi setelah dua kekuatan tersebut beradu kuat hingga tanah pun bergetar hebat seperti terjadi gempa.
Zhang Yuze terpental beberapa meter ke belakang setelah mengadu kekuatan dengan monster martial banteng. Darah segar terlihat menetes di ujung bibir, wajah tampan serta tangannya pun dipenuhi luka. Zhang Yuze berjongkok sembari memegangi dadanya.
"Monster itu cukup kuat juga," desisnya sambil memperhatikan monster banteng yang tergeletak tak jauh dari posisinya. "Mengapa serangan-serangan dariku tak mempan terhadap monster itu? Apa dia sekuat itu?!"
Begitu pula dengan monster banteng yang memikirkan hal serupa, menganggap Zhang Yuze adalah musuh yang cukup tangguh untuk dilawan. Padahal, kekuatan Zhang Yuze berada satu tingkat di bawahnya.
Entah karena beruntung atau Zhang Yuze memang benar-benar kuat sehingga bisa melawan monster martial jiwa pembangun tingkat emas.
"Aku harus segera mengakhiri pertarungan ini agar bisa melewati pulau tanpa nama dan melanjutkan perjalanan," gumam Zhang Yuze masih berpikir keras.
Monster martial banteng itu mendengus lalu bangkit, namun tubuhnya ambruk kembali ke tanah. Empat kakinya seolah tak bisa menopang bobot tubuh yang besar itu, mendadak lemas seperti kehilangan seluruh tenaganya.
Zhang Yuze memicingkan mata memperhatikan gerak-gerik monster banteng dari kejauhan. Ia bisa menebak bahwa monster itu tak bisa berdiri saat ini.
Merasa ada kesempatan untuk melawan, Zhang Yuze menarik bangkit tubuhnya dari tanah lalu melesat ke arah monster banteng itu dengan mengayun kembali tinju naga api miliknya.
Zhang Yuze mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membinasakan monster yang sedari tadi sulit dikalahkannya.
Wuuuuussshhhh
"Matilah kau, monster. Hyaaaaaaaaa!"
Tak siap untuk melawan, monster martial banteng hanya pasrah ketika mendapat serangan dadakan dari manusia tersebut.
BOOOOOOOOMMMMM
GROOOOOAAAAAAARRRRRRR
Monster martial banteng itu meraung keras sebelum akhirnya hilang menjadi serpihan cahaya yang berpendar lalu meninggalkan sebuah buku bersampul kulit usang.
Keheranan dengan itu, Zhang Yuze lantas segera menghampiri dan memungut buku usang tersebut.
Penampilannya itu mirip kitab kuno peninggalan sebuah dinasti kerajaan.
Zhang Yuze membuka kitab kuno tersebut. Setelahnya, ia malah terkejut sampai tak bisa berlata-kata.
Di dalam kitab kuno itu tertulis beberapa jurus dan cara untuk meningkatkan kultivasi ke tahap yang lebih tinggi. Tehnik beladiri langka yang tercatat dalam kitab kuno tersebut bisa membawa perubahan besar baginya.
Tapi, Zhang Yuze tidak menyangka jika kitab berharga itu bisa muncul dari perwujudan monster martial banteng yang sudah dikalahkan olehnya.
Biasanya monster martial hanya meninggalkan batu roh yang dapat diserap ketika berkultivasi. Tapi kitab kuno?
"Ah, sudahlah, aku tak perlu memikirkan itu! Yang terpenting sekarang benda berharga ini menjadi milikku," cicitnya girang.
Walau badan terasa remuk redam, namun Zhang Yuze sangat puas akan apa yang didapatnya kali ini.
Jurus-jurus langka itu bisa membantunya ketika melawan musuh atau monster martial seperti tadi. Zhang Yuze yakin dirinya sanggup melakukan perjalan berbahaya ini tanpa rasa ragu sedikitpun.
Pemuda itu melangkah maju, semakin masuk ke dalam pulau tanpa nama yang katanya tak bisa dilewati semua orang bahkan kultivator tingkat tinggi sekalipun.
Entah dirinya memang diberkati dewa atau hanya keberuntungan semata, namun Zhang Yuze tetap yakin jika ia akan segera menemukan kuil naga yang ada di jantung hutan misterius.
Setelah masuk lebih dalam, Zhang Yuze mencari tempat beristirahat yang cocok untuk mempelajari jurus-jurus yang ada di dalam kitab kuno tadi.
Di bawah pohon rindang dalam hutan di pulau tersebut, akhirnya Zhang Yuze mendaratkan bokong untuk mengistirahatkan tubuh. Setelah mengawasi keadaan sekitar, barulah ia bisa bernapas lega.
Pakaiannya ia tanggalkan untuk memeriksa luka-luka akibat pertarungan sebelumnya.
Ternyata bukan hanya luka lebam saja, bahkan luka gores pun ia dapatkan dari pertempuran melawan dua monster martial tadi.
Matanya melirik sekitaran untuk mencari tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai obat. Setelah menemukan tanaman herbal, dengan segera ia memetik lalu menumbuknya sampai halus.
Karena hari sudah senja, Zhang Yuze harus lebih waspada akan sekitaran tempat tersebut.
Tidak menutup kemungkinan akan datangnya bahaya yang lebih besar dari sebelumnya. Jadi, ia tak boleh terlelap dalam tidurnya walaupun rasa lelah terus menyerang.
Setelah mencari makanan untuk mengisi perut, barulah Zhang Yuze membuat api unggun.
Selain untuk menghangatkan tubuh, api juga berguna untuk mengusir hewan-hewan buas yang datang menyerang. Namun, itu juga bisa menarik perhatian para binatang lainnya yang tak takut terhadap api.
Jadi, Zhang Yuze harus tetap waspada dalam situasi dan kondisinya saat ini.
Hari semakin larut, udara di dalam hutan terasa semakin dingin dan sunyi, hanya terdengar suara binatang malam yang sesekali berbunyi nyaring pertanda keberadaan mereka.
Zhang Yuze duduk bersila sambil membaca kitab kuno tadi, memahami isi tulisan dan mulai mempraktikkan jurus-jurus yang ada di dalamnya.
Energi Yin dan Yang di hutan tersebut tak tercemar energi lain sehingga membuat Zhang Yuze mudah dalam proses penyerapan.
Pemuda itu lantas berfokus diri demi bisa merasakan aliran Qi kuat ke dalam tubuhnya.
Setelah cukup lama bermeditasi, terjadi ledakan dalam tubuh pertanda bahwa ia telah menerobos ke tahap selanjutnya.
Puas akan pencapaian saat ini, Zhang Yuze pun mulai mempraktikkan jurus-jurus yang ada dalam kitab kuno tersebut.
"Haaaa ... Haaaa!" Sesekali ia melirik kitab kuno untuk memastikan gerakan yang benar.
Ketika fokus mempelajari, tiba-tiba terdengar sebuah suara dari belakangnya. Langkahnya yang seringan angin itu sampai tak bisa disadari Zhang Yuze.
"Sedang apa kau di tempat ini, anak muda?!"
Zhang Yuze tersentak refleks berbalik waspada. Tangannya mengepal di depan sebagai tanda perlindungan diri.
Rupanya itu adalah seorang pria paruh baya.
"Aku sedang beristirahat," sahut Zhang Yuze setelah memilih kata yang tepat. Ia tahu bahwa orang tersebut tak kan percaya setelah memergoki apa yang sedang dilakukannya.
Namun, pria paruh baya tersebut mengangguk paham lalu duduk di depan api unggun buatan Zhang Yuze sambil berkata, "Apa kau tidak takut sendirian di pulau ini?"
"Takut? Memangnya apa yang perlu aku takutkan?!" Ia balik bertanya.
Pria paruh baya itu menyeringai. "Bagus jika kau tak takut terhadap apapun karena perjuangan membutuhkan sebuah keberanian."
Dahi Zhang Yuze mengernyit bingung mendengar perkataan pria paruh baya tersebut. Sikap waspadanya itu hilang seketika setelah melihat senyum di bibir pria paruh baya tersebut.
"Zhang Yuze, tekad dan keberanianmu sangat kuat sehingga membuatku kagum. Jadi, pertahankan semuanya demi mencapai tujuanmu. Tapi kau harus ingat, tak semua yang tampak baik di matamu itu adalah baik, begitupun sebaliknya."
Zhang Yuze terkejut mendengar pria itu menyebut namanya. Bukankah mereka baru bertemu sekarang?
"Siapa Anda? Mengapa Anda tahu nama saya, Tuan?!" Pemuda itu sangat penasaran.
Pria paruh baya itu menyeringai sebelum menghilang menjadi sebuah cahaya.
"Jika kau ingin tahu siapa aku, maka kau harus bisa menemukanku terlebih dahulu!"
"Ta-tapi, Tuan__!"
...Bersambung .......