seorang pemuda yang memiliki paras tampan juga disebut-sebut Pria sempurna berumur 29 Tahun belum pernah menjalin hubungan dengan Wanita manapun.
"Tuan? saya sudah membereskan wanita jal*ng itu." ucap sang Asisten dengan wajah sangar dan kepala Botak.
"hmm??! apa kau belum menemukan Gadisku?" tanya Pria itu dengan mata terpejam.
Asisten Botaknya itu hanya mematung dan sebuah tatapan tajam menghunus padanya.
"cari sampai dapat..! kau sudah banyak mengecewakanku." titah Pria itu dengan sorot mata membunuh.
Asisten Botak hanya menghela nafas pasrah, dengan deskripsi Tuan nya saat berusia 10 Tahun diselamatkan oleh seorang Gadis cantik yang katanya punya kekuatan hebat diluar nalar anak seumurannya, dimana Asisten Botak bisa menemukan ciri-ciri gadis itu? apakah Pemuda Tampan yang akrab dipanggil Dewa itu akan menemukan sosok Cinta Pertamanya? Ikuti Kisahnya ya??
mohon dukungannya ??! Terimakasih...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rumor tak benar
ke esokan harinya,
Dewa telah selesai membersihkan diri bahkan telah rapi dengan pakaian santainya keluar dari Kamarnya dan melihat Asisten Han telah lebih baik juga keluar dari Kamarnya.
"Tuan? anda mau kemana?" tanya Han melihat penampilan Dewa bukannya mengenakan stelan jas malah mengenakan baju santai seperti mau ke pantai.
"kau urus Perusahaan Han..? aku ingin melihat keseharian Sya." titah Dewa sembari melangkah pergi meninggalkan Han yang mematung lalu sedetik kemudian menghela nafas pasrah.
"terserah kau saja Tuan." ucap Han layaknya kawan saat Dewa telah pergi.
mana mungkin Han mencegah Dewa terlebih lagi Gadis itu sudah lama dicari-cari olehnya.
.
Dewa menaiki Mobilnya yang berwarna hitam pekat, Ia segera melaju kencang meninggalkan kawasan Apartemennya menuju Perumahan Beringin.
tanpa berpikir panjang Dewa memasuki kawasan itu dan didepan pagar ketika Satpam mengetuk kaca Mobil Dewa, Dewa menurunkan kaca Mobilnya tanpa menoleh.
"ahhhh!" Satpam itu terjungkal kebelakang membuat temannya panik langsung melihat pengendara nya juga membuatnya syok.
"buka..!" titah Dewa dengan dingin.
"ba--baik Tuan Muda." jawab kedua Satpam itu segera membuka gerbang Perumahan Beringin itu.
Dewa pun menginjak pedal Gasnya, sedangkan kedua kaki masing-masing Satpam itu sudah gemetaran lalu merosot begitu saja. sungguh mereka tidak ingin mencari masalah dengan Pria itu yang tidak akan segan membuat batu sandungannya hancur, itu sebabnya tidak ada yang berani menghalangi apapun tindakan Dewa.
setibanya di Perumahan Blok 4A nomor 7, Dewa melambatkan laju kendaraannya dan Ia seketika tertegun melihat sosok Sya baru saja keluar Rumah dengan raut wajah ceria namun penampilannya yang culun malah terlihat menarik dimata Dewa.
Dewa sudah lama mencari sosok Gadis itu dan ketika menemukannya tentu saja Ia menatap begitu intens dan teliti, Sya sebenarnya sangat cantik walau tertutup dengan rambut kepang 2, kacamata tebal serta pakaiannya yang tidak terlalu menarik itu.
Dewa segera mencari tempat yang lapang untuk memutar arah Mobilnya.
di depan Rumah Sya tampak sibuk mengenakan helm dan duduk diatas Motornya.
Sya melihat Mobil mewah yang melaju pelan cukup jauh darinya, Ia mengangkat bahunya tidak peduli berpikir kalau Mobil itu pasti sedang mencari tempat tinggal di Perumahan Beringin itu padahal Mobilnya mewah namun Sya berpikir kalau Pemilik Mobil itu hanya meminjam atau sedang kredit.
"ayo kita berangkat Sya..! hari ini kamu akan gajian!!" pekik Sya dengan ceria mengangkat sebelah tangannya ke Udara lalu melajukan sepeda motornya dengan pelan.
Sya tidak sadar Mobil Dewa mengikutinya dengan jarak cukup jauh, Pria itu cukup gila untuk melihat keseharian Sya.
Sya memarkirkan Motornya sambil tersenyum, Ia menyapa ramah para pekerja yang juga sedang lalu lalang disekitarnya namun diacuhkan saja oleh mereka semua, Sya memang ceria walau semua Orang membencinya karna culun juga punya fisik lemah namun di sayang Bos.
"gajian..! gajian.. gajian..!" Sya melompat-lompat riang sembari berlari senang memasuki tempat kerjanya.
Dewa yang awalnya marah melihat kelakuan rekan kerja Sya seketika langsung hilang amarahnya melihat Sya begitu menikmati hidupnya, Gadis itu terlihat begitu riang dan ceria seperti tidak punya beban hidup.
"kamu hidup dengan baik selama ini Sya." gumam Dewa yang sok akrab dengan gadis itu.
Jika Sya tau ada yang memanggilnya dengan panggilan awal nama nya adalah Orang asing yang tak dikenalnya mungkin Gadis itu akan menjewer pelakunya tanpa peduli kalau yang memanggilnya adalah Orang terkaya nomor 1 di Negaranya.
Dewa mengeluarkan Ponselnya dan menghubungi Asisten Han, "Han? cari tau siapa saja yang berhubungan dengan Syakirana." perintah Dewa dengan tegas lalu mematikan panggilannya tanpa menunggu Han bersuara.
Dewa seperti tidak ada kerjaan lain mengawasi Sya dari pagi sampai siang hari saatnya jam makan siang, semua Orang sedang istirahat sedangkan Sya tak kunjung keluar.
"apa dia tidak makan?" gumam Dewa gelisah dari duduknya.
Dewa segera keluar dari Mobilnya dan memasuki Gudang itu dengan berani, tidak ada yang bisa mencegah seorang Dewa hingga Ia tak menemukan tanda-tanda keberadaan Sya saat Ia hendak keluar tak sengaja Dewa melihat ujung kaki ditempat paling pojokan.
Dewa melangkah ke arah kaki itu dan melihat Sya sedang terlelap tanpa mengenakan kacamata nya, Dewa tersenyum tipis melihat Sya begitu cantik tentu saja Dewa hanya memuji didalam hati lalu Ia berdehem pelan membuat Gadis itu menggeliat dan membuka matanya.
"akkhhh!" pekik Sya berdiri dari tidurnya.
"maaf..! aku ingin mencari seseorang yang bisa mengantarku menemui Pak Bagas." ucap Dewa menahan rasa malu tidak berani memandang Sya lama-lama.
Sya menganga lebar melihat Pria didepannya, Ia mengucek matanya.
"ke--kenapa? apa ada yang salah dengan wajahku?" tanya Dewa mengusap wajahnya.
Sya membekap mulutnya syok, "Tu--Tuan Dewa Kan?" tunjuk Sya.
Dewa mengangguk lalu melihat sekitar, "aku tidak melihat ada karyawan lain disini hanya melihatmu jadi aku bangunkan untuk meminta bantuan."
Sya semakin menjatuhkan rahangnya, "benarkah ini Tuan Muda Dewa yang katanya sangat kejam itu? kenapa dia sangat sopan padaku?" batin Sya.
Dewa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, apakah dirinya kurang sopan padahal Ia sudah belajar bicara sopan pada Sya walaupun kaku karna seumur hidup Dewa tak pernah bicara sopan.
"apa katanya tadi? maaf? Tuan Dewa bisa juga mengucapkan kata Maaf? sepertinya rumor yang beredar tidak benar itu." batin Sya kebingungan.
"hehe..! tidak apa Tuan, apa Tuan mau bertemu dengan Pak Bagas?" tanya Sya dengan ceria.
Dewa tertegun lalu mengangguk sekali sembari melihat ke arah lain, Sya menahan senyumnya.
"apa dia sedang malu? oh Tuhan..! kenapa dia lucu sekali?" batin Sya.
"ekhem..! baiklah Tuan, ayo saya antarkan..?!" ajak Sya dengan riang lalu Dewa mengekori Sya yang menuntunnya pergi ke Ruangan Pak Bagas.
"disini Ruangannya Tuan, ketuk aja pintunya ! kalau begitu saya makan dulu ya Tuan? saya sangat lapar."
"Te--Terimakasih." ucap Dewa kaku lalu segera putar badan membelakangi Sya yang mematung menoleh ke arahnya.
Sya segera pergi sambil menahan senyumnya sekuat tenaga, mana berani Ia menertawai seorang Tuan Muda Dewa lalu Sya pergi meninggalkan Dewa yang balik badan melihat kepergian Sya.
Dewa tidak ingin Sya membencinya jika mendengarkan rumor padahal memang benar, Dewa pun memasuki Ruangan Pak Bagas dengan wajah dinginnya tidak di tunjukkan pada Sya tadi.
"siapa yang masuk ke Ruanganku tanpa mengetuk pin....? Ehhh??" Pak Bagas hendak marah tapi matanya langsung melotot melihat siapa yang memasuki Ruangannya.
"Tu--Tuan Dewa?" Bagas mengucek kedua matanya dan segera berlari menghampiri Pria berkharisma itu.
"A--Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Pak Bagas dengan nada bergetar bahkan jantungnya berdebar kencang saat ini berpikir kalau Ia punya salah pada Pria ini.