NovelToon NovelToon
Istri Siri Om Majikan

Istri Siri Om Majikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tanpa gaun putih, tanpa restu keluarga, hanya akad sunyi di balik pintu tertutup.
Aku menjalani hari sebagai pelayan di siang hari… dan istri yang tersembunyi di malam hari.

Tak ada yang tahu, Bahkan istri sahnya yang anggun dan berkelas.

Tapi apa jadinya jika rahasia itu terbongkar?
Saat hati mulai berharap lebih, dan dunia mulai mempertanyakan tempatku…

Istri Siri Om Majikan adalah kisah tentang cinta yang lahir dari keterpaksaan, tumbuh di balik status yang tak diakui, dan perjuangan seorang perempuan untuk tetap bernapas dalam cinta yang ia tahu tak pernah boleh ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 8

Kepergian Syifa dan bibinya Bu Halimah dari rumahnya membuat Bu Darma, Sarah dan Salwa akhirnya bisa mengeluarkan uneg-uneg dan kemarahannya.

“Brengsek!! Anak tolol itu sudah mulai berani ngelunjak rupanya. Dulu mudah sekali disetir dan tidak berani melawan apapun yang kita katakan!” Kesalnya Bu Darma.

“Iya ibu, Mbak Syifa dulu selalu manut dengan apa yang ibu katakan. Sekalipun nggak pernah ngelawan tapi kali ini dia berlagak sok seperti istri dari Tuan Muda saja,” ketus Sarah.

“Apa sebaiknya kita berpura-pura saja mengalah dan berakting lemah di hadapannya Bu? Agar kita masih bisa hidup di sini dan menikmati gajinya tiap bulan?” Usulnya Salwa.

Bu Darma duduk di atas sofa, dia memikirkan apa yang seharusnya diperbuatnya dalam keadaan seperti ini.

“Ibu, aku nggak mau hidup miskin. Kita sudah hidup cukup enak selama ini. Nggak perlu repot-repot bekerja dan pusing-pusing dengan uang belanja dan perempuan dungu itu yang ikhlas kirimkan uang untuk ibu. Terus kalau kita pergi dari sini kita akan tinggal di mana?” Keluh Sarah lagi yang ikut duduk di samping ibunya.

“Ibu cepat berfikir dan bertindak! Saya nggak ingin menjadi gelandangan,” protesnya Salwa.

Gadis berusia 18 tahun itu, sudah membayangkan hidupnya melarat seperti sekitar tujuh tahun lalu sebelum ibunya menikah dengan Pak Badrul Munir yang hanya seorang tukang becak.

“Argh!! Kenapa hidup kita jadi seperti ini sih!? Apa jangan-jangan gara-gara ibu yang selingkuh dengan Om Tono sehingga Mbak Syifa mengusir kita. Apalagi tadi dia sempat ngomong kalau ada rahasia besar yang dia ketahui tentang Om Tono,” imbuh Salwa.

“Pokoknya saya nggak mau miskin, nggak mau pergi dari sini! Orang-orang sudah menganggap saya adalah orang kaya karena melihat rumah kita yang paling bagus di desa. Apa kata teman-teman sekolah saya kalau mereka sampai mengetahui kalau kita ini sebenarnya hanya numpang di sini,” rengeknya Sarah.

“Hemph! Bukannya beberes barang-barang kalian yang tidak seberapa itu, ehhh tapi ini malah mengadakan konferensi meja bundar!” Sarkasnya Naurah.

Ketiganya melototkan matanya saking marahnya melihat kedatangan adik sepupunya Syifa.

Salwa bangkit dari posisi duduknya,” aku yakin ini pasti gara-gara dan ulahmu yang melaporkan apa pun yang kami lakukan kepada Mbak Syifa, iya kan?” tuduhnya.

“Iya ini pasti karena ulah kamu kan yang terlalu cerewet dan banyak pusing dengan apa yang kami perbuat. Apalagi kamu pasti cemburu kan dengan semua kiriman uang yang selama ini Mbak Syifa berikan kepada kami!?” Geram Sarah.

Sarah mendorong tubuhnya Naura untungnya Naurah bukan cewek yang mudah ditindas dan memegangi tangannya Sarah.

Naurah tersenyum smirk mendengarnya dan sama sekali tidak terpengaruh oleh kemarahan dua orang itu.

“Kalau aku yang melaporkan tindakan kalian yang tidak baik itu kenapa!? Apa kalian mau marah,mau mukul atau apapun itu aku nggak akan takut dan akan menghadapi kalian!” Tantang Naurah yang tak gentar dengan kemarahan tiga orang itu.

Bu Darma hendak melayangkan tangannya ke arah wajahnya Naurah, tetapi Naurah sontak memegangi pergelangan tangannya Bu Darma dengan sekuat tenaga.

Naurah gadis yang bercita-cita sedari dulu sebagai bidan desa itu bukanlah lawan yang sepadan dengan mereka bertiga. Naurah gadis yang pernah belajar karate dan taekwondo itu menatap nyalang ke arah Bu Darma.

“Jangan pernah coba-coba untuk menyentuh tubuhku! Karena secuil pun aku nggak akan izinkan siapapun menyentuh wajahku yang cantik manjalita ini apalagi, aku ini habis perawatan karena Mbak Syifa mengirimkan uang untuk biaya hidupku!” Ujarnya Naurah.

Ia sengaja memamerkan apa yang diberikan oleh Syifa khusus untuknya agar mereka semakin dibuat pusing setengah hidup. Bu Darma semakin shock dan pusing melihat gelang dan kalung emas yang dipakai oleh Naurah.

Naurah menghempaskan tangannya Bu Darma dengan kekuatan yang dimilikinya hingga Bu Darma terdorong dan mengenai tubuhnya Salwa salah satu anak gadisnya.

“Ahhh sakit!” Teriak keduanya yang terjatuh ke atas lantai dengan posisi Bu Darma di atas tubuhnya Salwa.

Naurah tersenyum evil ke arah keduanya,” Aku kesini bukan untuk meladeni sikap kalian! Selama ini aku sudah cukup bersabar untuk menahan amarah karena kalian selalu memanfaatkan kebaikan sifatnya Mbak Syifa. Tetapi, hari ini kedua matanya mbak Syifa sudah terbuka lebar dan mengetahui kebusukan kalian bertiga!”

“Dasar kasar! Perempuan berandalan! Kamu dengan ibumu sifatnya kalian sama-sama bar-bar nggak punya sopan santun kepada orang yang lebih tua,” cibirnya Bu Darma yang berpegangan pada ujung sofa untuk berdiri.

“Aku nggak punya banyak waktu untuk meladeni omong kosong kalian bertiga. Aku ke sini itu karena hanya ingin melihat apakah kalian sudah beres-beres untuk cabut dari sini apa belum! Tapi, ternyata kalian malahan mengadakan rapat dadakan,” ejeknya.

“Kami tidak berhak di usir oleh Mbak Syifa! Kami punya hak untuk tetap tinggal di sini!” Tantang Salwa.

“Terserah kalian mau bilang apa! Kalau nggak mau pergi baik-baik terserah. Yang jelas Mbak Syifa akan mengusir kalian dari sini secara paksa!” Ancamnya Naurah.

“Kami nggak pergi dari sini sampai kapanpun dan kami tidak akan pernah takut dengan ancaman kalian!” Sarah tertantang untuk melawan ucapannya Naurah.

Naurah tersenyum miring, “Jangan salahkan jika nggak lama lagi bakal akan ada orang yang mengusir kalian yang bebal dan nggak punya rasa malu yang memilih untuk tetap bertahan tinggal di rumah yang nggak ada hak kalian untuk tinggali!!” Tegas Naurah.

Ia kemudian meninggalkan ruangan tamu yang buat dadanya terasa sesak karena kesulitan bernafas gara-gara saking jengkelnya melihat tiga orang yang selalu bikin emosi dan tekanan darah.

Naurah sudah melaporkan segalanya kepada Syifa dan kedua orang tuanya mengenai mereka yang keras kepala tidak mau pergi.

“Biarkan saja sementara waktu mereka tinggal di sana! Saya punya rencana yang terbaik agar mereka segera angkat kaki dari sana tanpa harus buang-buang waktu dan tenaga,” imbuhnya Syifa yang tersenyum penuh arti.

“Maksudnya kamu apa Nak? Kenapa kamu santai sekali menghadapi mereka? Bagaimana kalau mereka itu semakin merasa di atas angin dan keenakan hingga mereka lupa daratan dan nggak mau pergi,” Pak Banu Hasyim angkat bicara.

“Paman sabar dan tenang saja. Serahkan segalanya kepadaku karena setelah malam ini, kita akan melihat pertunjukan yang akan sangat menghibur,” ucap Syifa.

“Kalau itu sudah menjadi keputusannya kamu, kami sebagai keluargamu hanya bisa bersabar dan membantu serta mendukung kamu agar apa yang menjadi hakmu kamu bisa ambil dari orang-orang nggak tau trimakasih itu,” timpalnya Bu Halimah.

Syifa sementara waktu akan menginap di rumah kedua paman dan bibinya sementara waktu.

Setelah berbuka puasa Syifa dan Naurah bersama-sama menuju masjid untuk mengikuti tarawih berjamaah di masjid terdekat.

Keduanya berjalan beriringan sambil sesekali bersenda gurau, hingga sebuah motor berhenti tepat di depan mereka. Sang pengendara motor itu, gegas memarkirkan motornya dengan asal karena tidak sabar ingin bertemu dengan Syifa.

“Syifa! Kapan kamu datang!? Kenapa nggak ngabarin kalau Kamu pulang kampung kan aku bisa minta dibelikan oleh-oleh, atau kamu pasti beliin aku oleh-oleh mahal kan seperti tahun lalu,” cecar Amri yang memberondong pertanyaan untuk Syifa.

Naurah menatap jijik Amri,” astaga dragon! Bukannya bertanya kabar kekasihnya baik apa kagak! Ehh ini hanya bertanya masalah oleh-oleh doang. Ya ampun pamor Mbak Syifa dikalahkan dengan sebuah oleh-oleh!”

Syifa menggelengkan kepalanya agar Naurah bisa diam dan menahan esmosinya itu agar rencananya tidak gagal untuk mengakhiri hubungan rencana pernikahannya.

Amri sampai-sampai melototkan matanya ke arah Naurah yang sama sekali enggan untuk melihat pria yang membuat matanya sepet.

“Apa hubungannya kamu dengan urusan kami berdua ha!? Wajarlah Syifa membelikan apapun yang aku inginkan karena kami tidak lama lagi akan menikah! Jadi kamu sebaiknya diam saja nggak perlu banyak bacok!” Ketus Amri.

Syifa memegangi tangannya Naurah dibalik mukenah yang dipakainya,” Maaf Abang kepulangan saya ke desa sebenarnya itu dadakan nggak pernah saya rencanakan. Tapi, karena gara-gara saya sangat merindukan Abang calon suamiku sehingga tahun ini saya mudik lebaran ke kampung.”

Amri tersenyum sumringah mendengarnya,” jadi kamu belikan aku oleh-oleh? Kalau boleh tau itu apa?” Tanyanya antusias.

“Rahasia dan hadiah itu spesial untuk Abang, insha Allah nanti hari minggu saya akan bertamu ke rumahnya Abang dan bertemu dengan kedua calon mertua saya sekaligus bertemu dengan Mbak Alda juga, Saya mohon kepada Abang untuk bersabar dikit nggak apa-apa kan?” jelas Syifa.

Awalnya Amri sedikit terkejut mendengar nama Alda disebut oleh Syifa sedangkan Syifa memperhatikan dengan seksama perubahan raut wajahnya Amri yang dalam sekejap mata mengalami perubahan yang cukup besar.

“Kita mulai permainannya calon mantan tunangan! Kamu akan mengetahui siapa perempuan yang berdiri di depanmu saat ini,” monolognya Syifa yang tersenyum lebar seperti biasanya kalau bertemu dengan Amri si pria matre itu.

“Apa jangan-jangan dia sudah curiga kalau kami pacaran? Tapi, kayaknya itu nggak mungkin deh. Mungkin Syifa hanya kangen saja secara kan mereka teman semasa kecil,” batinnya Amri yang menepis pikiran negatifnya dari dalam pikiran dan hatinya.

Syifa berjalan ke arah Amri,” Abang semakin gagah saja memakai motor ini. Abang semakin macho dan berwibawa kayaknya kalau motornya dijual terus saya tambahin uangnya untuk beli motor sport kayak motor anak majikannya saya.”

Amri klepek-klepek salting melting diperlakukan seperti itu oleh Syifa. Padahal selama mereka pacaran, pegangan tangan saja jarang banget mereka lakukan apalagi saat ini Syifa mengelus dadanya Amri dengan sensual dan manja.

Naurah yang melihatnya ingin muntah tetapi disisi lain, dia kagum dengan aktingnya Syifa dan kemampuannya mengendalikan emosinya di depan Amri.

“Kamu setuju membelikan Abang motor gede seperti yang ada di televisi itu?” Tanyanya dengan antusias.

Amri sudah membayangkan dirinya memakai motor impiannya sambil membonceng Alda selingkuhannya.

Syifa mengangguk-angguk patuh,” iya Abang masa nggak percaya dengan apa yang saya katakan?” jawabnya dengan nada suara lemah lembut seraya melingkarkan tangannya ke lengannya Amri dengan manja.

“A-nu a-ku percaya padamu. Kalau begitu mulai besok aku akan mencari pembeli yang mau membeli motorku ini terus uangnya aku akan serahkan kepadamu agar kamu yang beli di kota,” ujarnya Amri.

Syifa tersenyum simpul karena rencana pertamanya berjalan mulus. Amri gegas pergi dari sana sedangkan Syifa gegas meludah saking jijiknya sudah bersentuhan dengan Amri.

“Cih! Tubuhku sudah nggak bersih lagi, wudhu saya juga batal gara-gara pria brengsek itu!” Gerutunya.

“Hahaha! Semua apa yang kita inginkan memang butuh proses dan juga pengorbanan yang tidak sedikit. Aku nggak percaya dengan adegan drama yang Mbak jalankan terlihat sangat alami dan natural,” pujinya Naurah.

“Hehe! Saya pulang ke rumah,” ucapnya kemudian gegas berjalan cepat ke arah jalan pulang.

Syifa pulang ke rumah bibinya untuk berganti mukenah dan bersih-bersih mumpung waktu shalat isya masih jauh. Ia merasa sangat kotor setelah disentuh oleh Amri si pria Mokondo.

1
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Ade Olif
sifa jgn jd oneng krn cinta, mn ada tunangan menyankan tunangannya jual diri, laki' ga benar itu si
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak sudah mampir kakak 🙏🏻😘

silahkan mampir baca novel aku yang lain kalo berkenan judulnya Candu Istri Simpanan
Istri Tersembunyi Om Kepsek
Candu Paman Sahabatku
total 1 replies
sunshine wings
kaaan.. suaminya udah naik darah.. 🤭🤭🤭🤭🤭
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak 🙏🏻😘
sunshine wings: 👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼😍😍😍😍😍
total 3 replies
sunshine wings
👍👍👍👍👍
sunshine wings
Yesss!!! Tegaslah dalam menangani hatimu Tuan Muda.. I like.. 💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
sunshine wings
😭😭😭😭😭
sunshine wings
Noooo..
sunshine wings
biar Tuan Muda Jordan semakin bucin dan gak mau jauh dari Syifa dan tumbuh benih² cinta antara keduanya.. 💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
mantan suami? 😅😅😅😅😅
sunshine wings
😂😂😂😂😂
sunshine wings
🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
good Syifa 💪💪💪💪💪
sunshine wings
marah sakit ati??? apa kabar yg kamunya anak beranak perlakukan Syifa seperti kepala keluarga!!! 😤😤😤😤😤
sunshine wings
😱😱😱😱😱🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
malunyaaa ya Allah 🫣🫣🫣🫣🫣😂😂😂😂😂
sunshine wings
Alhamdulillah.. 😍😍😍😍😍
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪💪
sunshine wings
Aamiin yra 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
👍👍👍👍👍👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
sunshine wings
dalam mimpimu.. pemalas!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!