NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Mafia / Konflik etika / Masalah Pertumbuhan / Tamat
Popularitas:15.5M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Sebuah tragedi penyekapan membuat Maharaya bertemu dengan seseorang yang berhasil merenggut kesuciannya.
Seorang pria dingin dan kejam, pimpinan mafia bawah tanah yang sangat ditakuti.

Dia juga dibawa masuk ke dalam kehidupan pria itu yang ternyata bukanlah orang biasa, laki-laki kejam itu adalah seorang putra mahkota dan calon raja masa depan.

Sejak itulah perjalanan hidup Maharaya berubah drastis. Dia dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang diluar bayangannya, dipenuhi oleh kekerasan, ketakutan, kesedihan sekaligus kesakitan, sampai akhirnya dia mengenali dirinya sendiri.

Mampukah Maharaya bertahan dengan kehidupan kerasnya dan mendapatkan cinta sejati dari pria dingin itu yang nyata-nyatanya masih dibayangi oleh cinta masa lalunya?

Yuuk... kita ikuti saja kisah selengkapnya di sini..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Mencoba Bertahan

❤️❤️❤️

Sean masuk ke dalam ruang perawatan Raya

dengan wajah yang terlihat bersinar cerah.

Pria itu sudah lengkap dengan setelah kerja

nya, tampan dan menawan. Raya menempati

ruang perawatan VVIP sesuai dengan yang

di perintahkan oleh Aaron.

"Selamat pagi Baby.. bagaimana kabarmu

hari ini.?"

Dengan tersenyum lebar Sean mengulurkan

sebuket bunga cantik ke hadapan Raya yang

hanya menatapnya dalam diam. Wajah gadis

itu terlihat datar, tak ada semangat ataupun

harapan yang terlihat dari pancaran matanya.

Dia memandang wajah tampan pria bule

yang selama hampir setengah tahun ini tidak

pernah berhenti mengejar hatinya, sejak pria

itu berada di negara ini dan menjabat posisi

sebagai direktur di perusahaan tempat Raya

bekerja yaitu ' Marvello's Corporation'.

"Kau tidak perlu melakukan semua ini Tuan."

Ucap Raya dengan suara yang sangat dingin.

Dia meraih bunga itu, menyimpan nya di atas

pangkuan. Senyum Sean terkulum lembut,

pria itu tidak pernah memasang tampang

kusut ataupun kacau di hadapan Raya walau

kondisi pikirannya sedang serumit apapun.

"Kau pantas mendapatkannya baby. Kau

adalah wanita tercantik yang pernah aku

temui selama ini. Kau sangat istimewa.."

"Sudah hentikan bualannu itu ! Kau tahu

pasti aku sudah berbeda sekarang.!"

Raya memalingkan wajahnya kearah jendela,

tidak sanggup kalau harus bersitatap dengan

pria itu yang akhir-akhir ini sudah mampu menghangatkan hatinya, memberinya sedikit

kenyamanan saat bersama walaupun mereka

belum resmi jadian. Sean duduk di samping

Raya, wajahnya kini tampak serius. Dia meraih

tangan kiri Raya yang terluka, mengelus nya

lembut penuh perasaan.

"Maaf kalau waktu nya kurang tepat. Tapi aku

tidak bisa menundanya lagi. Aku berniat serius

dengan mu Raya. Aku ingin melamarmu. "

Raya melirik cepat, menatap wajah Sean penuh

keterkejutan dan rasa tidak percaya mendengar

apa yang di ucapkan nya barusan. Keduanya

saling menatap kuat mencoba meyakinkan diri.

Tapi tidak ada sedikitpun keraguan yang terlihat

dari sorot mata bermanik biru laut itu.

"Aku harap kau masih mempertahankan

akal sehat mu Tuan Sean..!"

"Aku sadar sepenuhnya dengan ucapanku.!"

"Aku bukan Raya yang kemarin Tuan Sean.!

Aku tidak berharga lagi sekarang.."

"Aku tidak peduli dengan itu. Kita akan segera

memproses masalah ini ke jalur hukum. Aku

akan memenjarakan ******** itu.!"

"Kau benar-benar konyol Tuan..!"

"Sekarang katakan padaku siapa laki-laki

brengsek itu.! Aku akan melacak nya.!!"

"Cukup ! Aku bahkan tidak mengenalnya

sama sekali. Jadi aku mohon, hentikan

semua kekonyolan mu ini.!!"

"Aku sangat mencintaimu Maharaya..!!"

Mata mereka kembali saling menatap kuat.

Raya menggelengkan kepala pelan dengan

raut wajah mulai berubah muram. Sean kini

menggengam kuat tangan Raya yang terluka.

"Aku tidak akan menyia-nyiakan mu Raya.

Aku akan membalut semua lukamu.."

Raya menepis genggaman tangan Sean,

memalingkan wajahnya kearah lain. Kali ini

dia tidak boleh lagi meneteskan air mata.

Hatinya sudah tidak berbentuk saat ini.

Mungkin kalau keadaannya tidak seperti

sekarang ini dia akan sangat bahagia saat

mendengar ucapan Sean barusan. Tapi..

sekarang, semuanya telah berubah. Dia

hanya seonggok sampah yang tidak layak

mendapatkan belas kasihan laki-laki baik

seperti Sean.

"Kau berhak mendapatkan wanita yang lebih

baik segala-galanya dariku Tuan. Kau punya segalanya, kau bisa mendapatkan wanita

manapun, tolong jangan korbankan dirimu

hanya untuk wanita yang sudah ternoda

sepertiku..!"

Tegas Raya dengan tatapan yang terlihat

sangat terluka. Sean menatap tenang wajah

Raya, tapi ada pancaran amarah yang kini

tersembunyi di sudut hatinya. Dia tidak akan

mengampuni ******** yang telah merusak

dan membuat seorang Raya kehilangan jati

dirinya yang dulu selalu percaya diri, berani

dan penuh dengan semangat.

"Tapi yang aku inginkan hanya kamu saja.

Aku sudah cukup lama menunggu saat

ini Raya, tolong lihat aku !"

"Aku mohon Tuan Sean, hentikan semua nya.

Saat ini aku tidak menginginkan apapun lagi."

Sean terhenyak, menatap tajam wajah Raya

dengan rahang yang sedikit mengeras.

"Aku tahu kau butuh waktu sendiri dulu Raya.

Dan aku akan selalu ada untuk mu. Akan aku

tunggu sampai kapanpun."

"Tolong tinggalkan aku sendiri Tuan Sean.!"

Raya memalingkan wajahnya, Sean menatap

Raya sambil menghembuskan nafas berat

kemudian berdiri merapihkan jas nya.

"Baiklah, aku pergi dulu. Setelah semua urusan

beres, aku akan kesini lagi."

Sean meraih tangan Raya, menatap lekat

wajah gadis itu yang masih berpaling sambil

memejamkan matanya. Perlahan dia mencium

lembut jemari tangan Raya dengan tatapan

yang tiada lepas dari wajah cantik gadis itu

yang kini sudah kembali berdarah. Setelah itu

dengan berat hati dia berlalu keluar ruangan.

Raya menghembuskan nafas berat. Apa yang

akan dia lakukan sekarang.? Raya menatap

pergelangan tangannya yang terluka. Kenapa

Tuhan tidak mengijinkan dirinya lepas dari

semua kepahitan ini. Apakah Tuhan punya

rencana lain untuknya ? Raya memejamkan

matanya. Baiklah..! kalau begitu dia tidak akan

membiarkan dirinya terpuruk lagi. Apapun

yang terjadi nanti, akan dia hadapi semuanya.

"Ohhh..kau disini rupanya Nona besar.!"

Raya membuka matanya sedikit terperanjat.

Dia menatap kedatangan kedua saudari

tiri nya yang kini sedang berjalan mendekat.

Mereka berdua, Riri dan Mila berdiri di sisi

ranjang sambil melipat kedua tangannya

di dada dengan tatapan miring sedikit sinis.

"Apa yang terjadi dengan mu Nona Besar.?"

Tanya Riri sambil menatap tajam kearah luka

di pergelangan tangan Raya.

"Aku yakin penjahat itu sudah mengambil

kehormatan mu yang sangat kau banggakan

itu kan ? Itu adalah hukum karma untukmu

Nona Raya, karena selama ini kamu selalu

mengusili urusan kami..!!"

Mila menambahkan dengan tatapan yakin

penuh senyum kepuasan. Raya menatap

kedua gadis berpakaian seksi itu bergantian

mencoba untuk tetap tenang.

"Hei..aku ingin tahu, bagaimana rasanya

bercinta untuk pertama kalinya dengan

terpaksa apalagi harus melayani laki-laki

buas seperti penjahat itu.?"

"Aku yakin itu pasti sangat berkesan Kak

sampai-sampai dia memutuskan untuk

mengakhiri hidupnya..!!"

Tanpa perasaan kedua adik berkakak itu

tertawa kecil mengejek membuat Raya tidak

tahan lagi dia mengepalkan tangannya kuat.

"Kalau kedatangan kalian kesini hanya untuk

itu, sebaiknya kalian pergi sekarang juga.!"

Raya menunjuk ke arah pintu dengan tatapan

tajam yang langsung membuat tawa kedua

gadis itu berhenti. Riri maju mendekat lalu

mencengkram dagu Raya dengan kuat.

"Ini semua pantas kamu dapatkan.Selama ini

kamu terlalu angkuh dan sombong dengan

semua kehormatan mu. Kau menolak setiap

pria yang mendekatimu dengan arogan.!"

Desis Riri sambil menepis kasar wajah Raya

hingga dia berpaling kencang.

"Silahkan kalian hujat aku sesuka hati. Yang

jelas selama ini aku tidak pernah merugikan

siapapun, termasuk kalian.!"

Raya berucap sambil menatap tajam wajah

Riri dan Mila yang tersenyum sinis.

"Ohhh.. jadi kau pikir begitu.? Kau tidak

sadar telah merugikan orang lain.?"

Mila maju mendekat membuat Raya mundur

ke ujung tempat tidur.

"Selama ini kau terlalu cantik dan berharga

Raya.! Dan itu adalah kerugian bagi kita,

semua mata laki-laki tidak pernah melihat

kearah kita karena keberadaan mu. Dan

kau tahu, aku sangat membenci hal itu.!"

Mila mendorong bahu Raya yang hanya

bisa memejamkan mata, mencoba

menahan diri untuk tidak terprovokasi.

"Tapi sekarang kau hanyalah sisa.! Kau

tidak lebih berharga daripada kita. !!"

Desis Riri sambil kemudian ikut mendekat,

menatap mengejek dengan senyum sinis

penuh arti. Dia mendekatkan wajahnya.

"Hati-hati.. Aku yakin akan ada kejutan baru

yang kau dapatkan..Jayden junior hahaa..!!"

Tawa Mila dan Riri seketika meledak, mereka

berdua melenggang pergi masih menyisakan

tawa bahagia. Raya terhenyak dengan wajah memucat.Tuhan.. apa ini.? dia tidak pernah memikirkan hal itu sebelum nya !! Tidak,

itu tidak akan pernah terjadi. Sialnya, cairan

bening meluncur begitu saja tanpa bisa di

tahan. Raya memejamkan matanya rapat

menahan segala rasa yang kini membuat

dadanya kembali sesak. Dia seakan telah

jatuh kembali ke lembah keterpurukan.

***

"Dengarkan aku Raya, kau tidak sendiri.

Masih banyak orang yang menyayangi dan

mencintai dirimu. Ada orang yang sudah

begitu tulus dan yakin ingin menjagamu.!"

Jessica meyakinkan Raya untuk kembali

bangkit dan keluar dari semua keterpurukan.

Dia tidak ingin sahabatnya itu menghancurkan

dirinya sampai sejauh ini. Raya menghela

nafas pelan lalu mengangguk dan memeluk

erat tubuh sahabatnya itu.

"Baiklah, aku akan mendengarkan mu kali

ini. Terimakasih karena kamu selalu ada

untukku selama ini. "

"Tentu saja. Kita adalah sahabat , sampai

kapanpun.!"

Jessica mengelus rambut Raya, tidak lama

mereka saling melepaskan diri.

"Sekarang bilang padaku siapa laki-laki itu.?"

DEG !

Jantung Raya tiba-tiba berdetak kencang,

bayangan wajah dingin Aaron serta lintasan

kejadian malam itu kini berputar cepat dalam ingatannya. Dia menggeleng kuat , menatap

Jessica mulai di serang kecemasan.

"Jes, aku mohon.. jangan memaksa ku untuk

mengingat kembali kejadian itu. Biarkan aku

beradaptasi dengan semua ini terlebih dahulu."

"Oke, baiklah.! Maafkan aku karena sudah

mengingatkan mu pada kejadian itu.!"

Jessica menggenggam tangan Raya berusaha

untuk menenangkan nya dengan mengelus

lembut wajah bening gadis itu.

"Kau mau aku belikan gado-gado Pak Min

kesukaan mu.?"

Tiba-tiba Jessica berucap dengan wajah

berbinar, Raya menautkan alisnya, tapi

ada ketertarikan yang sangat terlihat di

wajah nya.

"Tapi ini sudah malam Jes.!"

"Masih ada lah, kalau pun dia sudah pulang

aku akan ke rumahnya langsung."

"Jangan Jes, lain kali saja.."

"No, tunggu ya..aku tidak akan lama, malam

ini aku akan menemanimu di sini."

Jessica mengecup lembut pipi Raya

kemudian melangkah pergi keluar ruangan.

Raya hanya bisa terdiam menatap kepergian

sahabatnya itu seraya menggeleng pelan.

Tidak lama dia beranjak turun dari ranjang.

Dia ingin membersihkan dirinya karena

sekarang tubuh nya sudah terbebas dari

berbagai alat medis. Dengan perlahan dia

berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Setengah jam kemudian Raya sudah keluar

dari kamar mandi dengan keadaan yang

terlihat lebih segar. Kondisinya saat ini

sudah sangat stabil, hanya tinggal proses

pemulihan saja. Rencana nya besok dia

akan keluar dari rumah sakit. Sekarang ini

dia sudah tidak memakai pakaian rumah

sakit lagi, Raya mengenakkan gaun tidur

panjang dengan ukuran yang sangat pas

membalut manis tubuh ramping nya.

Raya berdiri di balkon, mencoba menikmati

semilir angin malam yang terasa sejuk di

kulit dan cukup memberinya ketenangan.

Tidak lama terdengar suara pintu ruangan

yang tertutup.

"Jes.. kamu sudah kembali.?"

Raya bertanya masih dalam posisi tubuh

menghadap kearah hamparan pemandangan

kota di bawah sana berhias kerlip lampu

malam yang sangat indah.Tidak ada sahutan

dari arah ruangan membuat Raya menautkan

alisnya, bingung dan sedikit curiga.

"Jes.. apa itu kau..."

Ucapan Raya menggantung di udara saat

dia memutar tubuhnya. Matanya membulat

indah begitu melihat satu sosok tinggi gagah

kini tengah berdiri di ambang pintu dengan

wajah datar nya. Mata mereka bertabrakan,

saling menatap kuat, Raya mundur ke ujung

balkon, dengan tatapan waspada bercampur

tegang kearah pria yang ingin di hindari nya

itu. Tatapan tajam pria itu melemaskan lutut

Raya dan membuat kakinya goyah.

***

Happy Reading....

1
Merlani Hidayat
baca ulang ke 3x nya
Anonymous
Buat authornya 💗💗😭😭makasih udah bikin cerita sebagus ini plisss pengin jadi raya aron bener bener keren bgt karakternya jatuh cinta arghhhhh😭😭😭😭
Putu: Aku juga dari th 2025. Untung ketemu judulnya. Udah dari SMA love bgt sama ini😭
total 1 replies
Anonymous
Baper banget plis udah 5 tahun baca ini ga bosenin 😭😭
soso
Luar biasa
Momy Haikal
dari semua novel author aku suka cerita Agra kiran Devan Sherin dan raya aron sisanya aku kurang srek sm pemeran laki lakinya
Lismawati Salam
Luar biasa
☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ
dibaca berapa x pun tetap nyangkut dan serasa terhanyut dlm cerita ini
Teh Lis Putri
woooo kerean
Naila fikri sho Fiya
luar biasa karyamu thor
Sri Suhartati
Biasa
Sri Suhartati
Buruk
Naila fikri sho Fiya
Kecewa
Naila fikri sho Fiya
Buruk
Ita Setiana
Luar biasa
Sur Tini
sebener nya kenapa yah..ap aroon susah punya anak sampe terkejut begitu
Serevina Simanjuntak
Luar biasa
𝓛𝖊𝖊𝖈𝖍𝖞𝖗𝖆
cerita menarik klo bisa ada lanjutan nya donggg
Naila Azmi
kk mau kelanjutan kisahnya keanu donk kk
pasti lebih seru
Heti Supriyati Laela
luar biasa bikin yang baca ketagihan
Naila Azmi
gk bisa ngebayangin thor gmna tampannya seorang marvel de enzo 😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!