Cassia adalah seorang gadis periang & cantik, ia disayang oleh semua orang sampai-sampai tak ada rasa sedih & sepi yang pernah hinggap dihatinya..
Sampai suatu ketika matanya tidak dapat melihat, dosa apa yang Ia lakukan sampai mendapatkan cobaan terberat dihidupnya..
Akankah Ia dapat melihat lagi & dapatkah Ia menerima cobaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiaro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Keesokan paginya saat bangun aku melihat hpku dan ada beberapa pesan masuk.
Casen :
"Menyenangkan berbicara denganmu sebagai teman :)"
Papa :
"Halo anakku papa dan mama baik-baik saja disini, tidak usah khawatir"
Lalu setelah melihat pesan papaku akupun langsung menelepon..
Tuuttt.. tuttt.. Tuttt...
Seperti biasa tidak ada jawaban, kupikir sesibuk itukah papa mamaku, apakah ada masalah dalam bisnis mereka, tapi semoga mereka cepat kembali.
Lalu aku melihat pesan berikutnya
Claudia :
"Hi Cas sorry aku tidak menghubungimu beberapa hari ini, karena aku ada proyek dikampus, jadi mau tidak mau aku harus fokus mengerjakannya!"
Ooh.. Pantas saja Claudia susah dihubungi pikirku.
Tok tok tok
"Nona anda sudah bangun?" Tanya Nora di depan pintu kamarku.
"Sudah Nora!" jawabku sambil masih tetap berada di bawah selimut.
"Selamat pagi Nona". Sapa Nora dipagi hari setelah Ia masuk ke dalam kamarku.
"Pagi Nora". Jawabku yang masih sangat sibuk dengan layar hp.
"Semalam nyonya meneleponku!". Ucap Nora, dan langsung saja perhatianku teralihkan kepada Nora.
"Apa yang mamaku katakan kepadamu Nora?" Tanyaku penasaran.
"Nyonya hanya bertanya tentang kaki anda nona apakah baik-baik saja dan memintaku selalu menjaga mu dan tentu saja Nyonya mengatakan bahwa anda tidak perlu mengkhawatirkan mereka, anda hanya perlu fokus kuliah saja dan bersenang-senanglah dengan teman mu". Jawab Nora sambil tersenyum kepadaku.
"Terima kasih Nora". Ucapku
Nora hanya tersenyum dan membuka jendela di kamar ku, cahaya matahari langsung saja tanpa permisi masuk dan membuatku silau, kamarku yang bercat merah muda tampak lebih cerah, setelah itu Nora mengikat kelambu agar kelambunya terbuka, ya aku tidur memakai kelambu karena aku ingin tidurku nyenyak tanpa diganggu satu nyamuk pun, lalu ia bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan menyiapkan air hangat di dalam bathtub, setelah Ia keluar dari kamar mandi Ia pun pamit pergi untuk menyiapkan sarapan.
Akhirnya aku keluar dari selimutku dan keluar ke balkon kamarku, seperti pagi-pagi lainnya aku selalu melakukan peregangan setelah bangun tidur dan meminum air putih yang selalu tersedia di kamarku, setelah itu aku menghirup udara pagi sedalam-dalamnya agar aku merasa semangat. Setelah itu aku masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.
Setelah mandi aku menuju wardrobe, aku memilih-milih pakaian yang aku mau pakai, akhirnya aku memakai mini dress polos berwarna biru cerah, setelah itu kupilih jam tangan dari kulit yang sederhana, lalu aku melihat-lihat perhiasan yang mau kupakai tapi..
"Kok tidak ada!", gumamku, akupun langsung memanggil Nora.
"Ada apa Nona?". Tanya Nora
"Nora cincin berlian yang papaku pernah berikan kepadaku saat ulang tahunku tahun lalu kenapa tidak ada?". Tanyaku bingung, karena seingat ku beberapa hari yang lalu aku masih melihatnya, karena bentuknya yang unik aku menaruhnya di tempat khusus dan sekarang cincin tersebut tidak ada ditempatnya semula.
"Nona apakah nona Claudia yang mengambilnya?". Jawab Nora tegas.
"Claudia?" beoku.
"Mengapa Claudia mengambil barang milikku?" Aku bertanya pada diriku sendiri dalam hati dan aku berfikir mana mungkin Claudia mencuri karena Claudia pun dari kalangan atas yang bisa membeli cincin berlian tanpa harus mencurinya.
"Ya Nona, karena aku melihat nona Claudia memakai cincin berlian anda dan berkata anda sudah mengijinkannya, waktu itu anda sedang mandi dan saya lupa menanyakannya kembali kepada anda". Jawab Nora.
"Ya ampun Claudia, memang salahku harusnya aku tidak membebaskannya mengambil barangku, baiklah Nora tidak apa-apa nanti aku akan bicara dengan Claudia soal ini, apakah sarapanku sudah siap? Karena setelah sarapan aku akan langsung pergi kuliah dan tolong minta Pak Idin untuk bersiap mengantarku, terima kasih Nora". Ucapku.
Tidak lupa aku memakai tetes mata untuk soflens yang aku pakai. Aku mencatok rambutku agar curly dan tidak lupa memakai hairpin mutiara agar semakin manis.
"Ok sudah cukup penampilanku hari ini". Aku bicara dalam hati.
Setelah itu aku memakan sarapan yang sudah disediakan, rasanya sepi sekali sarapan sendirian, kapan orang tuaku kembali pikirku.
Akhirnya aku tiba dikampus dan langsung menelepon Claudia untuk menanyakan cincin berlianku tapi tidak diangkatnya, apakah dia sedang sibuk dengan proyeknya pikirku, akupun langsung pergi ke arah kelas Claudia dan tanpa sengaja aku melihat Claudia sedang berc*uman dengan seorang pria karena pria itu membelakangi ku aku tidak tahu siapa dia.
wah sibuk proyek apa ini, kataku dalam hati tapi karena aku malu memergoki mereka yang sedang berc*uman aku langsung pergi dan tidak jadi berbicara dengan Claudia, aku hanya mengirimkan pesan kepadanya.
"Claudia aku mau bicara denganmu hari ini, kabari aku kita mau janjian dimana!". Itulah pesanku
Setelah itu aku berbalik pergi menuju kelasku.
Tanpa aku sadari ternyata Claudia melihatku, dan Ia berkata kepada pria yang sedang berc*uman dengannya.
"Hampir saja kita ketahuan". Ucap Claudia
"Tapi Ia tidak tahu kan? Karena kamu begitu cantik dan aku tidak tahan untuk tidak menciummu!". Jawab pria itu.
Dengan genitnya Claudia memeluk pria itu dan mereka berciuman kembali sambil tangan si pria yang bekerja mer*ba tubuh mulus Claudia.