Arkana Mahendra.Badboy tampan yg menikahi gadis cantik bernama Kartika Putri
Sama2 ingin berjuang untuk saling menyayangi satu Sama lain...Lantas apakah hidup mereka berjalan penuh kebahagiaan??..
baca cerita selengkapnya di bawah ini🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEEN ika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab8
perjalanan pulang ke rumah Arka, Abel hanya diam dan dengan pemandangannya yang ia tatap ke arah jendela mobil, menatap gedung-gedung pencakar langit yang ada di sekitarnya.
begitu juga dengan Arka, yang hanya diam saja! lelaki itu hanya fokus menyetir sedari tadi, tanpa memulai percakapan apapun.
mobil yang mereka gunakan saat ini adalah mobil BMW M4 milik Abel yang diberi sebagai maharnya.
gadis itu menyuruh Arka, agar menggunakan mobil itu saja! jadi tidak perlu repot-repot menyuruh orang untuk membawakan mobilnya.
melihat Abel dari tadi dia menatap ke arah luar jendela, membuat Arka menghelai nafasnya pelan.
dari wajah gadis itu, terlihat jelas bahwa dia keberatan semenjak berpisah dengan kedua orang tuanya. bahkan dia juga sempat menangis.
menjadi anak yang manja dengan kedua orang tuanya, tentu saja sangat berat untuk Abel untuk meninggalkan mereka.
""Jangan sedih!""ucap Arka membuat Abel menoleh ke arah lelaki itu.
""gue nggak sedih""bohongnya
"lo beruntung masih bisa ketemu sama orang tua lo, kita bakal sering kunjungi mereka nanti!... beda lagi kalau gue"ucap Arka membuat Abel tertegun.
di balik kesedihannya, ternyata masih ada Arka yang paling merasakan sedih saat ini.
" gue udah nggak bisa temuin orang tua gue lagi.... mereka udah bahagia sama kehidupan barunya"ucap Arka
"sabar ya"
"ya. udahlah! nggak usah milu gitu ekspresi lu"sanggah Arka cepat, pasalnya dia tidak ingin bersedih-sedih lagi.
tabel memutar bola matanya malas"tapi, malam ini lo nggak usah keluar ya? gue takut kalau ditinggal sendirian di rumah lo, apalagi gue masih baru"ucap Abel dah ekspresi memelas.
"hmmm"gumam arkas kenanya.
"hah? jadi malam ini siapa yang masak buat kita dong?"tanya Abel menoleh ke arah suaminya bingung.
"lo kan ada"jawab Arka santai, membuatnya mendelik
"gue nggak bisa masak! nggak pernah urus begituan"ucap Abel.
mata Arka mengerjakan beberapa kali, serius gadis di sampingnya ini nggak bisa masak? terus kalau nggak bisa masak, kenapa mamanya antusias menyuruh mereka menikah.
jelas-jelas, Elana berkata saat itu'menikahlah, jika mama sudah tiada setidaknya ada yang mengurusimu'
Elana salah besar sih! masak suruh anaknya nikah, sama cewek yang tidak bisa masak.
Oh! Arka lupa, jika Abel ini adalah anak konglomerat ternama, jelas dia tidak pernah melakukannya,
"heran! mama, kenapa malah nyuruh gue nikah sama orang yang belum ngerti cara ngurus suami? gumam Arka.
Abel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,"iya juga ya.... tapi gue baik kok orangnya... gue juga tahu cara melayani suami dengan baik, kecuali masak, itu gue nggak bisa"seru Abel
"layani gimana?"otak Arka mendadak oleng saat mendengar ucapan istrinya.
"ya layani! kayak nyiapin makanan di saat dia pengen makan? terus nyiapin baju kalau dia mau pergi itu kan?"
"lagian nih ya! kalau lo masih bisa nyewain pembantu, buat apa gue masak? istri itu bukan untuk dijadiin babu,"
"di dalam Islam, memasak itu bukan kewajiban istri! tapi kewajiban suami. tugas istri cuma nurut sama suaminya"ceramah Abel.
diam-diam, harta menarik sudut bibirnya menghasilkan senyuman tipis.
"dan gak boleh nolak saat suaminya ajak malam pertama?"simpal Arka membuat Abel tersentak.
" y ...ya"jawabannya, pipi yang mendadak merona.
"sooo, lu mau nggak kalau gue ajak ngelakuin hubungan suami istri malam ini?"godaarta tersenyum menyeringai.
" a..apa sih ar? fokus nyetir sana lo, nabrak boruto rasa nanti"ucap Abel ketus, menahan gugup.
"nolak ajakan suami, dosa. Abe Livina adeeva William!"
"Arkana"reng rengek Abel kesal membuat Arta terkecil.
****
malam ini, Arka benar-benar tidak keluar. dia menemani Abel di rumahnya, agar gadis itu tidak ketakutan.
dan malam ini, dia juga kedatangan jeck sekretaris kepercayaan Elana, yang katanya akan mengelola perusahaan Mahendra group untuk sementara waktu. mereka perlu kesepakatan untuk itu!
ini sudah pukul 10.00 malam, jeck pun pamit pulang setelah lama berbincang dengan Arka.
kau siapa pewaris perusahaan Mahendra grup nanti"ucap-siap membuat Arka tersenyum tipis sangat tipis.
"baiklah, kalau begitu saya permisi dulu"
"Arka!"ucapan ya terhenti ketika mendengar seorang gadis yang meneriaki nama Arkana.
kedua pria itu mengalihkan pandangan ke arah tangga, dan masih agak simpan di sana ada Abel yang sedang menuruni tangga.
gadis itu hanya menggunakan celana hot paint dan juga baju kaos tipis membuat paha putih mulusnya terlihat.
apa itu membuat Arka berdecak saat melihat pakaian gadis itu,,"jangan lihat dia"katanya dingin pada Jack posesif sekali.
zat yang mengerti maksud Arka, langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
datang dengan muka cemburunya"ada apa?"tanya Arka mengernyit bingung.
tangannya bergerak mengambil bantalan sofa, dan menaruhnya di atas paha Abel yang terekspor.
"Selesaiin dulu, pembicaraan lo"status abis semakin membuat Arta heran dibuatnya
kenapa dia tiba-tiba bete gitu?
"ini istri kamu ya Arka?"tanya Jack
arca yang tadinya menatap Abel sekarang menoleh ke arah Jack,"iya"jawabnya mantap
mantan sekretaris Elana itu tampang memperhatikan Abel lamat-lamat,"dia cantik"Ciledug pria matang itu yang langsung diratapi tajam oleh Arka.
"jaga mata lo"ucap Arka dingin
Jack terkekeh kecil,"selamat atas pernikahan kalian! maaf karena tidak datang waktu itu orang tua saya sedang sakit"
"nggak masalah! sana pulang"usir Arka membuat Jack tergelak seketika.
"kamu posesif sekali, padahal baru 4 hari nikah"ciberejek membuat Arkan hanya menunggu jengkel.
"Saya pulang dulu! nanti kita akan sering ketemu, untuk membahas perusahaan"ucap jet diangguki oleh Arka.
setelah itu dia pergi dari sana.
sekarang tinggallah Abel dan Arka berdua di rumah mewah ini.
"Arka"panggil Abel lirik.
Arkana lelaki itu menjatuhkan bokongnya di atas sofa samping Abel peningnya berkerut bingung.
apalagi saat air mata gadis itu mulai jatuh dari kerupuk matanya,"kenapa sih? ada yang sakit?"tanya Arka mendadak , cemas.
Abel menggeleng,"bukan"
"ya, terus kenapa nangis?"tanya Arka lagi.
"ke orang tua gue nggak nelpon? mereka nggak nyuruh gue buat balik lagi"aduhnya sambil terisak, membuat Arka ternganga.
"ya kan, udah pindah ke sini! mangkanya mereka nggak nyuruh lo pulang lagi"
"setidaknya, mereka telepon! buat nanya kabar gue, chat atau apa kek. ini nggak! Mereka emang udah nggak sayang sama gue"petiknya geram.
Arka diaframa plongok seperti orang bodoh, saat melihat tingkah istrinya.
"lo kenapa sih, lagi datang bulan? makanya jadi sensitif gini, iya?"
agar tidak menggubris, dia terus menangis sampai sesegukan lebay.
dia juga tidak mengerti, kenapa bisa menangis seperti ini? mungkin efek datang bulan membuatnya jauh lebih sensitif.
benar tebakan Arka! Abel sedang menstruasi, untuk saja dia membawa pembalutnya dari rumah, jika tidak maka dia pasti akan repot membelinya.
"udah jangan nangis lagi! mungkin orang tua lo lupa nelponnya"ucap Arka menenangkan
"lagian aneh banget! masak karena nggak ditelepon nangis sih?, kan bisa telepon duluan"
,"lah iya, kenapa gue nangis ya?"gumam Abel seakan baru tersadar dari mimpinya,"sorry! sedih banget tadi"ucapnya meringis kikok membuat arca memutar bola matanya malas.
"ayo tidur, mata lo udah sayu banget"ucap Arka
dia menarik tangan Abel membawanya naik ke atas
tabel sempat tersentak dengan tarikan Arka, namun sebelum akhirnya mengikuti langkah suaminya dengan pasrah.